Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

(1)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM REGULER MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN NEW BUSINESS DEVELOPMENT (NBD) TERHADAP PROFITABILITAS

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

OLEH:

NAMA : ARIEF RACHMAN

NIM : 050503195

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara

MEDAN 2009


(2)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Investment

Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Yang membuat pernyataan

Arief Rachman NIM 050503195


(3)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb,

Segala puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sejak penulis mencari ide, mengajukan, menyusun, hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerjasama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu,penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Meutia Ak selaku ketua departemen akuntansi dan sekretaris departemen akuntansi.

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan kesabarannya untuk memberikan pengarahan, bimbimbingan, diskusi, serta masukan selama proses penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM dan Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji I dan Penguji II saya yang telah memberikan arahan dan masukan yang berharga mengenai penulisan skripsisaya.

5. Kedua orang tua saya : Ayah Jamaluddin Abdurrachman, ST dan Ibu Ida Chairuna yang telah memberikan dorongan berupa doa dan semangat bagi penulis


(4)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

dalam proses penyusunan skripsi. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan berkat bagi keduanya.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak – pihak yang telah bersedia membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Amin

Medan,

Yang Membuat Pernyataan

Arief Rachman NIM 050503195


(5)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh dari Investment

Opportunity Se (IOS) dan New Business Development (NBD) terhadap profitabilitas

perusahaan. Peneltian ini dijadikan sebagai dasar tolak ukur pengambilan keputusan pendanaan investasi perusahaan pada tahun 2006 dan 2007.. Data yang digunakan berupa laporan tahunan dari perusahaan sampel yang berjumlah 16 perusahaan pada tahun 2006 – 2007. Model statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan variabel Investment Opportunity Set (IOS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur dan

New Business Development (NBD) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

profitabilitas perusahaan manufaktur.

Kata Kunci : Investment Opportunity Set (IOS), New Business Development (NBD), Profitabilitas.


(6)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

ABSTRAK

The purpose of this research is to examine the effect of Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development Into profitability of the company. This research can explain the decision making about the source of funds used by the manufacture companies listed in JSX for period 2005-2006. Those variabels are chosen in relation to the asumptions of pecking order theory and trade off theory. The data used are in form of financial ratios from 16 companies during 2005-2006. The statistical methods use in this research is multiple regressions.

The result of this research shows that Investment Opportunity Set (IOS) have significant effect to profitability of manufacture company, while New Business Development (NBD) have insignificant effect to profitability of manufacture company.

Keywords: Investment Opportunity Set (IOS), New Business Development (NBD), Profitability.


(7)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Proksi Set Kesempatan Investasi……….……….………. 33

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu…...……… 46

3.1 Sampel Perusahaan Manufaktur...……….... 53

4.1 Daftar Emiten Sampel……..……….. 53

4.2 Statistik Deskriptif...………. 54

4.3 One Sample Kolmogrov-Smirnov Test……… 56

4.4 Coefficients...………. 58

4.5 Hipotesis Keputusan Autokorelasi ...………. 60 4.6 Model Summary ………...

4.7 Coefficients... 4.8 ANOVA (b)...


(8)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Kerangka Konseptual………. ………. 49

4.1 Histogram (data normal) ………. 50

4.3 Normal P-P Plot (data normal) ……..……… 51


(9)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

DAFTAR ISI SKRIPSI

Halaman

PERNYATAAN……….. I

KATA PENGANTAR………... Ii

ABSTRAK……….. Iv

ABSTRACT………... V

DAFTAR ISI……… Vi

DAFTAR TABEL... X

DAFTAR GAMBAR………. Xi

DAFTAR LAMPIRAN………. Xii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A.Latar Belakang Masalah...……… 1

B.Perumusan Masalah...……… 5

C.Tujuan Penelitian...………. D.Manfaat Penelitian...………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..…... 7

A.Investment Oppotunity Set (IOS)……… 8

1. Proksi Berdasarkan Harga……….…… 8

2. Proksi Berdasarkan Investasi……..……….. 10


(10)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

B.New Business Development (NBD)……… 14

1. Greenfield Development……… 16

2. Acquisition………. 18

C.Profitabilitas...……….. 1. Profit Margin...……….. 2. Return On Investment (ROI)... 3. Return On Equity (ROE)... 19 D. Hubungan Investment Opportunity Set (IOS) dengan Profitabilitas..………… 23

E. Hubungan New Business Development (NBD) dengan Profitabilitas…...… 23

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu... G. Kerangka Konseptual dan Hipotesis... 1. Kerangka Konseptual... 2. Hipotesis Penelitian... 24 BAB III METODE PENELITIAN………... 25

A.Jenis Penelitian……….. 26

B.Populasi dan Sampel Penelitian……… 27

C.Jenis dan Sumber Data………. 28

D.Tehnik Pengumpulan Data……….. 29

E.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……..……… 29

1. Variabel Independen...………...………. 31


(11)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

F. Metode Analisis Data……….………..

1. Pengujian Asumsi Klasik... a. Uji Normalitas... b. Uji Multikolinearitas... c. Uji Heterokesdastisitas... d. Uji Autokorelasi... 2. Pengujian Hipotesis...

32

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN……….. 32

A.Data Penelitian……….. 36

B.Statistik Deskriptif……… 37

C.Pengujian Asumsi Klasik………. 37

1. Uji Normalitas……….. 37

2. Uji Multikolinearitas……… 39

3. Uji Heterokesdastisitas……….. 39

4. Uji Autokorelasi………. 40

D.Pengujian Hipotesis……….…. 40

1. Uji t (t-test)……….. 44

2. Uji F (Anova)……… 45

E.PembahasanHasil Penelitian………. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 46 A.Kesimpulan………... 46


(12)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

C.Saran………. 48

DAFTAR PUSTAKA……….. 54

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan tatanan perekonomian dunia mendorong timbulnya tuntutan terhadap perusahaan – perusahaan untuk dapat melakukan ide – ide bisnis baru. Perusahaan – perusahaan yang ingin mengejar pertumbuhan menyadari bahwa brainstorming dan penerapan ekspansi bisnis baru merupakan faktor penting agar perusahaan tersebut dapat menjaga tingkat pertumbuhannya dan dapat bersaing dengan perusahaan – perusahaan lain. Strategi bersaing yang dapat ditempuh oleh perusahaan yaitu melakukan ekspansi bisnis serta strategi fokus dengan cara mengembangkan konsep

New Business Development (NBD).

Ekspansi bisnis dan strategi fokus yang dimaksud yaitu perusahaan tidak hanya menekuni satu bidang bisnis pilihan dimana perusahaan sudah berpengalaman menggarapnya, melainkan melakukan perluasan bidang bisnis yang disesuaikan dengan

core kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki perusahaan. Untuk mengetahui apakah

perusahaan telah mengalami positioning pasar pengembangan bisnis dalam melakukan multibisnis usaha, maka harus ada alat bantu yang lain yang dapat memberikan tolak ukur yang jelas, seberapa jauh proses pengembangan usaha yang telah dilakukan bila dibandingkan dengan pengembangan usaha yang dilakukan oleh pesaing. Sejak dahulu,


(13)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

tuntutan untuk tampil menjadi perusahaan yang baik sudah ada dan juga terdapat berbagai macam strategi dan pola pengembangan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan menangkap info progress suatu peluang bisnis. Akibatnya, sering kali perusahaan merasa memiliki info progress peluang bisnis yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan akan tetapi tidak mampu untuk merealisasikan hal tersebut dikarenakan perusahaan terlalu fokus terhadap main

product yang dihasilkan.

