II.4 Definisi Operasional
Defenisi operasional merupakan defenisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Defenisi operasional juga diartikan
sebagai semacam petunjuk pelaksanaan cara mengukur suatu variabel Singarimbun, 1989: 46. Penyusunan defenisi operasional perlu dilakukan untuk
memudahkan dalam proses pengukuran atas konsep atau konstruksi yang ingin diselidiki peneliti. Untuk memudahkan penelitian, maka peneliti membuat
variabel penelitian sebagai berikut.
Tabel 2.3 Variabel Penelitian
Variabel Dimensi
Indikator Skala
1. Variabel Bebas
X Motif
Penggunaan Program Siaran
‘Cerita Kampus’ -
Informasi
- Identitas pribadi
- Integrasi dan
interaksi sosial
- Hiburan
- Mencari informasi perkuliahan
- Mencari informasi seminar
- Mencari informasi kuliah umum
- Mencari informasi kegiatan UKM
- Mencari informasi kegiatan HMD
- Nama akun Twitter
- Menambah minat belajar
- Mencari sosok panutan
- Menambah relasi
- Kepedulian sebagai mahasiswa
- Keterlibatan sebagai mahasiswa
- Mencari bahan percakapan
- Menghilangkan rasa kesepian
- Mengisi waktu luang
- Melepaskan diri dari rutinitas
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
2. Variabel Terikat
Y Pemuasan
Kebutuhan Followers
UsukomFM -
Informasi
- Identitas pribadi
- Informasi perkuliahan terpenuhi
- Informasi seminar terpenuhi
- Informasi kuliah umum terpenuhi
- Informasi kegiatan UKM terpenuhi
- Informasi kegiatan HMD terpenuhi
- Nama akun Twitter
- Minat belajar bertambah
- Menemukan sosok panutan
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
Universitas Sumatera Utara
Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Variabel bebas Motif penggunaan media menurut McQuail Miller, 2002: 244 dikategorikan
sebagai berikut: a.
Informasi information, yaitu kebutuhan followers UsukomFM akaninformasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi atau
akan membantunya melakukan sesuatu. b.
Identitas diri personal identity, yaitukebutuhan akanpenguatan nilai, penonjolan atau penambah keyakinan, pemahaman diri, eksplorasi
realitas yang ingin disampaikan oleh followers UsukomFM. c.
Integrasi dan interaksi sosial integration and social interaction, yaitu hubungan interaksi yang dibangun antara followers UsukomFM
dengan kehidupan sosialnya. d.
Hiburan entertainment, yaitu kebutuhan akanpelepasan diversi diri dari rutinitas dan masalah, mengistirahatkan tubuh dan pikiran dan
mengisi waktu luang. 2.
Variabel terikat Alasan penggunaan media dan pemuasan kebutuhan menurut McQuail
Miller, 2002: 244 dikategorikan sebagai berikut:
- Integrasi dan
interaksi sosial
- Hiburan
- Relasi yang bertambah
- Kepedulian sebagai mahasiswa tersalur
- Keterlibatan sebagai mahasiswa tersalur
- Mendapatkan bahan percakapan
- Hilangnya rasa kesepian
- Waktu luang yang terisi
- Terlepas dari rutinitas
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
- Ordinal
3. Karakteristik
Responden c.
Jenis Kelamin d.
Usia e.
Angkatan f.
Fakultas g.
Uang Saku h.
Durasi i.
Frekuensi -
Pria dan Wanita -
≤ 18 tahun – ≥ 23 tahun -
2008 – 2013 -
14 fakultas di USU -
≤ Rp 500.000 – ≥ Rp 1.500.000 -
Jam per hari -
Per minggu -
Nominal -
Nominal -
Nominal -
Nominal -
Interval -
Interval -
Interval
Universitas Sumatera Utara
a. Informasi information, yaitu terpenuhinya informasi mengenai hal-
hal yang mungkin mempengaruhi atau akan membantu followers UsukomFM dalam melakukan sesuatu.
b. Identitas diri personal identity, yaituterpenuhinya penguatan nilai,
penonjolan atau penambah keyakinan, pemahaman diri, eksplorasi realitas yang ingin disampaikan oleh followers UsukomFM.
c. Integrasi dan interaksi sosial integration and social interaction, yaitu
terpenuhinya hubungan interaksi yang ingin dibangun antara followers UsukomFM dengan kehidupan sosialnya.
d. Hiburan entertainment, yaituterpenuhinya kebutuhan followers
UsukomFM akan pelepasan diversi diri dari rutinitas dan masalah, mengistirahatkan tubuh dan pikiran dan mengisi waktu luang.
II.5 Hipotesis