orang datang ke dia, kangen sama dia, karena itu sebaik baiknya juru dakwah.
”
60
Berdasarkan perkataan yang diungkapkan Ustadz Arifin Ilham, penulis memahami, sebaik-
baiknya aktivitas dakwah yang dilakukan seorang da’i tidak hanya menunggu untuk didatangi. Karena pada beberapa waktu terdapat
kesempatan untuk berkunjung, sekedar bercengkrama dan bersilaturahmi dengan mad’u nya secera langsung.
Penulis memahami pula bahwa yang dilakukan Ustadz Arifin Ilham seperti salah satu metode dakwah yang terdapat pada ayat suci al-
Qur’an tepatnya surat an-Nahl ayat 125, yaitu Bil-Hikmah. Karena Ustadz Arifin Ilham mendatangi
arsitektur rumahnya itu dalam keadaan mabuk lalu beliau melakukan dengan cara perlahan, dengan cara mendoktrin ajaran-ajaran Islam, dengan bahasa yang
komunikatif, serta menyelaraskannya dengan kondisi objektif mad’u, maka pada akhirnya Pak Joni pindah agama dari agama sebelunya yaitu Kristen.
Mengacu pada ciri masyarakat kota yang jalan kehidupannya lebih cepat sehingga mengakibatkan pentingnya faktor waktu dalam mobilitas sosial, tidak
membuat Ustadz Arifin Ilham hanya menunggu mad’unya datang kepadanya untuk mendapatkan siraman rohani, namun sesekali Ustadz Arifin Ilham
bergantian yang mengunjungi beberapa mad’unya, seperti yang telah di sebutkan penulis sebelumnya, beliau mengunjungi Pak Joni sang arsitek rumahnya beliau
dapat dikatakan sebagai mad’u yang bergolongan masyarakat kota. Meskipun ia tidak langsung menjadi muslim namun Ustadz Arifin Ilham secara perlahan tapi
60
Wawancara peneliti dengan Ustadz Muhammad Arifin Ilham, pada tanggal 22 Oktober 2014, di rumah Ustadz Muhammad Arifin Ilham.
pasti dengan bil-hikmah, dengan nasihat-nasihat yang baik serta keteladanan yang Ustadz Arifin Ilham berikan, sehingga pada akhirnya ia mantap untuk memeluk
agama Islam. Mengingat Ustadz Arifin mempunyai mad’u dari berbagai macam golongan,
serta berlatar belakang budaya, pendidikan yang berbeda. Ia mempunyai perbedaan materi dakwah yang diberikannya, tergantung dari bagaimana latar
belakang mad’u itu sendiri. ”Untuk materi dakwah jelas beda dong, sangat. Tapi intinya touch sentuhan
harus selalu, abang tuh menggunakan dalil quran, dalil hadits, dalil aqli emapat dalil aml. Orang sering tidak membahas dalil aml ini, dalil aml ini
fakta. Qur’an hadits aqli dalil aml, aml itu faktual. Jadi setiap membahsas ceramah itu dalemnya selalu isinya menyentuh,touch. Coba antum tiap
ceramah abang pasti ujungnya menyentuh karena Allugho Azzauqoh bahasa itu rasa nah itu yang bisa menggait orang itu untuk bertaubat, gimana orang
mau
bertobat kalo engga disentuh.”
61
Penulis memahami, meskipun materi yang diberikan kepada mad’u berbeda karena latar belakang mad’u yang berbeda, namun inti dari semua materi dakwah
atau ceramah yang diberikan adalah sentuhan touch bagaimana ceramah yang d
iberikan itu pada akhirnya menyentuh para mad’u nya dengan menggunakan bahasa-bahasa yang dapat membuat orang berfikir untuk taubat. Namun tidak
hanya semata-mata bertaubat saja, bahasa dalam menyampaikan pesan dakwah yang digunakan Ustadz Arifin Ilham mam
pu membuat mad’u merasa rindu dan haus rohaninya atas siraman-siraman rohani yang diberikan.
61
Wawancara peneliti dengan Ustadz Muhammad Arifin Ilham, pada tanggal 22 Oktober 2014, di rumah Ustadz Muhammad Arifin Ilham.