Aspek finansial adalah salah satu faktor yang ikut dipertimbangkan dalam pengembangan bisnis termasuk dalam pembentukan New Business Development. Pembentukan New Business Development harus menjadi stimulus untuk proses pertumbuhan bisnis perusahaan serta peningkatan sistem kerja.. Pembentukan New

Business Development juga diperlukan sebagai salah satu cara agar perusahaan terus

memiliki tempat (posisi jabatan) untuk mempromosikan orang – orang terbaiknya sehingga tidak pindah ke perusahaan lain (A. B Susanto, 2008). Dan juga menerjuni bisnis baru merupakan salah satu justifikasi yang rasional dalam meminimalisir biaya dan meningkatkan profit.

Biasanya dalam memutuskan melakukan ekspansi bisnis dan kesempatan investasi, perusahaan akan dihadapkan dengan pertanyaan – pertanyaan berikut : apakah profit yang dimiliki oleh perusahaan akan diberikan pada pemegang saham dalam bentuk dividen atau profit tersebut akan digunakan untuk pengembangan bisnis baru. Dalam memutuskan hal ini tidak jarang terjadi masalah kepentingan antara manajemen dengan para pemegang saham. Di satu sisi, ada pihak yang menginginkan adanya pembayaran dividen, namun di pihak lain menginginkan pengembangan bisnis.


(14)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Keadaan seperti ini dinamakan masalah keagenan (agency problem).

Pada umumnya, pihak manajemen cenderung untuk melakukan pembayaran dividen sesuai dengan kebijakan dividen yang telah ditetapkan. Akan tetapi ada pihak manajemen yang menahan kas mereka untuk melunasi kewajiban dan melakukan investasi. Apabila kondisinya melakukan investasi maka perusahaan pada umumnya melakukan ekspansi bisnis dan tetap melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang saham dalam jumlah yang relatif kecil.

Satu hal yang perlu diingat adalah kebijakan berinvestasi merupakan bagian yang menyatu dengan kebijakan pendanaan perusahaan. Dengan melihat kesempatan investasi dan peluang bisnis yang melibatkan keputusan pendanaan perusahaan yang melibatkan laba ditahan maka dapat dilakukan evaluasi kelayakan investasi yang dapat memaksimalkan profit perusahaan. Setiap periode, perusahaan harus memutuskan apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan akan ditahan untuk pendanaan berinvestasi atau akan didistribusikan ke para pemegang saham. Untuk sebagian perusahaan yang memperoleh laba yang besar, terkadang tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham, akan tetapi lebih mencoba untuk melakukan pengembangan bisnis dengan adanya pembentukan divisi organisasi pada suatu perusahaan untuk mempelajari kelayakan investasi dan ekspansi bisnis. Hal ini menjadi menarik karena pada dasarnya laba yang diperoleh akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Lalu timbul pertanyaan, jika tidak membagikan dividen, untuk apakah laba yang diperoleh tersebut? Jika perusahaan mempunyai dana yang cukup untuk mendanai seluruh investasi dan terdapat kelebihan dari dana tersebut, maka kelebihan dana tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas (Van


(15)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Horne & Wachowizc, 2005:496)

Pertumbuhan perusahaan menunjukkan kemampua perusahaan untuk mempertahankan posisi usahanya dalam perkembangan ekonomi dan industri di dalam perekonomian dimana perusahaan tersebut beroperasi. Dalam mengukut tingkat pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilihat misalnya dari tingkat pertumbuhan penjualan, laba bersih sesudah pajak, pendapatan per lembar saham, dan sebagainya. Hartono (2002) dalam Hartono (2004) suatu perusahaan dapat dikatakan bertumbuh apabila terjadi pertumbuhan nilai aktiva, peningkatan laba, peningkatan penjualan, peningkatan nilai perusahaan. Pertumbuhan perusahaan merefleksikan apakah perusahaan tersebut berkembang atau tidak. Pertumbuhan perusahaan secara terus menerus adalah diperlukan agar dapat hidup dan memberi kemakmuran yang lebih tinggi kepada pemilik saham. Untuk tumbuh, perusahaan memerlukan dana yang lebih besar untuk mendanai perluasan investasinya.

Dana tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber baik sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber internal dapat berupa depresiasi dan laba ditahan. Sumber dana eksternal dapat berupa pinjaman dari bank lain atau lembaga keuangan lainnya, menjual obligasi atau menjual saham baru. Apabila perusahaan mengandalkan pendaanaan investasi dengan menggunakan laba ditahan maka dividen yang dibagikan akan berkurang. Sebaiknya bila perusahaan menggunakan sumber dana eksternal maka ada kecenderungan membagikan dividen yang lebih besar.

Penerapan New Business Development merupakan salah satu bentuk cara investasi perusahaan dalam melakukan ekspansi bisnis. Kelayakan investasi dalam pengembangan bisnis dapat diukur dari sisi keuangan dan sisi operasional serta


(16)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

prospek. Kelayakan sisi keuangan dihitung dari potensi return, profitabilitasnya dibandingkan dengan jika modal ditanam di bidang yang lain yang sama – sama menguntungkan. Feasibility Study (studi kelayakan) keuangan dianggap sebagai tahap terpenting karena pada tahap ini merupakan tahap dimana peluang dan ide bisnis dapat diimplementasikan. Dari sisi kelayakan operasional dinilai dari adanya sumber informasi seput ar hal – hal yang mungkin menjadi kendala bila bisnis mulai direalisasi.

Business Development bertujuan untuk melaksanakan misi perusahaan, yaitu

peningkatan kemampuan wirausaha dalam berbisnis dan perluasan kesejahteraan. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan melalui penciptaan peluang usaha baru atau melakukan pengembangan usaha baik dengan cara insentifikasi, ekstensifikasi, maupun diversifikasi dari usaha serta penciptaan berbagai nilai tambah untuk mendukung realisasi program community development (Madani News, 2008).

Dengan demikian peluang investasi perusahaan dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang memiliki semakin banyak peluang investasi di masa depan akan memiliki semakin besar peluang untuk tumbuh, pilihan – pilihan investasi yang memberikan pertumbuhan bagi perusahaan – perusahaan di masa datang ini dikenal dengan isitilah Set Kesempatan Investasi atau Investment Opportunity Set

(IOS).

