36. Waktu Luang yang Terisi
Tabel 4.36
Waktu Luang Responden Terisi
Uraian Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 1
3.4 Tidak setuju
9 31.0
Setuju 17
58.6 Sangat setuju
2 6.9
Total 29
100.0
Sumber: P.36FC.37
Tabel 4.36 menunjukkan penggunaan Cerita Kampus untuk mengisi waktu luang responden. Sebanyak 17 orang 58.6 menyatakan Cerita
Kampus dapat mengisi waktu luang responden dengan informasi-informasi seputar kampus dan dihibur dengan lagu-lagu. 9 orang responden 31 tidak
setuju dengan penyataan tersebut. Beberapa responden mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan lain seperti berolahraga.
37. Terlepas dari Rutinitas Sehari-hari
Tabel 4.37
Responden Terlepas dari Rutinitas Sehari-hari
Uraian Frekuensi
Persentase Sangat tidak setuju
2 6.9
Tidak setuju 12
41.4 Setuju
13 44.8
Sangat setuju 2
6.9 Total
29 100.0
Sumber: P.37FC.38
Tabel 4.37 menjelaskan penggunaan Cerita Kampus untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari.13 orang responden 44.8 ditambah 2 orang
6.9 setuju dapat melepaskan masalah dan rutinitasnya dengan mendengarkan Cerita Kampus.Responden dihibur dengan lagu-lagu dan
Universitas Sumatera Utara
informasi dari penyiar USUKom FM. 12 orang 41.4 lainnya menyatakan tidak setuju.
4.4 Analisis Tabel Silang
Analisis tabel silang berfungsi untuk menganalisa dan mengetahui apakah variabel-variabel yang terdapat dalam motif penggunaan media memiliki
hubungan terhadap variabel-variabel pemuasan kebutuhan followers UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sehingga dapat
diketahui apakah variabel-variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun, 2008: 273.
Analisis tabel silang ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pengaruh program siaran Cerita Kampus terhadap pemuasan kebutuhan followers
UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus. Peneliti tidak akan menyilangkan seluruh variabel X dan Y dalam bentuk tabel silang. Peneliti
hanya akan menyilangkan variabel-variabel berikut ini. 1.
Hubungan antara penggunaan Cerita Kampus untuk mencari informasi seminar di USU dengan menambahnya minat belajar.
Tabel 4.38
Hubungan antara Penggunaan Cerita Kampus untuk Mencari Informasi Seminar di USU dengan Bertambahnya Minat Belajar
Minat Belajar yang Bertambah Total
Uraian Sangat tidak
setuju Tidak
setuju Setuju
Mencari Informasi
Seminar di USU Sangat tidak setuju
1 1
Tidak setuju 1
6 7
Setuju 13
6 19
Sangat setuju 1
1 2
Total 2
20 7
29
Sumber: P.9FC.10 dan P.29FC.30
Tabel 4.38 menunjukkan hubungan antara penggunaan Cerita Kampus untuk mencari informasi seminar di USU baik yang berhubungan dengan
akademik, motivasi, dengan bertambahnya minat belajar responden. Dari 29 responden, sebanyak 1 orang menyatakan sangat tidak setuju, 6 orang lainnya
Universitas Sumatera Utara
tidak setuju, 6 orang responden setuju dan 1 orang sangat setuju. Meskipun responden yang setuju dan tidak setuju memiliki jumlah yang sama, namun angka
dominan terlihat pada responden yang mengaku setuju informasi yang mereka peroleh mengenai seminar yang disajikan Cerita Kampus memicu minat mereka
untuk belajar yakni 19 orang. Hanya 7 orang responden yang mengaku minat belajar mereka tidak bertambah dan satu orang responden lainnya yang
menyatakan sangat tidak setuju.Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan Cerita Kampus dapat memicu semangat responden untuk belajar.
2. Hubungan antara penggunaan Cerita Kampus untuk mendapat bahan
percakapan dengan relasi yang bertambah setelah menggunakan Cerita Kampus.
