Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Saihani 2012 berjudul “Analisis Finansial Usahatani Padi Ciherang Pada Tanaman Jajar Legowo di Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan” diperoleh hasil yaitu usahatani pada sistem tanaman jajar legowo layak diusahakan dengan rata-rata kelayakan usahatani padi ciherang sebesar 1,12usatahani yang diperoleh oleh petani. Titik impas usahatani tersebut selama musim tanam mencapai 1.253,83 kg dan dari hasil penjualan atau penerimaan petani yaitu Rp 4.420.547,93,-.

2.4 Kerangka Pemikiran

Usahatani padi organik saat ini mulai dikembangkan petani sebagai upaya dalam peningkatan produktivitas dengan dilihat dari sisi baik untuk kesehatan dan lingkungan hidup. Beras merupakan olahan dari padi organik sebagai makanan pokok menjadi pertimbangan untuk dikembangkan secara organik. Padi organik yang diusahakan tanpa menggunakan bahan-bahan kimia atau mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia dan lingkungan. Proses produksi padi organik membutuhkan biaya-biaya input produksi yakni biaya tetap dan biaya tidak tetap biaya variabel. Biaya tetap usahatani padi organik yaitu biaya penyusutan alat pertanian, pengairanirigasi dan pajak bumi dan bangunan. Biaya variabel yaitu biaya bibit, pupuk, pupuk organik cair dan tenaga kerja. Produksi padi organik dikali dengan harga jual padi organik merupakan penerimaan petani. Selisih dari total penerimaan petani dengan seluruh biaya yang digunakan dalam usahatani padi organik adalah pendapatan petani. Usahatani padi organik dikatakan layak untuk diusahakan dapat dilihat secara finansial. Analisis yang digunakan yaitu dengan menghitung RC ratio yaitu perbandingan antara penerimaan dengan biaya usahatani padi organik. BC ratio yaitu keuntungan yang diperoleh dibagi dengan biaya produksi padi organik. Kriteria penilaian layak atau tidak layak usahatani padi organik yang yaitu RC ratio lebih besar dari satu dikatakan layak. BC ratio usahatani padi organik lebih besar dari satu dikatakan layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Selain itu analisis Break Even Point BEP yakni tingkat penerimaan, produksi dan harga usahatani padi organik berada pada titik impas atau tidak mendapatkan untung dan tidak mengalami kerugian. Kriteria perhitungannya yaitu break even point produksi lebih besar dari produksi, break even point penerimaan lebih besar dari penerimaan, break even point harga lebih besar dari harga jual padi organik maka usahatani padi organik sudah layak diusahakan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun suatu kerangka pemikiran yang disajikan pada gambar 1. Keterangan: : Menyatakan Adanya Pengaruh : Menyatakan Adanya Hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Usahatani Padi Organik 2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Usahatani padi organik di daerah penelitian sudah layak secara finansial. 2. Break even point usahatani padi organik di daerah penelitian sudah tercapai. Usahatani Padi Organik Proses Produksi Penerimaan Pendapatan Kelayakan Usahatani : 1. RC ratio 2. BC ratio 3. Break Even Point Layak Tidak Layak Biaya Produksi

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Daerah penelitian ini ditentukan secara purposive atau senggaja yaitu dilakukan secara sengaja sesuai dengan tujuan penelitian. Desa Lubuk Bayas merupakan lokasi dengan produksi padi organik terbesar binaan BITRA Bina Keterampilan Desa di Sumatera Utara. Perolehan data tentang luas lahan dan produksi padi organik belum terdapat di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, sehingga data yang diperoleh dari LSM BITRA Lembaga Swadaya Masyarakat Bina Keterampilan Desa yang merupakan institusi yang memberi binaan pertanian padi organik di Sumatera Utara. Kabupaten Serdang Bedagai terdapat beberapa desa yang sudah mengusahakan lahan untuk tanaman padi organik dan semi organik binaan BITRA disajikan pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Luas Lahan Padi Organik dan Semi Organik di Kabupaten Serdang Bedagai, Tahun 2013 No Desa Kabupaten Luas Lahan Ha Organik Semi Organik 1 Lubuk Bayas Serdang Bedagai 4,76 4,36 2 Pulau Gambar Serdang Bedagai 1,5 Jumlah 4,76 5,86 Sumber : BITRA Indonesia, 2014