Hasil Uji Pendahuluan Dosis Ekstrak Etanol Kemangi Ocimum americanum

29 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 5. Grafik Hubungan rata-rata persen udem terhadap waktu c. Rata-rata persen inhibisi udem pada telapak kaki tikus pada masing-masing perlakuan Tabel 9. Rata-rata Persen Inhibisi Udem Kelompok perlakuan Rata-rata persen inhibisi udem tiap 1 jam selama 8 jam 0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam 5 jam 6 jam 7 jam 8 jam Kontrol Negatif SD Kontrol Positif 36,17 52,55 52,13 52,13 52,13 51,04 60,83 61,88 SD 10,26 15,14 20,51 20,51 20,51 20,72 22,73 9,58 Dosis 5 mg 52,84 52,04 49,38 49,38 49,38 51,55 54,61 57,86 SD 32,20 23,84 23,66 23,66 23,66 19,91 18,61 14,74 Dosis 10 mg 56,38 66,57 64,46 64,46 66,46 68,04 73,56 78,17 SD 17,82 10,99 8,45 8,45 10,91 9,65 3,76 9,51 Dosis 20mg 36,65 47,75 55,74 55,74 58,21 62,02 68,28 69,77 SD 14,7 11,38 10,72 10,72 6,14 9,47 10,64 13,04 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam 5 jam 6 jam 7 jam 8 jam pe rs en ude m Rata-rata Persen Udem kontrol negatif kontrol positif dosis 5 mg dosis 10 mg dosis 20 mg 30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 6. Grafik Hubungan rata-rata persen inhibisi udem terhadap waktu

4.2. Pembahasan

Pengujian parameter ekstrak yang dilakukan pada penelitian ini meliputi uji penapisan fitokimia, uji organoleptik, uji kadar air dan uji kadar abu. Penapisan fitokimia bertujuan untuk mengetahui keberadaan golongan metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak tersebut secara kualitatif. Berdasarkan hasil penapisan fitokimia yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ekstrak etanol kemangi mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan triterpenoid. Pemeriksaan organoleptik ini bertujuan untuk pengenalan awal menggunakan panca indera dengan mendiskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa Depkes RI, 2000. Penentuan kadar abu bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral dalam ekstrak. Pada pengujian kadar abu, ekstrak dipanaskan sehingga senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap sampai tinggal unsur mineral dan anorganik saja Arifin et al, 2006. Kadar abu estrak kemangi cukup tinggi yaitu 21,83 . Tingginya kadar abu diduga karena tingginya kandungan mineral internal kemangi. Kandungan mineral internal kemangi dilaporkan pada penelitian Aluko, Oloyede, Afolayan 2012, bahwa daun kemangi mengandung kalsium 50,72 ± 1,77 gkg, potasium 18,76 ± 0,12 gkg, magnesium 4,26 ±0,01 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam 5 jam 6 jam 7 jam 8 jam in h ib is i ude m Rata- rata Persen Inhibisi Udem kontrol negatif kontrol positif dosis 5 mg dosis 10 mg dosis 20 mg 31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta gkg, Sodium 9,58 ± 0,03 gkg, Fe, P, Mn, Zn, Pb, Cd, dan vitamin C Aluko, Oloyede, Afolayan, 2012. Penentuan kadar air ekstrak bertujuan untuk menetapkan residu air setelah proses pengentalan atau pengeringan. Hasil penentuan kadar air ekstrak diperoleh sebesar 9,38. Menurut Voigt 1994 dalam Saifudin 2011 range kadar air tergantung terhadap jenis ekstrak yang diinginkan : ekstrak kering 5, ekstrak kental 5-30, ekstrak cair 30.

4.2.1. Uji Efek Antiinflamasi

Peradangan merupakan gangguan yang sering dialami oleh manusia maupun hewan yang menimbulkan rasa sakit di daerah sekitarnya. Sehingga perlu adanya pencegahan ataupun pengobatan untuk mengurangi rasa sakit, melawan ataupun mengendalikan rasa sakit akibat pembengkakan. Dalam penelitian antiinflamasi ini metode yang digunakan adalah pembentukan udem buatan pada telapak kaki tikus dengan menggunakan karagenan sebagai penginduksi udem. Metode ini dipilih karena merupakan salah satu metode pengujian aktivitas antiinflamasi yang sederhana, mudah dilakukan dan sering dipakai. Penggunaan karagenan sebagai penginduksi udem memiliki beberapa keuntungan antara lain tidak meninggalkan bekas, tidak menimbulkan kerusakan jaringan dan memberikan respon yang lebih peka terhadap obat antiinflamasi Fitriyani et al, 2011., Taufiq et al, 2008 . Karagenan sebagai senyawa iritan menginduksi terjadinya cedera sel melalui pelepasan mediator yang mengawali proses inflamasi. Pada saat terjadi pelepasan mediator inflamasi terjadi udem maksimal dan bertahan beberapa jam. Inflamasi yang diinduksi oleh karagenan ditandai dengan peningkatan rasa sakit, pembengkakan, dan sintesis prostaglandin hingga 4-5 kali. Udem yang disebabkan induksi karagenan bertahan selama 6 jam dan berangsur-angsur berkurang dalam waktu 24 jam Taufiq et al, 2008., Utami et al, 2011 . Pada penelitian antiinflamasi ini udem dibuat dengan cara menginduksi telapak kaki tikus dengan suspensi karagenan 1 dengan volume penyuntikan 0,3 ml, karena udem yang dihasilkan dapat teramati secara jelas. Pengukuran daya antiinflamasi dilakukan dengan cara melihat kemampuan ekstrak kemangi dalam mengurangi pembengkakan kaki hewan percobaan akibat penyuntikan suspensi