Tabel 4.39
Hubungan antara Penggunaan Cerita Kampus untuk Mendapat Bahan Percakapan dengan Relasi yang Bertambah Setelah Menggunakan Cerita
Kampus
Relasi yang Bertambah Total
Uraian Sangat tidak
setuju Tidak setuju Setuju
Mendapatkan Bahan
Percakapan Sangat tidak
setuju 2
2 Tidak setuju
7 2
9 Setuju
6 11
17 Sangat setuju
1 1
Total 2
13 14
29
Sumber: P.9FC.10 dan P.29FC.30
Tabel 4.39 diatas menjelaskan hubungan antara penggunaan Cerita Kampus untuk mendapatkan bahan percakapan baik dengan teman atau keluarga
dengan bertambahnya relasi responden.Relasi yang dimaksud tidak hanya orang- orang yang mereka jumpai dalam keseharian tapi juga orang-orang yang berteman
dengan responden melalui sosial media.Dari 29 orang responden, sebanyak 2 orang menyatakan sangat tidak setuju dan 7 orang lainnya tidak setuju.11 orang
Universitas Sumatera Utara
dan 1 orang menyatakan sangat setuju, relasi mereka bertambah. Dapat disimpulkan bahwa adanya bahan percakapan memberikan ruang kepada
responden untuk lebih mudah berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya terutama hal-hal yang berhubungan dengan kampus. Total terdapat 17 orang
responden yang sepakat bahan percakapan yang mereka peroleh dari Cerita Kampus menambah relasi mereka.
4.5 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diajukan dapat diterima atau ditolak.Untuk menguji tingkat hubungan kedua variabel yang
dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus Koefisien Korelasi tata Jenjang Rank Order oleh Spearman.Penelitian ini menggunakan pengolahan data
statistik SPSS versi 16.0 sehingga uji t signifikansi tidak digunakan lagi karena SPSS telah menguji hipotesis secara otomatis.
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak. Hipotesis ini meliputi variabel bebas X
yaitu Motif Penggunaan Cerita Kampus dan variabel terikat Y yaitu Pemuasan Kebutuhan Followers UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita
Kampus. Dalam penelitian ini ada dua hipotesis yang diajukan sebagai berikut. Ho
: “Tidak terdapat hubungan antara program siaran Cerita Kampus dengan pemuasan kebutuhan para followers UsukomFM yang mengirimkan tweet
tentang Cerita Kampus”. Ha
: “Terdapat hubungan antara program siaran Cerita Kampus dengan pemuasan kebutuhan para followers UsukomFM yang mengirimkan tweet
tentang Cerita Kampus”. Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai
koefisien korelasi.Besar kecilnya angka korelasi menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan antara kedua variabel.Patokan angkanya adalah sebagai berikut
Kriyantono, 2006: 168-169. ≤ 0.20
= hubungan rendah sekali; lemah sekali 0.20 – 0.39
= hubungan rendah tapi pasti 0.40 – 0.70
= hubungan yang cukup berarti
Universitas Sumatera Utara
0.71 – 0.90 = hubungan yang kuat; kuat
≥ 0.90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalka
Tabel 4.40 Koefisien Korelasi Spearman Rho
Correlations
Variabel X
Variabel Y
Spearmans rho
Variabel X
Correlation Coefficient
1.000 .753
Sig. 2-tailed .
.000 N
29 29
Variabel Y
Correlation Coefficient
.753 1.000
Sig. 2-tailed .000
. N
29 29
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Interpretasi:
1. Hasil korelasi Spearman dapat diuji dengan menyusun hipotesis. Caranya
adalah dengan membandingkan sig. 2 tailed atau nilai probabilitas dengan 0.05 dengan ketentuan bila nilai probabilitas 0.05 maka H
diterima begitu pula sebaliknya bila nilai probabilitas 0.05 maka H ditolak. Dari tabel 4.40 dapat diketahui besarnya probabilitas adalah 0.00
maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya terdapat hubungan antara program siaran Cerita Kampus dan Pemuasan Kebutuhan followers UsukomFM
yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus hingga sejak September 2013 hingga April 2014.
2. Pada hasil perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan Spearman
Rho Koefisien, terlihat angka .753 yang diartikan sebagai 0.753, angka tersebut merupakan angka koefisien korelasi. Diambil dua digit terakhir
dibelakang koma menjadi 0.75, angka tersebut menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti karena berada pada interval 0.71 – 0.90. Oleh
karena itu dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Cerita Kampus dengan pemuasan kebutuhan followers
Universitas Sumatera Utara
UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sejak September 2013 hingga April 2014.
