Perumusan Strategi Ustadz Arifin Ilham

pakaian putih-putih juga. Seperti yang diungkapkan Ustadz Arifin Ilham dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis. “Mereka lebih melihat kepada keteladanan. Kalo abang selalu putih konsisten, yaa ngikutt ini sekarang tanpa disuruh, ini ceramah di Pasar Rebo, Abang ga bilang pakaian putih tapi mereka berpakaian putih. Ke Aceh ga bilang heey masyarakat Aceh besok Ustadz Arifin ceramah pakai pakaian putih.....ngga ada begitu. Ustadz Arifin ceramah udah langsung pakaian putih mereka.” 59 Pada sisi lain penulis juga memahami kehidupan masyarakat kota yang biasanya terlihat lebih “hedon” dengan memakai baju berwarna-warni dan menonjolkan perhiasan sebanyak-banyaknya namun tidak tercermin dalam pribadi Ustadz Arifin Ilham, meskipun beliau berceramah di depan mad’u bergolongan masyarakat kota ia tetap menggunakan pakaian atasan dan bawahan berwarna putih. Hal tersebut beliau lakukan agar terlihat sederhana, namun tidak hanya semata- mata terlihat sederhana, apabila ditela’ah lebih dalam ternyata kata sederhana di sini lebih menjurus ke arah kesamaan derajat manusia di mata Allah SWT karena yang membedakan manusia satu dengan manusia yang lainnya bukan terlihat dari lebih bagus pakaian siapa melainkan akhlak dan taqwanya seseorang kepada Allah SWT. Konsistennya Ustadz Arifin Ilham dalam menggunakan busana putih-putih pada tiap kesempatannya berdakwah ternyata merupakan salah satu cara berdakwah beliau melalui tindakan perbuatan atau dakwah bil-Haal. Tidak hanya pada beberapa golongan mad’u saja namun semua golongan termasuk golongan 59 Wawancara peneliti dengan Ustadz Muhammad Arifin Ilham, pada tanggal 22 Oktober 2014, di rumah Ustadz Muhammad Arifin Ilham. masyarakat kota, apabila mengetahui Ustadz Arifin Ilham akan mengadakan zikir akbar maka mereka sudah paham pakaian seperti apa yang akan digunakan. Meskipun jadwal beliau yang begitu padat, Ustadz Arifin Ilham selalu membuka pengajian yang berada di Masjid Az- Zikra tepatnya ba’da shalat Subuh tetapi terkadang beliau tidak mengisi ceramah pada setiap harinya. Tidak hanya itu, pengajian rutin beliau juga di adakan pada setiap awal hari Minggu di tiap bulannya. Pengajian itu sudah dilaksanakannya sejak lama tepatnya sejak beliau sendiri dan rumahnya masih berada di kawasan Depok. Aktivitas dakwah yang dilakukan Ustadz Arifin Ilham tidak hanya menunggu mad’u yang datang, terlepas dari dakwah beliau yang mengisi ceramah di beberapa tempat, ia juga terkadang melakukan dakwahnya secara personal dengan mendatangi dan bertemu langsung dengan salah satu mad’unya. Beberapa contoh tindakannya diungkapkannya dalam wawancara bersama peneliti. “Yaa banyak itu, malah ada salah satu yang masuk Islam gara-gara dikunjungi salah satunya Pak Fred, Joni AO arsitektur rumah Ustadz Arifin salah satunya karya beliau ini menunjuk ke sekeliling rumahnya Abang datengin lagi mabok itu. sekarang jadi hamba Allah, coba kalo yang datengin model radikal langsung di hajar kali itu, orang mabok ini gimana bertaubatnya dia. Makin benci dia dengan Islam lan fadlu min hauli fa’fuanhu Kalau kau keras hati, keras kepala, keras tangan, liat mereka meladeni kamu, maafkan mereka, ajak dengan cara yang baik bil hikmah akhirnyaa jadi sahabat kita, taubat dia. Baaaanyak yang bertaubat melalui didatengi itu nah jangan malas jadi juru dakwah itu makanya sebaik-baiknya juru dakwah itu .....mendatangi dan didatangi. Ada juru dakwah centong itu mendatangiii jemaah tabligh tuh. Ada lagi juru dakwah gentong, orang mendatanginya karena minta air minta nasihat. Nah sebaik baik itu gentong dan centong, dia mendatangi dia juga di datangi. Tanda dakwahnya berhasil orang datang ke dia, kangen sama dia, karena itu sebaik baiknya juru dakwah. ” 60 Berdasarkan perkataan yang diungkapkan Ustadz Arifin Ilham, penulis memahami, sebaik- baiknya aktivitas dakwah yang dilakukan seorang da’i tidak hanya menunggu untuk didatangi. Karena pada beberapa waktu terdapat kesempatan untuk berkunjung, sekedar bercengkrama dan bersilaturahmi dengan mad’u nya secera langsung. Penulis memahami pula bahwa yang dilakukan Ustadz Arifin Ilham seperti salah satu metode dakwah yang terdapat pada ayat suci al- Qur’an tepatnya surat an-Nahl ayat 125, yaitu Bil-Hikmah. Karena Ustadz Arifin Ilham mendatangi arsitektur rumahnya itu dalam keadaan mabuk lalu beliau melakukan dengan cara perlahan, dengan cara mendoktrin ajaran-ajaran Islam, dengan bahasa yang komunikatif, serta menyelaraskannya dengan kondisi objektif mad’u, maka pada akhirnya Pak Joni pindah agama dari agama sebelunya yaitu Kristen. Mengacu pada ciri masyarakat kota yang jalan kehidupannya lebih cepat sehingga mengakibatkan pentingnya faktor waktu dalam mobilitas sosial, tidak membuat Ustadz Arifin Ilham hanya menunggu mad’unya datang kepadanya untuk mendapatkan siraman rohani, namun sesekali Ustadz Arifin Ilham bergantian yang mengunjungi beberapa mad’unya, seperti yang telah di sebutkan penulis sebelumnya, beliau mengunjungi Pak Joni sang arsitek rumahnya beliau dapat dikatakan sebagai mad’u yang bergolongan masyarakat kota. Meskipun ia tidak langsung menjadi muslim namun Ustadz Arifin Ilham secara perlahan tapi 60 Wawancara peneliti dengan Ustadz Muhammad Arifin Ilham, pada tanggal 22 Oktober 2014, di rumah Ustadz Muhammad Arifin Ilham.