Prinsip-Prinsip Strategi Dakwah Strategi Dakwah

tidak membiarkan Ka’bah direnofasi dari pondasi buatan Nabi Ibrahim karena menghindari fitnah kaum yang baru menetas dari kehidupan jahiliyah. Ketiga, menjinakkan hati. Dilakukan dengan memberi maaf ketika dihina, berbuatbaik ketika disakiti, bersikap lembut ketika dikasari dan bersabar ketika dizhalimi. Cemoohan dibalas dengan kesabaran, tergesa-gesa dibalas dengan kehati-hatian. Itulah cara penting yang dapat menarik penerima dakwah audience ke dalam Islam dan membuat iman mereka mantap. Dengan cara-cara tersebut Nabi SAW mampu menyatukan hati para sahabat disekitarnya. Mereka bukan saja sangat mencintai beliau tetapi juga ikut menjaga dan membela beliau dalam dakwahnya. Lalu berikutnya, pada saat memberi nasihat, jangan menunjuk langsung kepada orangnya, tetapi berbicara pada sasaran umum. Misalnya apabila seorang da’i dihadapkan dengan mad’u yang terdiri dari golongan atas dan ia ingin memberikan ceramahnya tentang korupsi maka pandai- pandai lah seorang da’i dalam memilih contoh kasus yang akan disampaikannya. Bentuk dalam menentukan strategi dakwah kelima, memberikan sarana yang dapat mengantarkan seorang pada tujuannya. Keenam, s eorang da’i harus siap menjawab berbagai pertanyaan, setiap pertanyaan sebaiknya dijawab secara rinci dan jelas sehingga orang bertanya merasa puas.

D. Masyarakat Kota

1. Pengertian Masyarakat Kota

Beberapa ahli sosiologi mengatakan masyarakat memiliki banyak arti, tergantung dari mana melihat sudut pandangnya 52 . Ada yang memandang masyarakat dari sudut kebudayaan dengan alasan bahwa unsur kebudayaan merupakan unsur terpenting dari masyarakat, ada yang memandang masyarakat sebagai kelompok-kelompok karena berkelompok adalah unsur yang menentukan kehidupan masyarakat. Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi, 53 masyarakat berasal dari kata Latin Socius yang berarti kawan. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata bahasa Arab Syaraka, yang berarti ikut serta. Selanjutnya ia mengatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Masyarakat bisa disebut juga sebagai suatu perwujudan kehidupan bersama manusia. Dalam masyarakat berlangsung proses kehidupan sosial, proses antar hubungan dan antar aksi. Di dalam masyarakat sebagai suatu lembaga kehidupan manusia berlangsung pula keseluruhan proses perkembangan kehidupan. Kota merupakan suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Kota bisa dibilang 52 Dr. Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi Perspektif Islam, Ciputat: Lembaga Sosiologi Agama, 2008 hal. 126 53 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Aksara Baru, 1989 hal. 146