3. Dasar pengambilan keputusan signifikansi dengan menggunakan tanda
bintang atau flag of significant. Tanda bintang hanya muncul bila ada korelasi yang signifikan, bila tidak terdapat tanda bintang artinya tidak ada
korelasi. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan Cerita Kampus terhadap pemuasan kebutuhan followers UsukomFM
yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus adalah signifikan. SPSS menunjukkan bahwa korelasi tersebut signifikan bahkan dalam Interval
Keyakinan alpha yang lebih teliti lagi, yaitu 0.01 untuk uji 2 sisi. 4.
Koefisien korelasi 0.75 bertanda positif menunjukkan arah korelasi yang positif searah, artinya kebutuhan followers UsukomFM yang
mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus terpenuhi setelah mereka menggunakan Cerita Kampus. Dengan kata lain, Cerita Kampus dapat
menjadi media yang memuaskan kebutuhan followers UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sejak September 2013 hingga
April 2014. 5.
Untuk peramalan indeks korelasi yang menentukan besar hubungan variabel X penggunaan Cerita Kampus terhadap Y pemuasan kebutuhan
followers UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus menggunakan rumus Kekuatan Determinan KD.
KD = r
s 2
x 100 = 0.753
2
x 100 = 0.567009 x 100
= 56.7 Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan dari penggunaan Cerita Kampus
56.7 dapat memuaskan kebutuhan followers UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sebesar 56.7. Hasil ini
bermakna bahwa hanya 56.7 pemuasan kebutuhan followers UsukomFM” yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus yang
dipengaruhi oleh penggunaan Cerita Kampus. Sisanya terdapat 43.3 kepuasanfollowers yang dipengaruhi oleh hal-hal lain, misalnya
Universitas Sumatera Utara
penggunaan media lain seperti akun Twitter anak_usu dan tabloid Suara USU.
4.6 Pembahasan
Setelah melalui tahapan analisis data yang kemudian dilakukan dengan pengujian hipotesis menggunakan program SPSS versi 16.0. Penelitian
menunjukkan bahwa Ha: “Terdapat hubungan antara program siaran Cerita Kampus dengan pemuasan kebutuhan followers UsukomFM” yang
mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sejak September 2013 hingga April 2014 diterima. Selanjutnya peneliti akan membahas sejauh mana penggunaan
Cerita Kampus dalam memenuhi kebutuhan followers UsukomFM” yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sejak September 2013 hingga April
2014. Responden pada penelitian ini merupakan mahasiswa Universitas
Sumatera Utara USU yang berasal dari berbagai fakultas. Mereka juga merupakan followers UsukomFM dan pernah mendengarkan Cerita Kampus
serta mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus. Perkembangan teknologi ternyata memudahkan mereka untuk mendengarkan Cerita Kampus dan langsung
berinteraksi dengan penyiar USUKom FM maupun followers UsukomFM yang lainnya.
Berbicara tentang informasi yang disajikan Cerita Kampus mengenai informasi perkuliahan, seminar, kuliah umum, kegiatan yang diadakan HMD dan
UKM, mayoritas responden menyatakan informasi yang disampaikan cukup baik. Namun akan lebih baik jika informasi tersebut merupakan informasi-informasi
terbaru up to date dan dikupas secara lebih lengkap dengan mendatangkan pembicara yang berkualitas. Kurangnya publikasi secara menyeluruh ke semua
fakultas menjadi hambatan yang dirasakan beberapa responden untuk mendapatkan siaran dari USUKom FM khususnya Cerita Kampus.Alhasil banyak
responden yang kemudian mencari informasi melalui media lainnya, seperti anak_USU dan tabloid Suara USU.
Ketika ditanya perihal penggunaan Cerita Kampus sebagai bentuk dari motif identitas diri, mayoritas responden setuju menggunakan nama asli mereka
sebagai nama akun Twitter mereka. Penggunaan nama asli ini menunjukkan diri
Universitas Sumatera Utara
mereka sebagai mahasiswa USU. Beberapa responden mengaku menggunakan nama lain namum tetap menunjukkan identitas dirinya. Salah satunya Poltak,
nama akun Twitter-nya adalah tobatakuma nama tersebut menunjukkan responden bersuku Batak Toba. Beberapa responden lainnya tidak langsung
menyebutkan nama asli sebagai nama akun Twitter pribadinya. Mereka menggunakan nama panggilan atau singkatan nama mereka namun tetap
mengandung nama asli. Salah satu responden bernama Desyana Silaban, nama akun Twitter-nya adalah Desiants.
