Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan informasi saat ini tidak terlepas dari peran media massa dalam menyebarkannya. Arus informasi di era teknologi yang semakin canggih mengakibatkan kebutuhan akan informasi dapat terpenuhi hanya dalam hitungan detik. Informasi yang diinginkan akan tersaji dengan cepat. Media massa memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan manusia modern dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hampir pada setiap aspek kehidupan, manusia memerlukan media massa baik yang digunakan secara pribadi ataupun berkelompok. Media massa telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak terlepaskan layaknya kebutuhan pokok. Namun pada perkembangannya, media massa yang dianggap sebagai kekuatan keempat dari demokrasi menunjukkan kekecewaan. Karena dalam perkembangannya, media massa dikuasai oleh para konglomerat global seperti Time Warner, American On Line, Disney, dan lain-lain yang telah menghasilkan transformasi dari media, dari kepentingan ekonomi global, dan telah mencampuradukkan jurnalistik, periklanan, dan juga budaya massa Seneviratmen, 2007. Untuk itu, Chris Alton mengatakan dibutuhkan kekuatan kelima the fifth estate dan kekuatan kelima tersebut merujuk pada media-media komunitas Haryanto, 2009: 5. Media komunitas merupakan media yang dikelola satu kelompok masyarakat tertentu yang bertujuan untuk melayani kepentingan dari satu kelompok masyarakat tersebut Iriantara, 2007.Dibanding dengan media cetak atau televisi, radio yang paling banyak digunakan sebagai media komunitas. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset player. Radio memiliki kemudahan dalam pengoperasian dan ekonomis dalam hal biaya. Radio juga memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan media massa lainnya. Radio berada dimana saja, di tempat tidur ketika orang akan tidur atau bangun tidur, di dapur, di Universitas Sumatera Utara dalam mobil, di kantor, di jalanan, di pantai dan berbagai tempat lainnya Elvinaro, 2004: 115. Radio komunitas adalah radio yang beroperasi dalam suatu komunitas, yang dilakukan untuk kepentingan komunitas, oleh komunitas itu sendiri dan mengenai komunitas itu juga. Perkembangan radio komunitas di Indonesia diawali di Surakarta pada 1 April 1933, setelah radio siaran pertama Bataviase Radiovereniging BRV mengudara di Jakarta pada tahun 1925 dan masih berstatus swasta. SRV Solose Radiovereniging merupakan radio komunitas yang diketuai oleh Ir. Sarsito Mangunkusumo, penulis Sutarso Hardjowahono, dan bendahara Liem Tik Liang Haryanto, 2009: 19.Perkembangan radio komunitas di berbagai daerah tidak lepas dari keberadaan SRV yang fenomenal. Karena melalui siaran-siarannya, SRV berhasil membuka perwakilan dimana-mana dan berkembang menjadi stasiun penyiaran sendiri, seperti VORO Vereniging Oosterse Radio Omroep di Betawi, VORL Vereniging Oosterse Radio Luisteraars di Bandung dan CIRVO Chineese en Inheem Radio Luisetaars Vereniging Oost Java di Surabaya Haryanto, 2009: 20. Pada masa penjajahan Jepang, radio-radio berbasis komunitas dikuasai oleh mereka dan diubah nama serta statusnya menjadi Hoso Kyoku yang berfungsi sebagai stasiun relai dari siaran NHK Nippon Hoso Kyoku. Program-program berbau Barat dilarang dan para seniman lokal didorong untuk menciptakan berbagai karya seni yang dapat disiarkan di Hoso Kyoku. Pada satu sisi, kebijakan ini meningkatkan produktivitas kerja seniman Indonesia namun pada sisi lainnya mematikan semangat perkumpulan dalam penyelenggaraan siaran radio di Indonesia Haryanto, 2009: 21. Ketatnya pengawasan Jepang, membuat