Berdasarkan penelitian Suharli (2007), menunjukkan adanya pengaruh yang tidak positif antara Investment Opportunity Set dengan profitabilitas. Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Karsana (2004) dan Basuki (2004) juga menunjukkan Investment

Opportunity Set mempunyai pengaruh yang negatif, bahkan ketika dimasukkan sebagai


(17)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

adanya pengaruh positif antara New Business Development dengan profitabilitas, ini ditunjukkan dengan beberapa perusahaan khususnya di Indonesia menjaga pertumbuhannya dengan strategi ekspansi bisnis. Namun semuanya melibatkan dan juga dipengaruhi oleh motivasi, baik individu maupun organisasi atau perusahaan secara menyeluruh.

Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan melakukan pembuktian apakah memang terdapat pengaruh yang signifikan antara Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) terhadap profitabilitas. Oleh karena itu, penelitian kali ini akan dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dengan judul “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas dan hasil penelitian – penelitian terdahulu yang kontradiktif mengenai hubungan antara

Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) terhadap

profitabilitas, maka masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut : Apakah

Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) perusahaan

manufaktur berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial?


(18)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) terhadap profitabilitas perusahaan – perusahaan manufaktur.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini baik bagi peneliti, maupun bagi perusahaan, bagi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara dan pihak lain adalah:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi salah satu upaya untuk mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam menulis karya ilmiah dan menjadi bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan

New Business Development (NBD) terhadap profitabilitas

2. Bagi Perusahaan.

Penelitian ini memberikan kontribusi bahwa Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) memberikan pengaruh terhadap profitabilitas, sehingga perusahaan harus dengan cermat melakukan investasi dan secara terus menerus meningkatkan laba, sehingga akan mendorong tingkat pertumbuhan perusahaan.

3. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (FE.USU)

Sebagai bahan referensi dan bacaan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 4. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan menjadi stimulan dan referensi dalam penelitian – penelitian selanjutnya yang sejenis.


(19)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Investment Opportunity Set (IOS)

Istilah Investment Opportunity Set (IOS) atau Set Kesempatan Investasi pertama kali diperkenalkan oleh Myers (1977, dalam Leman 2005) yang menguraikan perusahaan sebagai suatu kombinasi antara aktiva riil (assets in place) dan opsi investasi masa depan. Opsi investasi masa depan ini kemudian dikenal dengan istilah Investment Opportunity

Set (IOS) atau Set Kesempatan Investasi. Investment Opportunity Set (IOS) sebagai opsi

investasi masa depan yang tidak hanya ditunjukkan dengan adanya proyek – proyek perusahaan saja tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih tinggi dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan. IOS bersifat tidak dapat diobservasi, untuk itu perlu mengukurnya.

Beberapa proksi yang digunakan dalam menghitung Investment Opoortunity Set (IOS) : proksi berdasarkan harga, proksi berdasarkan investasi, dan proksi berdasarkan varian.

a. Proksi berdasarkan harga

Proksi berdasarkan harga ini percaya pada gagasan bahwa jika prospek yang tumbuh dan suatu bagian dinyatakan dalam harga saham (Erlina, 2008 : 43). Perusahaan


(20)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva riilnya (assets in place).

b. Proksi berdasarkan investasi

Proksi berdasarkan investasi ini percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif pada nilai IOS suatu perusahaan (Leman, 2005). Kegiatan investasi ini diharapkan dapat memberikan peluang investasi yang semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan di masa berikutnya.

c. Proksi berdasarkan varian

Proksi berdasarkan varian ini percaya pada gagasan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva (Leman,2005). Berikut ini adalah beberapa proksi set kesempatan investasi (Erlina, 2008 ; )

Tabel 2.1

No Set Kesempatan Investasi

Proksi Berdasarkan Harga

1 Market Value of Equity plus book of debt 2 Market to book value of assets

3 Market to book value of equity 4 Book to market value equity 5 Book to market value assets

6 Market value of the firm to book value of assets

7 Book value of propertyv, plant and equitment to firm value 8 Tobin's-q

9 Depreciation to firm value 10 Earning to price ratio

11 Gross proprty, plant and equitment to market value of the firm 12 Depreciation to total assets

Proksi Berdasarkan Investasi


(21)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

2 R & D expense to firm assets 3 R & D expense to sales

4 Capital expenditure to market value of assets 5 Capital expenditure commited to total assets 6 Capital expenditure to book value of assets 7 Capital addition to assets book value 8 Capital addition to marketvalue of assets

Proksi Berdasarkan Varians

1 Varians of total return 2 Market value beta 3 Assets beta

4 Varians of assets- deflacted sales

Ukuran Komposit

1 Score factor 2 Instrument variabel

B. New Business Development

New Business Development merupakan suatu area spesialisasi dalam suatu perusahaan yang berisikan beberapa tehnik investasi dan tanggung jawab yang memiliki tujuan untuk meraih customer baru dan mencoba untuk meraih pangsa pasar baru. Beberapa tehnik yang dapat dilakukan yaitu : mengakses beberapa peluang pasar dan target, mengumpulkan pengetahuan mengenai pelanggan dan competitor, mengumpulkan informasi dalam kemungkinan penjualan, memberikan draft mengenai proses investasi yang akan berkembang, mengikuti proses investasi, memberikan model desain bisnis yang akan diekspansi.

Hal – hal yang termasuk dalam Business Development adalah mengevaluasi beberapa peluang investasi dan bisnis dengan menggunakan beberapa pola yang dapat dipertimbangkan,yaitu : pemasaran, manajemen informasi yang berhubungan dengan pengetahuan manajemen, pelayanan terhadap pelanggan. Suatu organisasi atau


(22)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

perusahaan memiliki suatu tujuan bahwa perusahaan tersebut tetap mengembangkan investasi perusahaan dan juga ekspansi bisnis yang akan dilakukan. Dengan tidak hanya berfokus kepada main product/main business yang memiliki perusahaan, secara tidak langsung dengan melakukan pemgembangan investasi akan meningkatkan pertumbuhan laba pada perusahaan tersebut.

Pengembangan bisnis selalu membutuhkan pendekatan disiplin disamping mengembangkan bisnis. Beberapa konsultan merekomendasikan beberapa strategi dalam peningkatan bisnis, yang didalamnya termasuk financial, legal dan advertising skill. Kemampuan kreativitas juga sangat dibutuhkan dalam bentuk investasi ini. Business

development memiliki dua metode dalam penggunaannya . yaitu antara lain : Sales – oriented (client – facing), Operational function to support expansion.

Dalam metode sales – oriented, Business Development berkonsentrasi terhadap pengembangan strategi channel relationship. Metode ini menggunakan pendekatan dimana investasi bisnis yang akan dilakukan dengan metode pendekatan terhadap relation (hubungan) yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dalam metode operational fuction

support expansion, business development berkonsentrasi terhadap analisis mengenai

deskripsi bisnis yang akan dilakukan perusahaan yaitu dimana perusahaan melakukan

job – search engine ,hal ini dilakukan perusahaan untuk menerapkan system bahwa

investasi dalam bidang pengembangan bisnis dilakukan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

New business development merupakan salah satu opsi perusahaan dalam

menentukan aliran kas bebas perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan yang berjalan baik dan memiliki profit dalam jumlah yang banyak atau dapat dikatakan memiliki slack


(23)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

resources. Hal ini dapat digunakan untuk pengembangan bisnis baru (Andrew, 2008:94).

