Ekologi dan Penyebaran Tanaman Kandungan Kimia

10 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan. Ekstraksi ini membutuhkan pelarut yang lebih banyak Depkes RI, 2000.

b. Cara Panas

1. Refluks Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna Depkes RI, 2000. 2. Soxhletasi Soxhletasi ialah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendinginan balik Depkes RI, 2000. 3. Digesti Digesti merupakan maserasi kinetik dengan pengadukan kontinyu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 o C Depkes RI, 2000. 4. Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air mendidih, temperatur terukur 96 o C-98 o C selama waktu tertentu 15-20 menit. Infus pada umumnya digunakan untuk menarik atau mengekstraksi zat aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Hasil dari ekstrak ini akan menghasilkan zat aktif yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang, sehingga ekstrak yang diperoleh dengan infus tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam Depkes RI, 2000. 11 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Dekok Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama lebih dari 30 menit dan temperatur sampai titik didih air Depkes RI, 2000.

2.5 Inflamasi

2.5.1 Definisi

Inflamasi adalah respon terhadap kerusakan jaringan akibat berbagai rangsangan yang merugikan, baik rangsangan kimia maupun mekanis serta infeksi. Ketika proses inflamasi, terjadi reaksi vaskular dimana cairan, elemen- elemen darah, sel darah putih dan mediator kimia berkumpul pada tempat cedera jaringan atau infeksi. Proses inflamasi merupakan suatu mekanisme perlindungan dimana tubuh berusaha untuk menetralisir dan membasmi agen-agen yang berbahaya pada tempat cedera dan untuk mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan Kee, Joyce L, 1996. Perbaikan jaringan berupa pergantian sel parenkim yang rusak dengan sel baru melalui regenerasi atau menggantinya dengan jaringan ikat Pringgoutomo et al, 2000.

2.5.2 Tanda-Tanda Utama Inflamasi

1 Kemerahan Rubor Kemerahan terjadi pada tahap pertama dari inflamasi. Terjadi karena pelebaran pembuluh darah pada jaringan yang mengalami gangguan menyebabkan darah berkumpul pada daerah cedera jaringan akibat pelepasan mediator kimia tubuh. Histamin mendilatasi arteriol 2 Pembengkakan Tumor Pembengkakan merupakan tahap kedua dari inflamasi. Plasma merembes kedalam jaringan interstisial pada tempat cedera. Kinin mendilatasi arteriol meningkatkan permeabilitas kapiler 3 Panas Kalor Panas pada tempat inflamasi dapat disebabkan oleh bertambahnya pengumpulan darah dan mungkin juga karena pirogen yang mengganggu pusat pengatur panas pada hipotalamus