para pemuda Indonesia harus sembunyi-sembunyi mendengarkan siaran luar negeri hingga pada tanggal 14 Agustus 1945 mereka mengetahui bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Kemudian pada tanggal 11 September 1945, para pemimpin radio siaran sepakat untuk mengubah Hosokyoku menjadi RRI Radio Republik Indonesia Elvinaro, 2004: 118-119. Pada masa Orde Baru lahir, para pelajar, pemuda dan mahasiswa mengadakan siaran radio berbasis hobi untuk menikmati masa-masa kebebasan. Namun pada masa ini juga radio-radio komunitas tidak dapat bernapas dengan Universitas Sumatera Utara lega. Bermula dari munculnya Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah, dimana hanya dikenal dua jenis siaran radio di Indonesia yaitu Radio Pemerintah baik Pusat maupun daerah adalah RRI Radio Republik Indonesia dan Radio Siaran Pemerintah Daerah RSPD, serta radio siaran non pemerintah. Diluar kategori tersebut dianggap sebagai radio gelap. Tidak lama kemudian, UU No. 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran mengategorikan jenis penyiaran di Indonesia hanya 3, Lembaga Penyiaran Pemerintah, Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Khusus.Istilah “komunitas” tidak dimunculkan. Namun pada kenyataannya, radio-radio siaran berbasis komunitas tetap beroperasi, khususnya radio komunitas berbasis kampus meski harus dilakukan secara kucing-kucingan Haryanto, 2009: 21-22. Radio komunitas mulai bangkit kembali ketika pada Februari 2002 saat para pengelola radio kampus dan radio masyarakat mendeklarasikan terbentuknya Jaringan Radio Komunitas JRK di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali dan beberapa tempat lainnya. Namun kehadiran lembaga penyiaran komunitas untuk merangkul radio-radio komunitas di Indonesia tidak mendapat sambutan yang hangat. Radio komunitas Indonesia harus berhadapan kembali pada PP No. 51 Tahun 2005 tentang Penyiaranterutama pada inisiator pendirian maupun pengelola radio komunitas Haryanto, 2009: 25. Lebih lanjut, Haryanto menjelaskan bahwa berikut adalah beberapa ketentuan yang berpotensi menghambat perkembangan radio komunitas antara lain: 1 komunitas pendirinya hanya boleh dari suatu wilayah dan tidak boleh komunitas internasional, 2 daya jangkau siaran terbatas radius 2.5 km, 3 kekuatan daya pancar Effective Radiated Power, ERP maksimal 50 Watt, 4 tidak boleh komersial atau mencari laba, 5 tidak boleh menjadi bagian dari perusahaan yang hanya mencari untung, 6 tidak mewakili organisasi atau lembaga asing, 7 sumber pembiayaan hanya dari hibah, sponsor, sumber lain yang tidak mengikat, 8 tidak boleh terkait dengan organisasi terlarang 9, tidak untuk propaganda bagi kelompok atau golongan tertentu, 10 tidak boleh minta bantuan dana awal mendirikan dan dana operasional dari pihak asing, 11 tidak boleh menyiarkan iklan komersial, 12 harus membayar izin penyelenggaraan penyiaran, dan 13 membayar biaya hak penggunaan frekuensi, dan 14 proses perizinan harus sampai ke Menteri. PP No. 51 tahun 2005 ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan hukum bagi radio komunitas namun pada kenyataannya justru menghambat.Dengan adanya Peraturan Pemerintah tersebut, maka hanya Universitas Sumatera Utara segelintir orang yang mampu mendirikan radio komunitas. Proses seleksi yang dilakukan cukup tinggi dan hanya mereka yang benar-benar serius ditopang oleh dukungan finansial memadai serta tenaga dan pikiran ekstra yang dapat membuat radio komunitas. Padahal radio komunitas adalah salah satu media yang menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan suara, khususnya kepada