119
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan deskripsi dan pembahasan di atas hasil penelitian yang telah dikemukakan penulis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Langkah yang dilakukan pemerintah untuk menata dan mengelola PKL
di Surakarta khususnya di Pasar Klithiktersebut dengan cara mengeluarkan kebijakan yang berhubungan dengan penataan PKL.
Bentuk penataan tersebut berupa relokasi, shelterisasi dan pembatasan jam berjualan. Bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemkot
berupa bantuan bantuan modal dan penyuluhan. 2.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemeritntah Kota Surakarta tersebut menimbulkan dampak positif bagi pedagang kaki lima, yaitu
memberikemanfaatan dalam hal etos kewirausahaan pedagang kaki lima. Hal ini terlihat dari meningkatnya semangat kerja dengan cara
memanfaatkan waktu dengan baik untuk bekerja, motivasi pelaku dalam menekuni usaha pedagang kaki lima, kreatifitas dan inovatif
yang dilakukan oleh pedagang kaki lima, sikap keyakinan agama, jujur dan prasojo, serta berani mengambil resiko.
3. Bagi Pedagang Kaki Lima yang kurang menghargai Kebijakan
Pemerintah Kota Surakarta. PKL merasa pendapatan yang mereka
terima berkurang. Sehingga hal tersebut berdampak terbentuknya sebuah Strategi bertahan survival pedagang kaki lima yang dilakukan
oleh PKL di Pasar Klithikan untuk menambah penghasilannya dan tetap bertahan hidup dalam memenuhi kebutuhan pokok keluarga yaitu
dengan 1 strategi Consciousness ware kesadaran sektor informal untuk melakukan resistensi, PKL di Pasar Klithikan Notoharjo
merasa percaya diri yang tinggi dalam posisinya yang bekerja dalam bidang sektor informal, ditempuh dengan cara melanggar peraturan
pemkot dengan cara menyewakan shelter pemberian dari pemkot untuk meperoleh pendapatan yang jelas dan lebih memilih bekerja nebjadi
PKL yang belum jelas legaitasnya; 2 strategi aktif, Strategi aktif ditempuh pedagang kaki lima oprokan dengan cara mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki, dengan menambah jam kerja dan menyuruh istri ikut bekerja demi membantu menambah pendapatan.
2 strategi pasif digunakann pedagang kaki lima oprokan dengan cara menekan pengeluaran, menerapkan hidup hemat, makan dengan lauk
seadanya, dan menabung sedikit-demi sedikit uang yang mereka miliki untuk kebutuhan yang mendesak. 3 strategi jaringan ditempuh
pedagang kaki lima oprokan dengan cara menjalin hubungan yang baik dengan tetangga, meminta bantuan dari pihak formal maupun
nonformal ketika sedang kesulitan. Pedagang meminjam uang ke pihak bank plecit dan koperasi.
B. Saran