15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.  Induksi histamin Metode  yang  digunakan  hampir  sama  dengan  metode  induksi  karagenan,
namun  penginduksi  yang  digunakan  adalah  0.1  ml  larutan  histamin  1 Suralkar, 2008.
3.  Induksi xilena pada udem daun telinga
Hewan  uji  diinduksi  xilena  dengan    mikropipet  pada  kedua  permukaan daun telinga kanannya. Telinga kiri digunakan sebagai kontrol. Terdapat  dua
parameter yang diukur dalam metode ini, yaitu ketebalan dan bobot dari daun telinga  mencit.  Ketebalan  daun  telinga  mencit  yang  telah  diinduksi  diukur
dengan menggunakan jangka sorong digital, lalu dibandingkan dengan telinga kiri.  Jika  menggunakan  parameter  bobot  daun  telinga,  maka  daun  telinga
mencit  dipotong  dan  ditimbang.  Kemudian  beratnya  dibandingkan  dengan telinga kirinya  Suralkar, 2008.
4.  Induksi karagenan
Volume  telapak  kaki  kiri  tikus  di  ukur  dengan  pletismometer.  Kemudian tikus diberikan larutan uji setelah 1 jam, tikus tersebut di induksi oleh 0.1 ml
injeksi  karagenan  1  secara  subplantar.  Selanjutnya,  dilakukan  pengukuran volume udem pada jam ke-1,2,3,4 dan 5 setelah induksi  Suralkar, 2008.
5.  Induksi asam arakidonat pada udem daun telinga Metode  yang  digunakan  hampir  sama  dengan  metode  induksi  xilena,
hanya  saja  penginduksi  yang  digunakan  adalah  asam  arakidonat  yang diberikan secara topikal pada kedua permukaan daun telinga kanan hewan uji
Suralkar, 2008.
b Inflamasi model kronik
Model ini di desain untuk menemukan suatu obat  yang dapat memodulasi proses  penyakit,  termasuk  di  dalamnya  implantasi  pellet  dan  sponge  serta
granuloma pouches yang terdeposit pada jaringan granulasi, adjuvant induced arthritis merupakan model inflamasi kronik  Baheti et al, 2011.
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.8 Karagenan
Iritan  yang  digunakan  untuk  pengujian  efek  antiinflamasi  beragam jenisnya,  satu  diantaranya  adalah  karagenan.  Karagenan  merupakan  polisakarida
yang  diekstraksi  dari  rumput  laut  famili  Eucheuma,  Chondrus,  dan  Gigartina. Bentuknya  berupa  serbuk  berwarna  putih  hingga  kuning  kecoklatan,  ada  yang
berbentuk  butiran  kasar  hingga  serbuk  halus,  tidak  berbau,  serta  memberi  rasa berlendir  di  lidah.  Berdasarkan  kandungan  sulfat  dan  potensi  pembentukan
gelnya,  karagenan  dapat  dibagi  menjadi  tiga  jenis  yaitu  lamda  karagenan,  iota karagenan,  dan  kappa  karagenan.  Karagenan  memiliki  sifat  larut  dalam  air
bersuhu 80
o
C Rowe et al, 2006. Uji  aktivitas  antiinflamasi  dengan  metode  induksi  karagenan  merupakan
salah  satu  metode  pengujian  aktivitas  antiinflamasi  yang  sederhana,  mudah dilakukan dan sering dipakai.  Penggunaan karagenan sebagai penginduksi radang
memiliki  beberapa  keuntungan  antara  lain  tidak  meninggalkan  bekas,  tidak menimbulkan  kerusakan  jaringan  dan  memberikan  respon  yang  lebih  peka
terhadap obat antiinflamasi Fitriyani et al, 2011., Vogel, 2002 dalam Taufiq et al, 2008 .
Karagenan  sebagai  senyawa  iritan  menginduksi  terjadinya  cedera  sel melalui  pelepasan  mediator  yang  mengawali  proses  inflamasi.  Pada  saat  terjadi
pelepasan mediator inflamasi terjadi udem maksimal dan bertahan beberapa  jam. Inflamasi  yang diinduksi oleh karagenan ditandai  dengan peningkatan rasa sakit,
pembengkakan,  dan  sintesis  prostaglandin  hingga  4-5  kali.  Udem  yang disebabkan  induksi  karagenan  bertahan  selama  6  jam  dan  berangsur-angsur
berkurang dalam waktu 24 jam Taufiq et al, 2008., Utami et al, 2011 .