pemerintah,  penting  iso  golek  duit  kanthi  ayem  tentrem.  21 september 2015
Dari  wawancra  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa,  penghasilan  mereka menjadi  berkurang  ,  mereka  harus  mecari  uang  tambahan,  akibat    adanya
pembatasan jam  kerja.  Hal tersebut dirasakan oleh pedagang kaki lima yang acuh  terhadap  program  pemerintah.  Sehingga  mereka  tidak  mau  mengikuti
aturan  yang  sudah  ditetapkan  oleh  pemerintah  dengan  alasan    mereka  lebih mementingkan  mencari  uang  dari  padamengikuti  program-program  tersebut.
Bahkan ada PKL yang tidak tahu akan proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta.
4. Dampak  Kebijakan  Pemerintah  Kota  Surakarta  terhadap
Kewirausahaan Pedagang Kaki Lima di Pasar Klithikan Notoharjo
Berdasarkan  hasil  observasi  dan  wawancara  dengan  subjek  penelitian diperoleh  keterangan  bahwa  Kebijakan  Pemerintah    Daerah  Surakarta  No.3
Tahun  2008  tentang  Pengelolaan  Pedagang  Kaki  Lima  memberikan  dampak terhadap  meningkatna perilaku kewirausahaan Pedagang Kaki Lima di Pasar
Klithikan Notoharjo.
Perilaku kewirausahaan
tersebut mencakupi:
akemandirian,  b  semangat  kerja  yang  tinggi,  c  Memiliki  motivasi  yang kuat,  d  Inovasi  dan  kreatif,    e  Sikap  keyakinan  agama,  hemat,  jujur,  dan
prasojo pedagang kaki lima, dan  f Berani mengambil resiko.
a. Meningkatkan kemandirian
Dampak  positif  dari  kebijakan  terhadap  PKL  taitu  meningkatkan rasa kemandirian. Seperti yang dijelaskan Widodo  35 tahun  berikut
“Dulu  saya  bekerja  sebagai  supir  trevel  mbak  terus  saya  keluar rencana  mau  bekerja  di  PT  saja,  tetapi  setelah  saya  berfikir  kalau
saya  bekerja  menjadi  sopir  itu  resikonya  besar,  dikejar  waktu  dan resiko  kecelakaan  juga,  jadi    harus  kuat  melek  ya  harus  jauh  dari
keluarga. Alasan saya memilih menjadi pedagang kaki lima karena usaha sendiri itu tidak dikejar waktu dan tidak dipaksa untuk melek
tiap  malem,  kalau  capek  ya  istirahat.  Kebebasan  dalam  mengelola usaha saya rasakan karena saya tidak dituntut bos untuk target, ini
dagangan  saya  ya  saya  mentargetkan  sendiri,  kaki  lima  seperti  ini tidak membutuhkan biaya mahal mbak untuk  modalnya, selain itu
tidak  butuh  ketrampilan  ini  itu....beralih  untuk  bekerja  di  bidang lain  belum  terfikirkan  mbak,  masih  senang  menekuni  usaha  kaki
lima  saya,  ya  karena  alasan  itu  tadi  mbak.”    wawancara  pada tanggal 21 September 2015
Bahwa  pedagang  kaki  lima  itu  merupakan  pekerjaan  yang cenderung  diminati  oleh  masyarakat,  dengan  alasan  kemandirian  untuk
mandiri  dalam  menjalankan  usaha  serta  mengembangkan  usaha,  tidak ingin  menggantungkan hidup  kepada orang lain.  Dengan kebebasan dan
kemandirian  tersebut  akan  menyikapi  pekerjaannya  dengan  suatu  sikap tanggung  jawab  sehingga  memberikan  semangat  dalam  menggeluti
pekerjaan.