rakyat yang tidak dapat bersuara dan memiliki akses informasi publik yang terbatas Haryanto, 2009: 25. Radio komunitas lahir dari komunitas, dikelola dan diperuntukkan bagi komunitas yang sama sehingga persoalan pembiayaan dan pendanaan juga disokong oleh komunitas itu sendiri. Untuk dapat bertahan, berbagai upaya dilakukan radio-radio komunitas tanah air. Bantuan dana ada yang datang dari anggota komunitas seperti pengutipan dana dari anggota, ada juga radio komunitas yang menjual program acara, seperti kupon untuk request lagu atau iklan layanan masyarakat dan bantuan dari luar komunitas seperti dari LSM Haryanto, 2009: 78-87. Salah satu inisiatif yang dilakukan radio komunitas di lereng Merapi adalah membuka warung makan.Gagasan ini dilakukan oleh Radio Lintas Merapi, di Dusun Deles Sidorejo, Klaten Haryanto, 2009: 80.Keuntungan dari hasil penjualan kemudian disumbangkan untuk keberlanjutan radio.Berbagai upaya dilakukan radio komunitas untuk menjaga keberlangsungan radio demi memenuhi kebutuhan komunitasnya. Kebutuhan anggota komunitas menjadi salah satu dasar dari kelahiran radio komunitas.Kebutuhan-kebutuhan tersebut kemudian disalurkan melalui program siaran sesuai dengan keinginan komunitas.Untuk menciptakan sebuah program siaran, pengelola radio komunitas terlebih dahulu melakukan riset program dengan menyampaikan program yang akan dijalankan kepada komunitas. Komunitas yang bersangkutan kemudian memilih program yang ditawarkan. Program acara yang paling diminati pendengar itulah yang kemudian disiarkan Haryanto, 2009: 93-94. Membaca dari sejarah siaran radio di Indonesia, semangat komunitas telah ada sejak awal. Di Medan, Sumatera Utara, terdapat dua radio komunitas yang terdaftar di Lembaga Penyiaran Komunitas LPK Jasa Penyiaran Radio kota Medan yaitu Radio Pujakesuma Medan dan Radio USU Universitas Sumatera Universitas Sumatera Utara Utara yang dikenal dengan Radio USUKom FM. Jumlah ini berbanding jauh dengan banyaknya radio siaran komersil atau swasta yang terdaftar yakni berjumlah 45 stasiun radio Newsletter KPID-SU, Infosiar, hal. 24, edisi Januari- Juni 2011. Radio USUKom FM adalah radio komunitas yang berada di bawah naungan Universitas Sumatera Utara USU. Sejak berdiri pada 2 Mei 2007, Radio USUKom FM telah mengudara selama lebih dari 6 tahun lamanya pada frekuensi 107.7 FM dengan tagline “Solusi Cerdas Sobat Kampus” dan sapaan “Sobat Kampus” kepada pendengar. Siaran radio USUKom FM dapat dijangkau sejauh radius 1 sampai 2.5 km dari kampus USU. Profil pendengar USUKom FM adalah mahasiswai dan para civitas akademika USU. USUKom FM mengudara setiap hari Senin sd Jumat mulai pukul 09.00 sd 17.00 WIB dan hari Sabtu pukul 09.00 sd 15.00 WIB. USUKom FM hadir dengan program lagu-lagu dan informasi seputar dunia akademis, kegiatan kampus, dan aktivitas sosial politik serta budaya di kota Medan. Presentasi program acara USUKom FM bersifat pendidikan 30, informasi 30, dan hiburan 40 http:usukom.blogspot.com. Hingga saat ini, para penyiar dan manajemen Radio USUKom FM produktif dalam menghasilkan program-program siaran, salah satunya adalah ‘Cerita Kampus’.Pada awal tahun 2013, program siaran yang awalnya bernama ‘Lunch Break’ ini diganti menjadi ‘Cerita Kampus’ atas kesepakatan para penyiar dan manajemen Radio USUKom FM. Pergantian nama ini menanggapi berbagai permintaan dari mahasiswa yang ingin mempublikasikan kegiatan mereka dengan bersiaran di radio USUKom FM. ‘Cerita Kampus’ kemudian menjadi wadah bagi mahasiswa USU dengan fokus utama tentang kegiatan yang diadakan mahasiswa disamping informasi mengenai perkuliahan