Bila perusahaan memiliki slack resources, dibutuhkan lembaga dalam suatu grup

(holding) perusahaan dengan peran sebagai advisor yang tugasnya mempelajari peluang.

Mencari dan mengevaluasi semua peluang bisnis baru yang bisa direalisasikan hingga menegosiasikan dan melakukan deal proyek investasi merupakan tahap yang harus dilakukan dalam business development. Beberapa tahap lainnya yaitu merancang tahap – tahap pada tiap proyek investasi dan mengawasi semua tahap pentingnya. Melakukan studi kelayakan dalam semua aspek mulai dari pendanaan hingga operasional, serta menyiapkan materi usulan kerja sama dengan calon mitra investasi antara lain :

Private equity investor, Hedge fund, Investment Bank, Bank, Perusahaan asuransi. Tidak

hanya itu New Business Development dilakukan sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban mecari investasi baru selain menjaga mitra lama. Dan juga harus memonitor semua proyek investasi yang tepat untuk masing – masing proyek tersebut.

Ada beberapa model dalam New Business Development, yaitu : Greenfield

Development, Acquisition (Akuisisi).

a. Greenfield Development

Dalam memasuki bisnis baru ada kalanya sebuah perusahaan merintis dengan mendirikan entitas Perseroan Terbatas (PT) baru, atau sering dikenal sebagai model Greenfield Development. Model Greenfield Development biasanya digunakan karena memungkinkan perusahaan membangun budaya perusahaan dan karakterisitik sumber daya manusia yang sesuai dengan platform di grup itu. Namun model ini memiliki beberapa kelemahan antara lain tidak dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan.


(24)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Perusahaan juga melakukan model alternatif lain yaitu pola akuisisi yaitu pola dimana perusahaan tersebut berpatungan (joint venture) agar dapat mempercepat pertumbuhan bisnis perusahaan dan juga meminimalisir resiko yang dapat ditanggung bersama. Ada berbagai pola akuisisi yang dilakukan antara lain : Leverage Buyout (LBO),

Management Buyout (MBO), Akuisisi Saham Biasa.

Leverage Buyout (LBO) terjadi bila perusahaan mengambil alih kendali suatu

perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas dengan menggunakan uang pinjaman atau hutang. Atau, kalaupun menggunakan uang sendiri porsi yang muncul lebih kecil dari dana pinjaman itu sendiri. Pola Leverage Buyout (LBO) banyak diterapkan untuk mengejar pertumbuhan karena biaya modalnya tidak besar berhubung mengandalkan pihak ketiga. Leverage Buyout (LBO) merupakan instrument yang banyak dilirik karena suatu perusahaan tidak harus mempunyai uang cash sendiri yang berjumlah besar untuk melakukan akuisisi. Perusahaan bermitra dengan investment bankers, pengelola dana pihak ketiga yang memang juga aktif mecari peluang investasi baru. Bahkan tidak hanya

investment bankers, tetapi bisa juga dari private equity investors, hedge fund, bank dan

perusahaan asuransi. Dalam model Leverage Buyout (LBO) diharuskan untuk mempunyai hubungan baik dengan barisan pengelola dana besar tadi.

Management Buyout (MBO) merupakan pola akuisisi dimana sebuah perusahaan

mengakuisisi sebuah perusahaan lengkap dengan tim manajemennya, dan biasanya Chief

Excecutive Officer (CEO) di perusahaan yang baru diakuisisi kemudian diberi hadiah

saham. Ide untuk akuisisi dengan pola MBO bisa berasal dari calon investornya yaitu grup usaha yang sedang mencanangkan pertumbuhan bisnis, dan hal ini juga bisa timbul dari pucuk kepemimpinan (CEO) di perusahaan yang hendak diakuisisi.


(25)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Akuisisi Saham Biasa merupakan pola akuisisi dimana investor publik melalui penawaran saham biasa / Initial Public Offering (IPO) di bursa, dengan cara menjual sebagian saham ke masyarakat atau mengeluarkan obligasi. Dalam hal ini, tidak mungkin perusahaan meng-go public-kan unit bisnis baru karena belum menguntungkan. Dan hal ini pasti tidak akan diterima pihak regulator bursa. Cara yang umum dilakukan adalah menjual sebagian saham perusahaan induk atau subholding dan diumumkan bahwa dana hasil Initial Public Offering (IPO) akan digunakan untuk membiayai pengembangan bisnis baru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa New Business Development (NBD) merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan profit perusahaan tersebut.

C. Profitabilitas

Pada umumnya profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Sartono (2001:120), “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Para investor tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu – satunya indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan.

Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat Return

On Investment (ROI) yang diharapkan dengan tingkat return yang diminta para investor

dalam pasar modal. Profitabilitas perusahaan biasanya diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang diambil dari informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui kemampuan perusahaan


(26)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber – sumber yang dimilikinya. Sedangkan menurut Hanafi (2005 : 42) “Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilka keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu”. Mark, K; Peter, K; and Teck-Kin, S (2001) dalam Almilia dan Devi (2007) mengatakan bahwa rasio profitabilitas yang dikur diukur dengan ROI mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Ada tiga rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu : profit margin, return on investment, return on equity.

a. Profit Margin

Profit Margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga bisa diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya – biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu (Hanafi, 2005 : 42). Untuk menghitung profitabilitas perusahaan digunakan rumus sebagai berikut :

PROFIT MARGIN =

Return On Investment (ROI) sering juga disebut sebagai Return On Assets (ROA).

ROI mengukur kemampuan perusahaan – perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat assets tertentu.

Laba Bersih setelah pajak Penjualan

Profit Margin yang tinggi menunjukkan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen.


(27)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Untuk menghitung ROI digunakan rumus sebagai berikut : ROI =

ROE = Laba Bersih setelah pajak Total Ekuitas

Angka yang tinggi untuk ROE menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu, rasio ini bukan pengukur return yang diterima pemegang saham yang sebenarnya (Hanafi, 2005 : 43).

Bowlin et al (1980 : 30) membagi rasio profitabilitas menjadi dua kategori. - Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan

Profitabilitas dalam kategori ini merefleksikan kemampuan manajemen perusahaan dalam mengontrol beban dan merubah penjualan menjadi laba. Untuk mengukur profitabilitas dalam kategori ini, digunakan rasio Gross Profit Margin.

- Peofitabilitas dalam kaitannya dengan investasi

Laba Bersih setelah pajak Total Assets

Semakin tinggi tingkat Return On Investment suatu perusahaan, semakin baik perusahaan tersebut.

c. Return On Equity (ROE)

Syamsuddin (2000 : 64) menyatakan “Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuruan dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan”

Return On Equity (ROE) dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Kategori profitabiitas ini bertujuan untuk mengukur profitabilitas perusahaan dalam kaitannya dengan dana yang diinvestasikan yang digunakan untuk memaksimalkan


(28)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

laba. Oleh karena itu, rasio profitabilitas yang digunakan dalam kategori ini dalam mengukur keefektifan manajemen perusahaan secara keseluruhan. Untuk mengukur profitabilitas dalam kategori ini, digunakan rasio Return On Investment atau Return On Assets.