Hal ini terbukti dengan zikir akbar yang dilakukannya pada minggu pertama awal bulan selalu dipenuhi dengan berbagai macam golongan mad’u, golongan
masyarakat kota tentunya dalam porsi yang lebih banyak. Ustadz Arifin Ilham mengungkapkan terdapat sekitar 70 masyarakat kota yang rutin datang tiap
bulannya. Angka tersebut bukan hanya semata-mata keluar dari mulut Ustadz Arifin Ilham, namun penulis telah mengadakan observasi dan ternyata benar
bahwa ketika zikir akbar yang rutin tiap bulan di masjid Az-Zikra ini selalu dijejali dengan orang-orang yang rindu akan siraman rohani Ustadz Arifin Ilham.
Selanjutnya, selain dari penggunaan bahasa, Ustadz Arifin Ilham selalu m
enggunakan dalil Aml yang berbeda dengan kebanyakan da’i lain yang hanya menggunakan dalil Qur’an, dalil Hadits, dalil Aqli. Berdasarkan ciri masyarakat
kota yang menganut jalan pikir rasional, penggunaan dalil Aml ini sangat cocok untuk mad’u kalangan masyarakat perkotaan karena dalil Aml itu faktual yang
cocok dengan pola pikir rasional. Maka dari itu setiap ceramah yang diberikan Ustadz Arifin Ilham selalu menyentuh hati mad’unya. Serta penggunaan bahasa
yang bisa mengajak orang lain untuk bertaubat, untuk selalu merendah diri di hadapan Allah SWT, tidak heran pengajian zikir akbar awal ahad yang dilakukan
rutin tiap bulannya di masjid Az-Zikra selalu dipenuhi oleh berbagai macam golongan, termasuk masyarakat kota.
3. Evaluasi Strategi Ustadz Arifin Ilham
Evaluasi yang dilakukan Ustadz Arifin Ilham tidak hanya dilakukan pada setiap ia selesai memberikan ceramah saja. Namun evaluasi itu sudah menjadi
lima program tugas hidup beliau, adapun lima program tugas hidup menurut Ustadz Arifin Ilham adalah; ibadah, amal Shaleh, akhlak mulia, dakwah, dan
muhasabah diri. Seperti yang beliau sampaikan kepada peneliti: “Ya evaluasi itu setiap saat karena itu program tugas hidup, lima; ibadah,
amal shaleh, akhlak mulia,dakwah, muhasabah diri. Jadi semua hal harus masuk dalam lima point ini.
”
62
Berkaca dengan ciri masyarakat kota yang disampaikan penulis pada bab bahasan sebelumnya, mengenai orang kota pada umumnya dapat mengurus
dirinya sendiri. Ustadz Arifin Ilham memberikan contoh yang sudah menjadi program tugas hidup beliau, diharapkan bagi masyarakat kota itu sendiri mampu
menjalankan amalan beliau tersebut, karena antara satu program dengan program lainnya saling berkaitan. Bagaimana ibadah dilakukan sehingga menjadi amal
shaleh. Amal shaleh bila dilakukan secara rutin menjadikan pribadi yang berakhlak mulia. Apabila sudah mulianya akhlak dari seseorang itu maka haruslah
berbagi kebaikan dengan mengajarkan ke sesama hamba-Nya. Semua yang telah dilakukan itu janganlah lupa untuk selalu mengkoreksi diri atas apa yang telah
dijalankannya. Adapun yang menjadi tolak ukur atau bagaimana ceramah yang diberikan
dapat diterima dengan baik oleh mad’u terlihat dari perkataan Ustadz Arifin Ilham yang disampaikan kepada penulis.
“Selesai ceramah udah hijrah. Beliau mendengar dakwah berubah menunjuk ke orang yang disebelahnya, beliau mendengar dakwah berubah
menunjuk ke orang yang disebelahnya keliatan besoknya. Makanya abang
62
Wawancara peneliti dengan Ustadz Muhammad Arifin Ilham, pada tanggal 22 Oktober 2014, di rumah Ustadz Muhammad Arifin Ilham.
senang kalau acara malam besoknya ada acara lagi subuh di masjid. Controling langsung kan, tadinya masjid hanya 2 saf begitu subuh sudah
ramai di daerah-daerah itu kan. Kaya kemarin di Aceh malamnya Tabligh Akbar di Masjid Raya nya besok subuuuuh kita sholat di lapangan anu, udah
besok subuhnya lapangan isinya 50ribu jamaah
, liatkan di fb.”
