Simplisia Ekstrak TINJAUAN PUSTAKA

12 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4 Nyeri Dolor Nyeri disebabkan oleh pembengkakan dan pelepasan mediator-mediator kimia diantaranya bradikinin, prostaglandin Kee, Joyce L, 1996; Pringgoutomo et al, 2000.

2.5.3 Mekanisme Inflamasi

Proses inflamasi dimulai dari stimulus yang akan mengakibatkan kerusakan sel, sebagai reaksi terhadap kerusakan sel maka sel tersebut akan mengaktifkan enzil fosfolipase untuk mengubah fosfolipid menjadi asam arakidonat. Setelah asam arakidonat tersebut bebas maka akan diaktifkan oleh beberapa enzim, diantaranya siklooksigenase dan lipooksigenase. Enzim tersebut merubah asam arakidonat kedalam bentuk yang tidak stabil hidroperoksid dan endoperoksid yang selanjutnya dimetabolisme menjadi prostaglandin, prostasiklin, tromboksan dan leukotrin. Bagian prostaglandin dan leukotrin bertanggung jawab terhadap gejala peradangan dan nyeri Katzung, 2006.

2.5.4 Jenis Inflamasi

Jenis inflamasi terbagi atas 2 macam : 1. Inflamasi Akut Pada inflamasi akut proses berlangsung singkat beberapa menit hingga beberapa hari, dengan gambaran utama eksudasi cairan dan protein plasma serta emigrasi sel leukosit terutama neutrofil. Tanda-tanda pokok peradangan akut mencakup kemerahan rubor, panas kalor, rasa nyeri dolor, dan pembengkakan tumor Pringgoutomo et al, 2000. 2. Inflamasi kronik Inflamasi kronik terjadi bila penyembuhan pada radang akut tidak sempurna, bila penyebab jejas menetap atau bila penyebab ringan dan timbul berulang-ulang. Dapat pula diakibatkan oleh reaksi imunologik. Radang berlangsung lama berminggu-minggu, berbulan-bulan. Radang kronik ditandai dengan lebih banyak ditemukan sel limfosit, sel plasma, dan makrofag, dan biasanya disertai pula dengan pembentukan jaringan granulasi, 13 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menghasilkan fibrosis. Contoh inflamasi kronik adalah inflamasi akibat tuberkolosis Pringgoutomo et al, 2000.

2.6 Obat

– Obat Antiinflamasi 2.6.1 Antiinflamasi Steroid Efek antiradang Antiinflamasi Steroid berhubungan dengan kemampuannya untuk merangsang biosintesis protein lipomodulin yang dapat menghambat kerja enzimatik fosfolipase sehingga mencegah pelepasan mediator nyeri yaitu asam arakidonat dan metabolitnya, seperti prostaglandin, leukotrin, tromboksan, dan prostasiklin. Obat ini dapat memblok jalur siklooksigenase dan lipoksigenase sedangkan Antiinflamasi Non Steroid AINS hanya memblok siklooksigenase. Oleh karena itu efeknya lebih baik dibanding AINS, namun efek sampingnya lebih berbahaya pada dosis tinggi dan penggunaan lama Tjay Rahardja, 2007.

2.6.2 Antiinflamasi Non Steroid AINS

AINS merupakan obat yang secara luas telah digunakan sebagai terapi penyakit yang berkaitan dengan proses inflamasi. Selain memiliki efek antiinflamasi, sebagian besar AINS juga memiliki efek antipiretik dan analgesik. Mekanisme kerja golongan obat ini dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG 2 PGH Endoperoksid terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase dengan kekuatan dan selektivitas yang berbeda. Wilmana dan Sulistia, 2007.

2.6.3 Natrium Diklofenak

Pemeriannya berupa serbuk kristal, higroskopis, berwarna putih hingga kekuningan, mudah larut dalam metanol, larut dalam etanol, sedikit larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter Sweetman, 2009. Natrium diklofenak merupakan obat antiinflamasi nonsteroid yang mempunyai aktivitas analgesik, antipiretik, dan antiradang. Senyawa ini merupakan inhibitor siklooksigenase dan merupakan derivat fenilasetat yang daya antiradangnya paling kuat dengan efek samping yang kurang dibandingkan