D. Hubungan Investment Opportunity Set (IOS) dengan Profitabilitas

Selain untuk didistribusikan kepada para pemegang saham, sebagian sisa laba yang diperoleh oleh perusahaan akan digunakan untuk membiayai investasi. Apabila kondisi perusahaan sedang baik, perusahaan cenderung untuk melakukan investasi daripada membayar dividen dalam jumlah yang besar (Suharli, 2007). Hal yang seperti ini, tentu saja akan menimbulkan masalah kepentingan antara pemegang saham dan pihak manajemen. Apabila perusahaan mempunyai banyak aliran kas bebas, maka perusahaan cenderung untuk meningkatkan penggunaan uang kas untuk keuntungan perusahaan atau dengan kata lain perusahaan lebih memilih untuk melakukan investasi yang mempunyai nilai positif. Dengan demikian dapat dikatakan, apabila perusahaan mempunyai Investment Opportunity Set yang besar, maka profitabilitas pada perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan.

E. Hubungan New Business Development dengan Profitabilitas

Investasi pengembangan bisnis merupakan bagian dari laba yang didistribusikan oleh pihak manajemen untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Semakin banyak investasi dalam sektor pengembangan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan, sangat memungkinkan profitabilitas perusahaan semakin meningkat pula. Dengan demikian


(29)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

dapat dikatakan bahwa apabila perusahaan melakukan investasi bisnis dengan menerapkan New Business Development, maka profitabilitas perusahaan semakin meningkat.

H. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan terdahulu berkaitan dengan pengaruh suatu variabel bebas x terhadap variabel terikat profitabilitas. Adapun tinjauan terdahulu tersebut antara lain,

NO Nama Peneliti dan Tahun Terdahulu

Judul Penelitian

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Suharli, 2007

Pengaruh Profitabilitas dan

Investment Opportunity Set (IOS)

Terhadap Kebijakan Tunai dengan Likuiditas Sebagai Moderating Variabel

Dalam Penelitian ini yang digunakan

sebagai variabel adalah Profitabilitas

dan Investement Opportunity Set (IOS) sebagai variabel bebas dan

Kebijakan Tunai sebagai variabel terikat dengan Likuiditas sebagai variabel moderating Kebijakan Tunai perusahaan secara positif dipengaruhi oleh profitabilitas dan

diperkuat likuiditasnya dan Investment Opportunity Set (IOS) memberikan pengaruh yang negative terhadap tingkat pertumbuhan investasi perusahaan

2 Kasana, 2004

Analisis Moderasi Set Kesempatan Investasi Terhadap Hubungan

Antara Kebijakan Dividen dan Aliran Kas Bebas Dengan Tingkat Leverage

Perusahaan

Dalam penelitian ini yang digunakan

sebagai variabel adalah Set Kesempatan Investasi sebagai variabel bebas dan Kebijakan Dividen

dan Aliran Kas Bebas sebagai variabel terikat Set Kesempatan Investasi (Investment Opportunity Set) berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen perusahaan dan arus kas bebas

dengan tingkat leverage perusahaan

3 Basuki, 2004

Hubungan Aliran Kas Bebas dengan Kebijakan Dividen Perusahaan dengan Set Kesempatan Investasi Sebagai Variabel Moderasi Dalam penelitian ini yang digunakan

sebagai variabel bebas adalah Aliran

Kas Bebas dan sebagai variabel terikat adalah Set Kesempatan Investasi (Investment Opportunity Set) tidak mampu mempengaruhi hubungan aliran kas bebas dan kebijakan


(30)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Kebijakan Dividen dan Set Kesempatan Investasi sebagai variabel moderasi

dividen, kalaupun ada hubungannya sangat

kecil

Suharli (2007) melakukan penelitian yang mempelajari hubungan antara Profitabilitas dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Kebijakan Tunai dengan Likuiditas sebagai Moderating Variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kebijakan Tunai perusahaan secara positif dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat likuiditasnya dan Investment Opportunity Set (IOS) memberikan pengaruh yang negatif terhadap tingkat pertumbuhan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Kasana (2004) berusaha menganalisa Moderasi Set Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen dan Aliran Kas Bebas dengan Tingkat Leverage Perusahaan. Hasil analisa ini menunjukkan bahwa Set Kesempatan Investasi (Investment Opportunity Set) berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen dan aliran kas bebas dengan tingkat leverage perusahaan.

Penelitian Basuki (2004) meneliti hubungan aliran kas bebas dengan kebijakan Dividen perusahaan dengan Set Kesempatan Investasi sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam aliran kas bebas secara individual berhubungan negatif dan tidak signifikan dengan kebijakan dividen tanpa memasukkan moderasi Set Kesempatan Investasi, demikian juga ketika menguji hubungan aliran kas bebas dengan kebijakan dividen memasukkan Set Kesempatan Investasi sebagai variabel moderasi hasilnya menggambarkan hubungan negatif dan tidak signifikan. Temuan empiris ini menjelaskan bahwa Set Kesempatan Investasi (Investment Opportunity Set) tidak mampu mempengaruhi hubungan aliran kas bebas dan kebijakan dividen, kalaupun ada hubungan


(31)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

adalah sangat kecil.

I. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana Hubungan suatu teori dengan faktor – faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan uraian dari teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independent penelitian ini adalah Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business

Development (NBD) dan variabel dependen adalah profitabilitas.

Perusahaan yang memiliki Investment Opportunity set yang baik dan juga memiliki pusat pengembangan bisnis (business development) yang berkembang dengan bak dalam melakukan ekspansi bisnis merupakan berita yang baik bagi investor dan calon investor serta memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Menurut Van Horne (2005 : 222) “ profitabilitas merupakan ratio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”. Profitabilitas yang tinggi menggambarkan keuntungan perusahaan yang meningkat yang berarti perusahaan mampu untuk melakukan inve4stasi dan melakukan ekspansi bisnis. Investasi Oppurtunity Set (IOS) merupakan opsi investasi masa depan perusahaan yang tidak semata – mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek – proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja , tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih tinggi dala mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya. Apabila dalam suatu perusahaan memiliki investment


(32)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

opportunity set yang tinggi, hal ini berarti aliran kas bebas dalam perusahaan atau laba

perusahaan yang dihasilkan sebagian besar akan digunakan untuk pengembangan bisnis baru yang akan mendukung pertumbuhan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Suharli (2007) menunjukan bahwa adanya pengaruh antara Invesment opportunity set (ISO) dengan kebijakan deviden dengan kata lain hal ini menunjukan bahwa Investment Oppurtunity set menunjukan pengaruh positif terhadap pengembangan bisnis dan ekspasi perusahaan. Penelitian Karsana (2004) dan Basuki (2004) menunjukan hasil yang sama yaitu Invesment Opurtunity set berpengaruh positif terhadap investasi namun berpengaruh sebaliknya terhadap kebijakan deviden.