dan dunia pendidikan. Sebelumnya program ini juga menyiarkan tentang kehidupan akademik di USU misalnya profil dosen terfavorit di Fakultas Psikologi USU dan mahasiswa berprestasi yang sekarang telah memiliki program tersendiri, “Sobat Inspiratif” Sumber: Manajemen Radio USUKom FM. ‘Cerita Kampus’ menjadikan USUKom FM sebagai salah satu media untuk publikasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Cerita Kampus memiliki jam siaran setiap hari Senin-Jumat, pukul 11.00-13.00 WIB. Untuk kegiatan yang diadakan mahasiswa USU, ‘Cerita Kampus’ menghadirkan perwakilan dari panitia yang bersangkutan. Selain talkshow, Cerita Kampus juga membagikan informasi seputar kegiatan perkuliahan di USU, misalnya jadwal UTS Ujian Tengah Semester, UAS Ujian Akhir Semester dan jadwal pembayaran SPP. Di bidang pendidikan, ‘Cerita Kampus’ membahas seputar perkembangan ilmu pengetahuan seperti yang disiarkan USUKom FM Senin, 11 November 2013 mengenai perangkat lunak Health Circle, pendeteksi penyakit yang ditemukan oleh mahasiswa Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Selama 2 jam siaran, Cerita Kampus juga diiringi dengan lagu-lagu yang diminta pendengar Radio USUKom FM, yang disapa ‘Sobat Kampus’. Interaksi dengan ‘Sobat Kampus’ dilakukan melalui sosial media di akun Facebook Radio USUKom FM, usukom_fmyahoo.co.id UsukomFM Medan Sosial media merupakan sebuah media untuk bersosialisasi secara online yang memungkinkan manusia untuk berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Sosial media menghapus batasan-batasan manusia untuk besosialisasi, batasan ruang maupun waktu, dengan media sosial ini manusia dimungkinkan untuk , Twitter UsukomFM dan SMS Short Messaging Service dengan nomor tujuan 0888-7- 84-83-84 Sumber: Manajemen Radio USUKom FM. Radio USUKom FM tidak memiliki data pendengar dan jumlahnya. Berbeda dengan salah satu radio komersil di kota Medan, KISS FM yang memiliki pendataan pada pendengarnya yang disapa ‘Rekan Sebaya’. Setiap pendengar yang bergabung memiliki nomor registrasi sesuai dengan waktu pendaftaran. Selain menggunakan radio untuk bersiaran secara on air, USUKom FM juga menggunakan sosial media sebagai media pelengkap. Salah satu sosial media yang paling aktif digunakan adalah akun Twitter, UsukomFM. Akun ini telah disinkronisasikan dengan akun Facebook radio USUKom FM sehingga apa yang dibagikan melalui akun UsukomFM secara otomatis akan tampil di timeline akun Facebook UsukomFM Medan. Melalui akun ini, berbagai interaksi dan informasi dibagikan kepada ‘Sobat Kampus’.Penggunaan sosial media ini untuk memutus batasan dalam berkomunikasi dengan pendengar. Universitas Sumatera Utara berkomunikasi satu sama lain dimanapun mereka berada dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak peduli siang ataupun malam www.unpas.ac.isapa-itu-sosial-media. Keberadaan sosial media tidak terlepas dari pengaruh internet. Internet terlihat mirip dengan medium massa tradisional yang mengirim pesan dari titik transmisi sentral, tetapi internet melakukan lebih dari itu. Penerima pesan bisa mengklik hampir seketika dari satu sumber ke sumber lain. Internet juga bersifat interaktif, ia memiliki kapasitas untuk memampukan orang berkomunikasi, bukan sekadar menerima pesan belaka, dan mereka bisa melakukannya secara real time Vivian, 2008: 263. Pada tahun 2001, pengguna internet di Indonesia berjumlah sekitar 2 juta orang.Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mencatat pengguna internet di Indonesia hingga akhir Desember 2012 mencapai jumlah 63 juta orang. Pandu mengatakan bahwa rata-rata pengguna internet di Indonesia mengakses internet sekitar 35 jam per minggu atau lima jam per hari http:www.tempo.coreadnews20130312173466522. Tahun 2006, Twitter muncul sebagai salah satu media baru di social network.Twitter adalah sebuah jaringan informasi secara real-time, yang menghubungkan penggunanya kepada cerita, ide, opini, atau berita yang menarik bagi penggunanya http:twitter.comaboutabout. Berdasarkan penelitian yang diadakan oleh Semiocast, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai pengguna Twitter terbanyak di dunia dengan jumlah akun 19.5 juta. Selain dari segi jumlah, pengguna Twitter di Indonesia juga lebih aktif dari rata-rata pengguna di dunia. Selama September hingga 30 November 2011, hanya 27 persen akun di dunia yang membagikan tweet setidaknya satu kali dalam periode tersebut, sementara di Indonesia persentasenya mencapai 28 persen http:www.tempo.coreadnews20120202072381323. Akun Twitter UsukomFM dibuat pada 4 Maret 2011. Sejak bergabung lebih dari 3 tahun, UsukomFM telah mem-posting sebanyak 4148 tweets. Hingga 7 November 2013, followers UsukomFM telah berjumlah 1.233. Isi tweet yang dibagikan bervariasi, mulai dari daftar lagu yang sedang diputar, lagu yang di-request ‘Sobat Kampus’, tanya jawab dengan ‘Sobat Kampus’, tamu-tamu Universitas Sumatera Utara yang bersiaran on air, informasi kegiatan kampus, foto-foto kegiatan yang dilakukan oleh USUKom FM, misalnya kegiatan workshop penyiar baru, foto bersama dengan tamu dan petunjuk clueuntuk kuis program ‘Sore Seru’. Tweets tersebut kemudian dibagikan kepada para followers. Twitter tidak hanya dapat diakses melalui komputer atau laptop. Dengan bermodalkan telepon genggam pintar dan koneksi internet, siapa saja dapat menggunakannya dengan leluasa.Twitter menghadirkan berbagai aplikasi sehingga masyarakat dapat menggunakannya untuk berbagi konten digital berupa teks, foto, suara maupun video. Dan yang terpenting, tidak terbatas pada waktu dan tempat, dimana saja dan kapan saja selama jaringan internet tersedia, Twitter dapat digunakan. Twitter adalah satu dari sekian banyak jenis media sosial yang digunakan orang-orang untuk memuaskan kebutuhan. Dari sisi kebutuhan akan informasi misalnya, Twitter memiliki pilihan retweet, yang berfungsi untuk meneruskan pesan berupa tweet kepada followers akun pribadi kita. Informasi yang ingin kita bagikan dapat dengan praktis tersebar kepada lingkungan sosial kita, terutama orang-orang yang menjadi pengikut akun twitter kita. Inilah yang kemudian dilakukan oleh berbagai radio komersil di Medan, salah satunya mixfmmedan yang merupakan akun Twitter radio 90.8 Mix FM. Penelitian mengenai motif penggunaan media dan pemenuhan kebutuhan telah banyak dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Bradley Greenberg, Gratifications of Television Viewing and Their Correlates for British Children.Dalam kesimpulannya menjelaskan ada 6 alasan dibalik penggunaan televisi oleh anak-anak pembelajaran learning, kebiasaan habit, hubungan pertemanan companionship, keaktifan arousal, relaksasiistirahat relaxation dan untuk menghabiskan waktu passing time.Terdapat begitu banyak alasan orang-orang menggunakan media. Penelitian mengenai motif penggunaan media komunitas dan pemenuhan kebutuhan pendengar radio siaran komunitas belum pernah dilakukan dilakukan sebelumnya, khususnya di Sumatera Utara. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti sejauh mana hubungan penggunaan ‘Cerita Universitas Sumatera Utara Kampus’ dengan pemuasan kebutuhan para followers akun Twitter UsukomFM pada radio USUKOM FM Medan.

I.2 Rumusan Masalah