mempunyai perisai dalam menghadapi perilaku pengusaha atau produsen atau penjual dengan serangannya yang gencar melalui promosi yang mereka lakukan.
2.4.2 Tujuan Edukasi Konsumen
Menurut Garman 1991: 156 edukasi mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Tujuan Umum
meningkatkan kesadaran pengetahuan konsumen khususnya mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan perlindungan konsumen
b. Tujuan Khusus 1 Menentukan pilihan atas barang jasa dengan tepat yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan 2 Bagaimana mempergunakan uang, waktu dan tenaga untuk menyelaraskan
keinginan dan kebutuhan 3 Perencanaan anggaran yang baik sadar pada lingkungan
4 Mengungkapkan masalah, mengatasi masalah, bertindak mengatasi masalah yang berkaitan konsumen
5 Menyebarluaskan kesadaran
2.4.3 Manfaat Edukasi Konsumen
Edukasi konsumen memiliki manfaat bukan hanya kepada konsumen tetapi juga kepada pihak lain.
Tabel 2.1 Manfaat Edukasi Konsumen
Orang Manfaat
Konsumen Informasi membantu untuk dapat menentukan pilihan barang
Pebisnis Aktifitas yang dapat membantu penjualan barang dan jasa
Pemerintah Program yang melengkapi hukum dan regulasi yang membantu
perkembangan kompetisi perdagangan Pengacara
konsumen Penyedia informasi bagi konsumen untuk melindungi mereka
dari praktek perdagangan yang curang dan ekploitasi pasar Pendidik
konsumen Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan untuk membantu
konsumen agar dapat berperan efektif di pasar
Sumber: Garman 1991: 156
2.5 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan
jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dari perilaku
konsumen itu: proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang
atau jasa secara ekonomis Sunyoto, 2014: 2.
2.5.1 Konsumen Anak
Istilah konsumen berasal dari bahasa Inggris “consumer” yang berarti “pemakai”. Martinus
2001: 312 mendefinisikan konsumen sebagai “orang yang
menggunakan barang-barang atau pemakai hasil produksi”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa yang dimaksud konsumen adalah “pemakai
barang hasil produksi bahan makanan, pakaian, dsb” Martinus, 2005: 590. Dan menurut Noeradi dkk, konsumen merupakan “pembeli produk, merek maupun
layanan jasa” 1996: 38. Dalam riset ini peneliti merujuk istilah konsumen anak pada pengguna barang-
barang hasil produksi dalam hal ini produk susu yang berusia antara enam sampai sebelas tahun. Pada usia ini penggunaan bahasa pada anak lebih
komunikatif dan bahasa monolog dengan diri sendiri sudah mulai berkurang. Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda usia
akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Dari sisi