Informasi Produk 3 Undang-undang kemasan dan pelabelan

Menurut Kenneth E. Anderson dalam Rakhmat 2007: 52 perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita konsentrasi pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan- masukan melalui alat indera yang lain. Informasi yang mendapatkan perhatian seseorang akan disimpan dalam memori jangka pendek orang itu. Memori jangka pendek adalah tempat penyimpanan informasi untuk waktu yang terbatas Sumarwan, 2003: 87. Perhatian merupakan bagian dari proses pengolahan informasi. Pada tahap pertama pengolahan informasi, produsen memaparkan stimulus pada konsumen. Stimulus adalah input apapun yang datang dari pemasar yang disampaikan kepada konsumen melalui berbagai media, stimulus bisa berupa iklan, merek, kemasan atau hadiah. Stimulus akan dirasakan oleh satu atau lebih panca indera konsumen. Tapi tidak semua stimulus yang dipaparkan dan diterima konsumen akan mendapat perhatian dan berlanjut pada pengolahan stimulus tersebut. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi perhatian konsumen terhadap stimulus yang diterimanya Sumarwan, 2003: 75. Dua faktor utama yang mempengaruhi perhatian konsumen adalah faktor pribadi dan faktor stimulus. Faktor pribadi adalah karakteristik konsumen yang muncul dari dalam diri konsumen. Faktor pribadi ini meliputi motivasi, kebutuhan dan harapan konsumen. Konsumen yang merasa lapar tentu akan sangat cepat memperhatikan stimulus yang berkaitan dengan makanan. Konsumen akan dengan sengaja memberikan perhatian kepada stimulus yang memberikan solusi pada rasa laparnya. Faktor lain yang mempengaruhi perhatian konsumen adalah faktor stimulus, faktor stimulus adalah karakteristik dari stimulus itu sendiri. Faktor stimulus bisa berupa ukuran, warna, bentuk, letak ataupun gambar dalam iklan. Jadi tidak semua stimulus bisa mendapat perhatian dari konsumen, para pemasar harus kreatif dalam berkomunikasi dengan konsumen agar apa yang disampaikan memperoleh perhatian yang serius dari konsumen. Daya tarik rasional berfokus pada kebutuhan praktis dan fungsional konsumen akan produk atau jasa dan menekankan cirri-ciri sebuah produk atau jasa serta manfaat atau alasan memiliki merek tersebut. Iklan yang menggunakan daya tarik rasional untuk menarik perhatian konsumennya, biasanya menunjukkan pesan yang memamerkan kualitas, ekonomi, nilai atau kinerja produk Kotler dan Armstrong, 2001: 117; Kotler dkk, 2000: 14; Lee dan Johnson, 2007: 179. Daya tarik emosional berusaha menggugah emosi negatif maupun positif yang dapat memotivasi pembelian, daya tarik ini dirancang disekitar citra yang diharapkan dapat menyentuh hati dan menciptakan tanggapan berdasarkan perasaan-perasaan dan sikap-sikap. Pembuat iklan dapat menggunakan daya tarik rasa takut, rasa bersalah dan rasa malu untuk membuat orang melakukan hal yang seharusnya dilakukan atau tidak melakukan lagi hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Daya tarik emosional yang lain adalah adalah daya tarik cinta, rasa bangga, keceriaan, humor, seks dan fantasi Kotler dan Armstrong, 2001: 117; Kotler dkk, 2000: 14; Lee dan Johnson, 2007: 179. Iklan dengan daya tarik animasi banyak digunakan pada produk-produk yang ditujukan kepada konsumen anak. Dengan animasi tampilan iklan secara visual dapat direkayasa sedemikian rupa hingga dapat menarik perhatian.

2.7.1 Iklan Layanan Sosial

Menurut Noeradi 1996: 57, iklan layanan sosial adalah jenis periklanan yang dilakukan oleh organisasi komersial maupun non komersial pemerintah untuk mencapai tujuan sosial atau sosio-ekonomis terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan menurut Cromptom dan Lamb 1986: 214, iklan layanan sosial adalah bentuk komunikasi visual yang disumbangkan oleh media untuk kepentingan masyarakat yang berarti gratis. Menurut Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia PPPI, iklan layanan sosial adalah pesan komunikasi pemasaran untuk kepentingan publik tentang gagasan atau wacana untuk mengubah, memperbaiki atau meningkatkan sikap atau perilaku mereka.

2.7.2 Pesan Iklan

Pesan dalam iklan memiliki klasifikasi tingkatan untuk menyampaikan informasi produk, menyampaikan informasi dan membangun citra, pembenaran tindakan, menyampaikan informasi, membentuk citra, pembenaran dan persuasi tindakan Bungi, 2007: 175. Namun dalam kenyataannya tahap-tahap pada naskah iklan televisi tersebut hanya terbagi atas dua bagian penting, yaitu tahap penyampaian informasi dan tahap membangun citra, pembenaran dan persuasi tindakan Burhan Bungi, 1998: 176. Pesan tidak hanya disampaikan dalam komunikasi, tetapi pesan juga disampaikan lewat iklan, baik melalui media massa seperti: televisi, radio, internet dan lewat media cetak, seperti surat kabar, koran, majalah, dan lain-lain. Dalam dunia periklanan, pesan yang disampaikan dalam iklan sangatlah penting dalam pencapaian tujuan iklan yang dimaksud, pemasang iklan harus memperhitungkan