Mengenai bertambahnya minat belajar, mayoritas responden menyatakan minat belajar mereka tidak bertambah seiring dengan penggunaan Cerita
Kampus.Demikian pula halnya dengan penemuan sosok panutan, mayoritas responden menyatakan tidak menemukan sosok-sosok yang dapat mereka jadikan
contoh melalui Cerita Kampus.Beberapa responden mengaku belakangan ini Cerita Kampus jarang menampilkan narasumber.
Jika dilihat mengenai motif integrasi dan interaksi sosial yang dialami responden, mayoritas responden mengaku mendapatkan relasi dari berbagai
fakultas di USU. Namun pertambahan relasi ini tidak serta merta disebabkan oleh penggunaan Cerita Kampus.Sejak Januari hingga April 2014, Cerita Kampus
sering kali tidak bersiaran secara rutin sesuai dengan jadwal sehingga jarang terlihat adanya interaksi antara penyiar dengan pendengar dan followers
UsukomFM.Hal ini juga berpengaruh pada kurangnya bahan percakapan yang diperoleh responden.Setelah diteliti, ternyata pada masa tersebut pihak USUKom
FM sedang sibuk menyiapkan acara untuk merayakan ulang tahun radio yang ke- 7.Seluruh panitia merupakan penyiar USUKom FM, hal ini kemudian
menyebabkan banyaknya penyiar yang absen dalam jadwal siaran karena sibuk menyiapkan acara.
Meskipun demikian, hal tersebut ternyata tidak menjadi penghalang bagi responden untuk tetap menunjukkan kepedulian dan keterlibatan sebagai
mahasiswa USU. Responden turut membagikan informasi mengenai acara radio USUKom FM kepada teman-teman dan pengikut mereka di Twitter, terlihat dari
ramainya retweet mengenai perayaan ulang tahun radio, USUKom Fest di timeline UsukomFM. Tidak hanya melalui retweet, followers UsukomFM juga
Universitas Sumatera Utara
memberikan testimoni mengenai USUKom Fest untuk mengajak rekan-rekan mereka turut berpartisipasi.
Dari sudut motif untuk menghilangkan rasa kesepian, mayoritas responden setuju mendengarkan Cerita Kampus merupakan salah satu solusi terbaik.Selain
menyampaikan informasi, penyiar juga mengadakan interaksi dengan responden sehingga responden tidak merasa sendiri melainkan ada teman yang berbicara
dengannya.Dilihat dari aspek hiburan, mayoritas responden merasa kebutuhan tersebut dapat terpenuhi melalui Cerita Kampus.Waktu luang responden terisi
dengan kegiatan yang bermanfaat.Mereka dapat turut serta dalam diskusi di timeline UsukomFM.Responden juga terhibur dengan koleksi lagu-lagu
USUKom FM. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa Cerita Kampus mampu
menjadi salah satu media yang memuaskan kebutuhan followers UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sejak September 2013 hingga
April 2014. Mayoritas responden setuju bahwa motif penggunaan media menurut McQuail yakni motif informasi, identitas personal, integrasi dan interaksi sosial
serta hiburan dapat terpenuhi oleh Cerita Kampus.Dari aspek motif informasi, Cerita Kampus perlu meningkatkan kualitas informasi yang
disampaikan.Beberapa responden juga memberikan masukan agar Cerita Kampus juga memberikan informasi mengenai beasiswa.
Melihat dari aspek identitas diri, mayoritas responden belum merasakan adanya penemuan nilai-nilai diri yang kuat setelah menggunakan Cerita
Kampus.Mereka hanya merasa dapat terlibat dalam membagikan informasi, namun mereka tidak menemukan wawasan tentang diri sendiri yang dapat
diperoleh melalui sosok panutan atau orang-orang yang satu visi dan misi dengan mereka.