63
Berdasarkan perkataan beliau penulis memahami, Ustadz Arifin Ilham lebih senang apabila ada acara pada waktu subuh namun sebelumnya sudah
dilaksanakannya tabligh akbar pada suatu daerah. Karena yang biasanya pada suatu masjid itu hanya sedikit juma’ahnya namun setelah beliau mengadakan
pengajian bersama-sama keesokan harinya masjid tersebut akan dipenuhi oleh para jama’ah.
Selain dari pada itu contoh nyata bahwa dakwah beliau diterima dengan baik adalah melunaknya sikap seseorang sehingga ia menjadi orang kepercayaan
Ustadz Arifin. Penulis memahami apa yang diceritakan Ustadz Arifin mengenai orang kepercayaannya ini. Jadi pada saat beliau baru menempati kawasan
komplek Az-Zikra ada salah satu warga asli yang menentang setiap kali di adakannya zikir akbar tiap bulannya, namanya bang Amir. Ia merupakan orang
yang cukup disegani pada saat itu. Ia selalu marah dan mencaci Ustadz Arifin Ilham apabila mengadakan zikir akbar yang dilakukan rutin tiap bulannya. Namun
dengan kesabaran dan keikhlasan beliau dalam menghadapi pertentangan itu maka batin bang Amir sedikit terbuka, perasaannya melunak dengan sikap-sikap yang
ditunjukkan oleh Ustadz Arifin Ilham, bahkan hingga sekarang bang Amir ini menjadi pengikut tetap Ustadz Arifin Ilham kemana saja beliau pergi.
63
Wawancara peneliti dengan Ustadz Muhammad Arifin Ilham, pada tanggal 22 Oktober 2014, di rumah Ustadz Muhammad Arifin Ilham.
Menurut penelitian yang dilakukan penulis, karena jam terbang Ustadz Arifin yang sangat tinggi, hampir jarang ditemui permasalahan-permasalahan yang
berarti bagi beliau. Terutama dari segi materi ceramah, cotohnya saja hanya dengan melihat mad’u seperti apa ia bisa tau materi dakwah apa yang sesuai
dengan mad’u nya. Hal itu tidak heran karena beliau sudah memiliki banyak judul ceramah dan juga ia banyak menulis buku. Seperti yang diungkapkan beliau
kepada penulis. “Kalo kendaraan apa ga ada, semua nyaman. Bahan itu kan sudah
dipersiapkan dari awal, abang menulis buku kan banyak, judul ceramah udah seribu lebih, liat aja di facebook tuh jadi kalo sekarang udah ga
menyiapkan lagi. Sudah ngeliat mukanya udah tau nih oooh ini kematian
giiitu orang tua semua jama’ah nya judulnya alam kubur. Kalo ngeliat kaya antum itu lain lagi judulnya yaaa generasi Q
ur’anniyah.”
64
Adapun kesulitan-kesulitas yang ditemui Ustadz Arifin biasanya hanya kesulitan yang berhubungan dengan teknis saja, Ustadz Arifin mengungkapkan:
“Kesulitan itu biasanya teknis. Misalnya suatu daerah itu sambutannya 10 orang gitu di kampung, namanya RT sambutan, RW sambutan, lurah
sambutan, camat sambutan jadi acara sambutannya banyak banget. Pegel itu nungguin gitu itu. Kemudian MC yang kadang-kadang kaya penceramah.
Mc itu ya mc dia hanya membuka jalan tapi dia yang kaya penceramahnya, panjang bener, pake puisi-puisi, pake ceramah lagi, sekalian aja berceramah
dia. Kemudian terlambat waktu, mulai jam 9 ternyata kita sudah datang eh jam 11 baru mulai. Itu teknis sekali bagi abang kesulitan itu.
”
65
Menurut pengamatan penulis, kesulitan yang banyak ditemui Ustadz Arifin adalah hal teknis saja seperti telatnya dimulai acara meskipun beliau sudah datang
tepat waktu. Dan hal yang biasanya ia temui di suatu daerah yaitu banyaknya tokoh-tokoh masyarakat di suatu daerah yang memberi sambutan, seperti ketua
64
Wawancara peneliti dengan Ustadz Muhammad Arifin Ilham, pada tanggal 22 Oktober 2014, di rumah Ustadz Muhammad Arifin Ilham.
65
Wawancara peneliti dengan Ustadz Muhammad Arifin Ilham, pada tanggal 22 Oktober 2014, di rumah Ustadz Muhammad Arifin Ilham.