b. Meningkatnya  Semangat Kerja
Hasil  penelitian  menunujukkan  kebijakan  pemerintah  daerah Surakarta  menyebabkan  meningkatnya  kerja  keras  pedagang  kaki  lima  di
Pasar Klithikan Notoharjo. Hal  ini dapat  dilihat dari sikap pedagang kaki lima  yang  menghargai  waktu  dan  pandai  memanfaatkan  waktu    yang
digunakan dalam bekerja. Setelah  ada  penertiban  dan  penataan  PKL,  waktu  berdagang  PKL
di Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta dibatasi.  Waktu bekerja pedagang
kaki lima pedagang oprokan di  Pasar Klithikan Notoharjo hanya sekitar 4  jam  saja,  dimulai  dari  jam  setengah  5  sampai  pukul  9  pagi.    Terutama
untuk  pedagang  makanan,  mereka  datang  lebih  awal  karena  menyiapkan makanan  untuk  pedagang  lainya.  Pedagang  besi  bekasonderdil  motor
bekas  dan  dinamo  juga  datang  pagi  karena  mereka  akan  melakukan  jual beli  barang  terlebih  dahulu  antar  pedagang  sebelum  mereka  menggelar
dagangannya  dan  memperjualbelikan  kepada  pembelipelanggan.  Hal tersebut  didukung  oleh  wawancara  dengan    Bapak  Herman  selaku  ketua
paguyuban pedagang oprokan : “ Pedagang di pasar pagi ini mulai berjualan 6 pagi mbak sampai
jam 9 , SK dari Pemkot Surakarta itu aslinya berjualan dimulai dari jam  5  pagi  sampai  jam  9  pagi  namun,  mereka  datang  ke  pasar
sebelum  jam  5  pagi,  terutama  pedagang  makanan  mbak,  soalnya kan mereka nyiapin sarapan buat pedagang-pedagang disini mbak.
Penjual besi bekasonderdil motor bekas dan dinamo bekas itu juga datang  lebih  duluan  itu  karna  para  pedagang  besi  bekas  biasanya
juga  saling  jual  beli  dengan  sesama  pedagang  oprokan  sebelum
mereka  menggelar  dagangannya.  “  pada  tanggal  19  september 2015.
Para  PKL  tidak  kehabisan  akal  memanfaatkan  waktu  untuk berusaha  meningkatkan  pendapatannya.    Karena  mereka  tidak  lagi
khawatir  dengan  adanya  penggusuran  yang  dilakukan  oleh  satpol  PP. Karena hampir semua pedagang mempunyai surat izin berjualan dan KTA.
Pedagang  oprokan  melanjutkan  berjualan  menjadi  pedagang  kios  kalau siang  hari  di  Pasar  Klithikan  Notoharjo  dan  ada  juga  yang    berjualan  di
pasar lainnya mengikuti pasaran. Ada juga yang berjualan di Shelter Pasar Klithikan  Notoharjo.  Mereka  tidak  mempunyai  waktu  untuk  bersantai-
santai.  Setiap  hari  sebagian  besar  waktunya  digunakan  untuk  bekerja. Bekerja  dengan  maksimal,  hasil  yang  didapat  tentunya  juga  maksimal
pula. Waktu malam hari biasanya digunakan untuk beristirahat dan tidur. Hal  itu  seperti  yang  dituturkan  Pak  Heri  40  tahunselesai  berjualan    di
Pasar Klithikan tetapi juga berjualan di tempat lain. “ .... iya mbak, saya habis ini nanti lanjut jualan di Pasar Gata,
masjid  MUI  itu  ke  arah  barat,  kan  disitu  ada  pasar  khusus pedagang  oprokan  pindahan  dari  Gading  mbak,  kalau  sudah
siang  nanti  saya  jualan  di  Shelter  selatan  Pasar  Klithikan
Notoharjo ini.” Wawancara tanggal 15 September 2015.
Dengan adanya kebijakan penertiban dari pemerintah PKL menjadi pandai  memanfaatkan  waktu  untuk  bekerja,  tak  sedikit  PKL  yang
mengakui hasil yang diperoleh maksimal.
c. Motivasi yang semakin kuat