Profitabilitas akan diukur dengan menggunakan Return On Investment (ROI),

Investment Oppurtunity Set (IOS) akan diukur dengan Market Value Of Equity to Book Value Of Equity (MVEBVEA) dan Capital Expenditure to Book Value Of Assets (CAPBVA) dan New Business Development (NBD) akan diukur dengan Dummy Variabel.

Maka hubungan antara Invesment Opportunity Set (IOS), dan New Business

Development (NBD) dengan Profitabilitas dapat digambarkan sebagai berikut :

Tingkat Profitabilitas

Y Investment

Opportunity Set (IOS)

X1

New Business Development

(NBD) X2


(33)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

. 2. Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2007: 41) “hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris’’.Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah akan yang diuji kebenaranannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya., Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Investment Opportunity Set dan New Business Development berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur”.


(34)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian adalah asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2006 : 11) dengan bentuk hubungan kausal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) terhadap profitabilitas. Dalam penelitian ini Investment Opportunity Set (IOS) dan

New Business Development (NBD) merupakan variabel independent, dan profitabilitas

sebagai variabel dependen

B. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas ; Objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006;72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006 – 2007, yang berjumlah 142 perusahaan. Dipilihnya satu kelompok bidang industri yaitu industri manufaktur sebagai populasi dimaksudkan


(35)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

untuk menghindari bias yang disebabkan oleh efek industri. Disamping itu sektor manufaktur memiliki jumlah perusahaan terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya.

2. Sampel Penelitian

Sampel berarti contoh,yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian (Mardialis, 2005 : 55). Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling yaitu ”teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu” (Indrianto dan Supomo, 1999:131). Dalam hal ini sampel yang diambil harus memenuhi karakteristik yang diisyaratkan. Secara umum, karakteristik tersebut adalah sebagai berikut : perusahaan sampel adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006 – 2007 dan terus melakukan investasi pengembangan bisnis sepanjang periode pengamatan, perusahaan tidak pernah ter-delisting selama periode pengamatan, perusahaan tidak pernah mengalami kerugian selama periode pengamatan.

Adapun hasil sampel perusahaan adalah 16 perusahaan manufaktur, antara lain :

No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Business Development

1 PT Gajah Tunggal Tbk

Industri pembuatan barang-barang dari karet, termasuk ban dalam dan luar segala jenis kendaraan, barang

atau alat

Perdagangan umum dan keuangan 2 PT Gudang Garam

Tbk Industri rokok Kertas

3 PT Indal Aluminium Industry Tbk

ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur

aluminium sheets rolling mill, extrusion plant dan papan gypsum.

Software, konstruksi dan investasi 4 Bakrie Sumatera

Plantations Tbk Penanaman karet Minyak Kelapa Sawit, dan perkebunan plasma 5 ATPK Resources Tbk Supply berbagai yarn ke pabrik


(36)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

6 Bumi Resources Tbk Hotel dan turis industri Gas natural dan minyak industri 7 PT Dynaplast Tbk Komponen, kemasan dan lembaran

plastik Perdagangan prototyype dan model untuk mold 8 PT Indofood Sukses

Makmur Mie dan penggilingan tepung

Pelayaran, makanan bayi, biskuit, jasa investasi dan manajemen

9 PT Alumindo Light Metal Industry

Aluminium sheet, aluminium foil dan

roll foming building decoration Plat stainless steel 10 PT Kedawung

Industrial Tbk

Barang-barang logam, aluminium, karton, email dan barang-barang

plastik dan kerajinan tangan, terutama alat dapur

Kotak karton bergelombang dan tempat penyimpanan telur

11 PT Eratex Djaja Tbk

Pemintalan, penenunan, penyelesaian, pembuatan pakaian

jadi

Konsultasi manajemen di bidang komputer dan internet 12 PT Semen Gresik

(Persero) Tbk Semen

Industrial Real Estate, Penambangan Batu Kapur dan Tanah Liat

13 PT Indah kiat Pulp and Paper Tbk

Pulp dan kertas, pengelolaan pelabuhan khusus, perdagangan,

pertambangan dan kehutanan

Distribusi dan Jasa Keuangan 14 PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk Semen

Pabrikasi beton siap pakai, investasi pada perusahaan asosiasi, perdagangan

15 PT Mustika Ratu Tbk Jamu dan Kosmetik Tradisional Penyewaan Properti 16 PT Pabrik Kertas

Tjiwi Kimia Pulp dan kertas Bidang keuangan dan distributor 17 PT Japfa Comfeed

Indonesia Tbk Bahan Makanan Hewan

Minuman, makanan, Real Estate, Investasi dalam bentuk surat berharga

a. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2003 : 124). Data dalam penelitian ini bersifat pooling yaitu gabungan antara time series dan cross section yaitu laporan tahunan perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar pada tahun 2006 dan 2007. Data ini merupakan data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh atau dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 147). Data laporan tahunan diperoleh dari Pusat Referensi Padar Modal Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan 2007.


(37)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

D. Tehnik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaitu melalui jumlah buku akuntansi dan buku – buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap yang kedua, pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui situs

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Independent (bebas)

Menurut Sugiyono (2005 : 3) ”variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Investment

Opportunity Set (IOS), dan New Business Development (NBD).

a. Investment Opportunity Set (IOS)

Istilah Investment Opportunity Set pertama kali diperkenalkan oleh Myers (1977) yang menguraikan perusahaan sebagai kombinasi antara aktiva riil (assets in place) dengan opsi investasi di masa yang akan datang. Opsi atau pilihan investasi masa yang akan datang ini kemudian disebut sebagai Investment Opportunity Set.

Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah proksi berdasarkan harga yang digunakan yaitu Market Value Equity to Book Value of Equity (MVEBVE)

(Jumlah lembar saham x harga penutupan saham) MVBEBVE =

Total Ekuitas


(38)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

to Book Value of Assets (CEPBVA). Rasio ini menunjukkan adanya aliran tambahan

modal saham perusahaan yang dapat digunakan untuk tambahan investasi aktiva produksinya (Rokhayati, 2005).

(Nilai buku aktiva tetap t – Nilai buku aktiva tetap t1) CEPBVA =

Total Assets

b. New Business Development (NBD)

New Business Development adalah suatu area spesialisasi dalam suatu perusahaan

yang berisikan beberapa tehnik investasi dan tanggung jawab yang memilki tujuan untuk meraih customer baru dan mencoba untuk meraih pangsa pasar baru. Pengungkapan New

Business Development dapat diukur dengan Dummy Variable yaitu dengan menggunakan

metode skor 1 jika ada pengembangan investasi bisnis yang baru dan skor 0 jika tidak ada.

2. Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2005 : 3) ”variabel dependen atau terikat adanya variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat profitabilitas. Van Horne (2005 : 222) ” profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”. Indikator dari tingkat profitabilitas adalah rasio Return On Investment (ROI).