Motif integrasi dan interaksi sosial mendapat tanggapan yang cukup baik dari responden.Suara dominan responden terutama pada tersalurnya kepedulian
dan keterlibatan mereka sebagai mahasiswa USU. Beberapa responden menyarankan agar USUKom FM wajib diputar di berbagai tempat seperti kantin,
dan Bus Lintas USU Linus sehingga dapat menjangkau semua mahasiswa dari berbagai fakultas.Untuk motif hiburan, kebutuhan responden dapat dipenuhi
Universitas Sumatera Utara
dengan baik melalui Cerita Kampus.Cerita Kampus dapat membantu responden untuk mengisi waktu luang dan menjadi media bagi responden untuk melepaskan
diri dari rutinitas sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut. 1.
Motif utama yang menjadi alasan followers UsukomFM menggunakan ‘Cerita Kampus’ adalah untuk memperoleh informasi terutama untuk
informasi perkuliahan dan seminar. Motif identitas diri untuk penggunaan nama asli sebagai jati diri dan menambah minat belajar. Motif integrasi
dan interaksi sosial untuk menambah relasi, menunjukkan kepedulian dan keterlibatan sebagai mahasiswa, mendapatkan bahan percakapan serta
menghilangkan rasa kesepian. Motif hiburan untuk mengisi waktu luang. 2.
Pemuasan kebutuhan yang diperoleh followers UsukomFM mencakup kepuasan akan informasi, integrasi dan interaksi sosial, serta hiburan.
Untuk motif identitas diri, mayoritas followers UsukomFM merasa tidak menemukannya dalam penggunaan ‘Cerita Kampus’, kecuali pada
penggunaan nama asli akun Twitter mereka untuk menunjukkan jati diri. Kepuasan yang diperoleh followers UsukomFM sangat terlihat pada
kebutuhan informasi khususnya informasi perkuliahan dan seminar. Jika dilihat dari kebutuhan integrasi dan interaksi sosial, lebih dari 50
followers UsukomFM merasa puas akan penggunaan ‘Cerita Kampus’ untuk menambah relasi, menyalurkan kepedulian dan menghilangkan rasa
kesepian. Untuk kebutuhan hiburan, kepuasan yang diperoleh followers UsukomFM lebih dominan pada aspek mengisi waktu luang.
3. Terdapat pengaruh antara penggunaan program siaran ‘Cerita Kampus’
dengan pemuasan kebutuhan followersUsukomFM yang mengirimkan tweet tentang ‘Cerita Kampus’. Hasil analisis data menunjukkan hubungan
keduanya signifikan, artinya ‘Cerita Kampus’ dianggap dapat memuaskan kebutuhan followers UsukomFM akan informasi, identitas diri, integrasi
dan interaksi sosial serta hiburan.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatann yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan sejumlah saran sebagai berikut.
5.2.1 Saran dalam Kaitan Akademis
Secara akademis, semoga penelitian ini dapat menjadi riset program bagi radio USUKom FM agar kedepannya dapat menghasilkan program-
program siaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa USU. 5.2.2 Saran dalam Kaitan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi kepada para penggiat radio komunitas.
5.2.3 Saran Responden Penelitian
Berikut adalah saran-saran yang peneliti peroleh dari responden. 1.
USUKom FM harus lebih kreatif, inovatif dan up to date dalam menyajikan informasi-informasi yang berkembang di USU.
2. Publikasi USUKom FM sebagai media internal USU harus
digencarkan. Salah satu cara yang ditawarkan, radio USUKom FM wajib diputar di setiap kantin fakultas, Bus Lintas USU, Perpustakaan,
Biro Rektor USU dan berbagai tempat lainnya yang sering dikunjungi mahasiswa USU. Upaya ini dilakukan untuk mengenalkan radio
USUKom FM kepada seluruh warga USU. 3.
USUKom FM harus membangun hubungan yang baik dengan organisasi masing-masing fakultas USU. Terjalinnya hubungan yang
baik dapat memperlancar jalannya informasi kepada seluruh mahasiswa USU.
4. Jangkauan frekuensi USUKom FM diperluas agar semua mahasiswa
USU dapat mendengarkan radio, tidak hanya yang berada dekat dengan lingkungan kampus.
5. Penyiar USUKom FM diharapkan lebih interaktif dengan pendengar.
Meskipun banyak penyiar yang berasal dari FISIP USU, penyiar harus mampu membawa diri dan menyeimbangkan informasi yang
disampaikan pada saat siaran.
Universitas Sumatera Utara