Laba bersih setelah pajak ROI =


(39)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis data dilakukan dengan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 15.0. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi : uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskesdasitas, uji autokorelasi.

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal akan digunakan analisis grafik probability plot, histogram dan uji Kolmogorov-Smirnov.

b. Uji Multikolinearitas.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflaction Factor) dan nilai toleransi. Pada pengujian ini regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF kurang dari 10.

c. Uji heterokesdastisitas


(40)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain (Erlina, 2007 : 108). Model Regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokesdasitisitas. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, di mana bila ada titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskesdastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 atau sebelumnya. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin – Watson (DW-test). Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)

Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :

a. Bila nilai Durbin-Watson terletak antara batas atas dan Upper Bound dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DW) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan (Ghozali, 2001).


(41)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis akan diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Regresi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) terhadap profitabilitas dengan model persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana :

Y = profitabilitas

a = konstanta

b1,b2,b3 = koefisien regresi

X1 = Market Value Equity to Book Value of Equity

X2 = Capital Expenditure to Book Value of Assets

X3 = New Business Development


(42)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Pembahasan tentang analisa pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) terhadap profitabilitas harus terlebih dahulu memperhatikan data para emiten. Data para emiten perlu dianalisa terlebih dahulu sebelum melakukan pembahasan hubungan antara variabel independent dan variabel dependen. Jumlah populasi emiten perusahaan sector manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2007 adalah 142 perusahaan. Dari jumlah ini hanya 16 perusahaan yang menjadi sample, yaitu perusahaan yang telah mempublikasikan laporan tahunan dan laporan keuangan melalui situs Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2006 – 2007 serta mengungkapkan

No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Business Development

1 PT Gajah Tunggal Tbk

Industri pembuatan barang-barang dari karet, termasuk ban dalam dan luar segala jenis

kendaraan, barang atau alat

Perdagangan umum dan keuangan Tabel 4.1


(43)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

2 PT Gudang Garam Tbk Industri rokok Kertas

3

PT Indal Aluminium Industry Tbk

ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur aluminium sheets rolling mill, extrusion plant dan papan gypsum.

Software, konstruksi dan investasi

4

Bakrie Sumatera Plantations Tbk

Penanaman karet

Minyak Kelapa Sawit, dan perkebunan plasma 5 ATPK Resources Tbk Supply berbagai yarn ke pabrik tekstil coal trading

6 Bumi Resources Tbk Hotel dan turis industri Gas natural dan minyak industri 7 PT Dynaplast Tbk Komponen, kemasan dan lembaran plastik

Perdagangan prototyype dan model untuk mold

8 PT Indofood Sukses Makmur Mie dan penggilingan tepung

Pelayaran, makanan bayi, biskuit, jasa investasi dan manajemen 9

PT Alumindo Light Metal Industry

Aluminium sheet, aluminium foil dan roll foming building decoration

Plat stainless steel

10 PT Kedawung Industrial Tbk

Barang-barang logam, aluminium, karton, email dan barang-barang plastik dan kerajinan tangan,

terutama alat dapur

Kotak karton bergelombang dan tempat penyimpanan telur

11 PT Eratex Djaja Tbk

Pemintalan, penenunan, penyelesaian, pembuatan pakaian jadi

Konsultasi manajemen di bidang komputer dan internet 12

PT Semen Gresik (Persero) Tbk

Semen

Industrial Real Estate, Penambangan Batu Kapur dan Tanah Liat 13

PT Indah kiat Pulp and Paper Tbk

Pulp dan kertas, pengelolaan pelabuhan khusus, perdagangan, pertambangan dan kehutanan

Distribusi dan Jasa Keuangan

14

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Semen

Pabrikasi beton siap pakai, investasi pada perusahaan asosiasi,

perdagangan 15 PT Mustika Ratu Tbk Jamu dan Kosmetik Tradisional Penyewaan Properti


(44)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

16

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

Bahan Makanan Hewan

Minuman, makanan, Real Estate, Investasi dalam bentuk surat berharga

B. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata dan standart deviation (simpangan baku) data yang digunakan dalam penelitian. Data statistik deskriftif ditampilkan dalam tabel 4.6.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NBD 32 0 1 .63 .492

Ln_MV 32 -1.68 1.79 -.0274 .99403

Ln_CEP 32 -7.01 -1.40 -3.5041 1.34135 Ln_Profit 32 -6.48 -.87 -3.3073 1.18432

Valid N (listwise) 26

1. Variabel New Business Development (NBD) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 32, dengan nilai minimum (terkecil) 0, nilai maksimum (terbesar) 1 dan mean (nilai rata-rata) 0.63. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.492,


(45)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

2. Variabel Investment Opportunity Set (IOS) berdasarkan rasio Market Value Equity

to Book Value of Equity (MVEBVE) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 32,

dengan nilai minimum (terkecil) -1.68, nilai maksimum (terbesar) 1.79. Standart

Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.99403.

3. Variabel Investment Opportunity Set (IOS) berdasarkan rasio Capital Expenditure

to Book Value of Assets (CEPBVA) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 32,

dengan nilai minimum (terkecil) -7.01, nilai maksimum (terbesar) -1.40. Standart

Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1.34135.

4. Variabel profitabilitas memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 32, dengan nilai minimum (terkecil) -6.8, nilai maksimum (terbesar) -0.87. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1.18432.

C. Pengujian Asumsi Klasik

Analisa dilakukan dengan metode analisa regresi berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskesdastisitas serta autokorelasi. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:

• berdistribusi normal,

non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model

regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna,

non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi

tidak saling korelasi,

homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.


(46)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Regression Standardized Residual

3 2

1 0

-1 -2

Frequency

15

10

5

0

Mean = -2.69E-17฀ Std. Dev. = 0.938฀

N = 26

Dependent Variable: Ln_Profit Histogram

1. Uji Normalitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun uji normalitas dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

a analisis grafik

b analisis probability plot c test kolmogorov smirnov

Berikut penjabaran uji normalitas yang dilakukan oleh penulis

Grafik histogram menunjukkan perubahan distribusi menjadi normal, hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.


(47)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Observed Cum Prob

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

E

xpect

ed

C

um

P

rob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0 Dependent Variable: Ln_Profit

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

b. Analisis Normal Probability Plot


(48)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa titik – titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan denikian dapat dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal atau memenuhi asumsi normalitas. Grafik normal probability plot yang terdapat dalam gambar 4.2 diatas menunjukkan data berdistribusi normal.

c. Uji statistik non-parametrik Kolomogorov Smirnov (K-S)

Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

H0: data terdistribusi normal

Ha: data residua l terdistribusi tidak normal.

Berikutnya uji data statistik dengan model Kolmogrov-Smirnov juga dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak.


(49)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,225> 0,05

2. Uji multikolinearitas

Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel – variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan toleransi. Menurut Ghozali (2005:91)Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari:

1. nilai tolerance dan lawannya,

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

113 .0000000 .37613537 .098 .098 -.063 1.045 .225 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(50)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

2. Variance Inflation Factor (VIF)

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.01 atau sama dengan VIF>10. Pengujian dilakukan dengan SPSS 15. Nilai VIF serta toleransi dari variabel – variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Coefficients(a)

a Dependent Variable: Ln_Profit

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkannya dengan nilai

tolerance dan VIF. Masing-masing variabel bebas dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0.01. Jika dilihat dari VIFnya, bahwa masing-masing

variabel bebas lebih kecil dari 10. Dengan demikian tidak terjadi gajala multikolinearitas dalam variabel bebasnya.

3. Uji Heteroskesdastisitas

Uji Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Ghozali (2005:105) Uji Heterokedasitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF B Std. Error

1 (Constant) -2.096 .679 -3.089 .005

NBD .080 .440 .031 .181 .858 .991 1.009

Ln_MV .488 .217 .388 2.245 .035 .995 1.005

Ln_CEP .387 .159 .421 2.435 .023 .992 1.008


(51)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

egressi

on

S

tudent

iz

ed

R

esi

dual

3 2 1 0 -1 Dependent Variable: Ln_Profit

Scatterplot

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedasitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas adalah dengan melihat grafik scatterplott yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005:105) adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka o dan y, maka tidak heterokedasitas

Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik – titik yang menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskesdastisitas. Grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini.


(52)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedasitas sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta berdasarkan masukan variabel independen yaitu

Investment Opportunity Set (IOS), New Business Development (NBD)..

4. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson (DW) pada buku statistic relevan. Sebelum melakukan uji D-W maka dibuat hipotesisi sebagai berikut:


(53)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Ha=ada autokorelasi (r= 0)

Pengambilan keputusan untuk melihat autokorelasi adalah sebagai berikut:

Hipotesis Nol Keputusan Jika

1. tidak ada autokorelasi positif 2. tidak ada autokorelasi positif 3. tidak ada korelasi negatif 4. tidak ada korelasi negatif 5. tidak ada autokorelasi positif

atau negatif

1.tolak

2.tidak ada keputusan 3.tolak

4.tidak ada keputusan 5.tidak ditolak

1. 0<d<dl 2. dl≤d≤du 3. 4-dl<d<4 4. 4-du≤d≤4-dl 5. du<d<4-du

Berikut adalah hasil uji Durbin-Watson

Tabel 4.4 Model Summary(b)

a Predictors: (Constant), Ln_CEP, Ln_MV, NBD b Dependent Variable: Ln_Profit

Dari tabel Durbin-Watson diatas dapat dilihat bahwa untuk jumlah sampel sebanyak 32 dan variabel bebas sebanyak 2 maka Du = 1.57 dan D1 = 1.31. Maka nilai

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson


(54)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

DW berada diantara 4-Du dan DI yaitu 2.353 > 2.300 > 1.31. Hal ini bermakna bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi ini.

D. Pengujian Hipotesis

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel – variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dinyatakan kuat jika nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1. adapun koefisen determinasi (goodness of fit) yang dinotasikan dengan R2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Determinasi (R2) mencerminkan kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen.

Untuk menguji Hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program statistik, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .589(a) .347 .258 1.06136 2.300

a Predictors: (Constant), Ln_CEP, Ln_MV, NBD b Dependent Variable: Ln_Profit

Sumber:Output SPSS, diolah penulis, 2009

Pada model summary di atas dapat dilihat hasil analisis regresi secara kesuluruhan korelasi antar variabel dependen dengan variabel – variabel yang variabel independennya adalah kuat dengan didasarkan pada nilai R yang berada di atas 0.5, nilai R sebesar 0.746 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara profitabilitas


(55)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

(dependen) dengan Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development

(NBD). Mempunyai hubungan yang erat sebesar 58.9 %.

Nilai Adjusted R Square (Adj R2) sebesar 0.258 atau 25.8 % mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 25.8 % dan sisanya 84.2 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

Pengujian hipotesis statistik dilakukan dengan menggunakan:

1. Uji t (t-test)

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu)

Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0:b1,b2,b3 =0, artinya Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development

(NBD) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Jakarta.

Ha : b1,b2,b3 = o, artinya artinya Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) secara parsial mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai P-value dari t dengan . Kesimpulan

yang dapat diambil dari uji t ini adalah:

a bila nilai P value dari t masing-masing variabel independen ≥ = 5%, maka Ho: bi = 0 diterima dan Ha: bi ≠ 0 ditolak, artinya secara individual variabel independen Xi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen


(56)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

b sebaliknya bila P value dari t masing-masing variabel independen < maka Ho: bi = 0 ditolak dan Ha: bi ≠ 0 diterima, artinya secara individual masing-masing variabel independen Xi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) -2.096 .679 -3.089 .005

NBD .080 .440 .031 .181 .858

Ln_MV .488 .217 .388 2.245 .035

Ln_CEP .387 .159 .421 2.435 .023

a Dependent Variable: Ln_Profit

Dari tabel 4.7 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut

LnProfit= -2.096 + -0.488LnMV + 0.3847LnCEP + 0.080NBD

Dari hasil pengujian diatas akan dijelaskan pengaruh variabel independen secara satu persatu (parsial)

1) Pengaruh Investment Opportunity Set berdasarkan Market Value Equity to

Book Value of Equity (MVEBVE) terhadap profitabilitas

Hasil analisis uji t untuk variabel Investment Opportunity Set berdasarkan Market Value

Equity to Book Value of Equity (MVEBVE) mendapatkan bahwa nilai t sebesar

2.245 dengan signifikansi sebesar 0.035, signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (P<0.05). Hal ini berarti bahwa variabel Investment Opportunity Set berdasarkan Market Value

Equity to Book Value of Equity (MVEBVE) secara parsial berpengaruh terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Investment


(1)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Lampiran 6

Hasil Uji Multikolinearitas

coefficients

a Dependent Variable: Ln_Profit

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

B

Std. Error

1

(Constant)

-2.096

.679

-3.089

.005

NBD

.080

.440

.031

.181

.858

.991

1.009

Ln_MV

.488

.217

.388

2.245

.035

.995

1.005


(2)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

R

egressi

on

S

tudent

iz

ed

R

esi

dual

3 2 1 0 -1 -2 -3

Dependent Variable: Ln_Profit Scatterplot

Lampiran 7


(3)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Lampiran 8

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary

b

a Predictors: (Constant), Ln_CEP, Ln_MV, NBD

b Dependent Variable: Ln_Profit

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson


(4)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

Lampiran 9

Hasil Uji Hipotesis

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

13.195

3

4.398

3.904

.022(a)

Residual

24.782

22

1.126

Total

37.977

25

a Predictors: (Constant), Ln_CEP, Ln_MV, NBD

b Dependent Variable: Ln_Profit

Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.


(5)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.

1

(Constant)

-2.096

.679

-3.089

.005

NBD

.080

.440

.031

.181

.858

Ln_MV

.488

.217

.388

2.245

.035

Ln_CEP

.387

.159

.421

2.435

.023


(6)

Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 116 92

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 70 120

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 7 92

Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Voluntary Disclosure, Leverage dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2014)

0 16 193