Iklan Layanan Sosial Pesan Iklan

Senada dengan yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Noeradi 1996: 146 dalam artikelnya yang berjudul kartun dan karikatur sebagai wahana kritik sosial mendefinisikan kartun sebagai “suatu bentuk tanggakan lucu dalam citra visual”. Noeradi juga menyebutkan bahwa tokoh dalam kartun bersifat fiktif yang dikreasikan untuk menyajikan komedi-komedi visual serta visualisasi jenaka Wijana, 2003: 7. Istilah kartun yang diungkapkan oleh Noeradi dan Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki persamaan, yaitu lebih menitikberatkan kartun sebagai gambar yang lucu. Sachar dan Trisnawati 1998: 31 dalam bukunya Kamus Desain mengartikan kartun sebagai “gambar yang didramatisir, disangatkan, atau dilebih-lebihkan”. Istilah ini oleh masyarakat awam di Indonesia dipakai sebagai kata penyebut “film animasi konvensional” atau “film kartun”. Tidak seperti Noeradi dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sacar dan Trisnawati lebih menitikberatkan istilah kartun pada gambar yang dilebih-lebihkan. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kartun adalah gambar dengan penampilan lucu, didramatisir, disangatkan, atau dilebih-lebihkan, dan tokoh dalam kartun bukan tokoh riil. Untuk penelitian ini peneliti merujuk istilah iklan cetak kartun pada iklan cetak yang disebarkan melalui media cetak yang menggunakan tampilan gambar yang lucu yang dilebih-lebihkan dan tokoh yang dipakai dalam iklan bukan tokoh riil. Berdasarkan pengertian iklan kartun cetak tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pengertian iklan cetak bukan kartun adalah iklan cetak yang disebarkan melalui media cetak yang menggunakan gambar tidak memutarbalikkan logika, tidak dilebih-lebihkan, dan tokoh dalam iklan merupakan tokoh asli.

2.8.2 Jenis Kartun

Menurut Wijana 2003: 8 secara sederhana kartun dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kartun verbal dan kartun non verbal. Kartun verbal adalah kartun yang memanfaatkan unsur-unsur verbal seperti kata, frasa, kalimat, wacana di samping gambar-gambar jenaka di dalam memancing senyum dan tawa para pembacanya. Sementara itu kartun non verbal adalah kartun yang semata-mata memanfaatkan gambar atau visualisasi jenaka untuk memancing tawa pembaca. Adapun gambar yang disajikan pada jenis kartun non verbal adalah gambar-gambar yang memutar balikkan logika. Wijana 2003: 11 juga mengungkapkan tiga macam kartun yang terdapat di media cetak, yaitu kartun editorial, kartun murni, dan kartun komik. Kartun editorial digunakan sebagai visualisasi tajuk rencana surat kabar atau majalah. Kartun ini biasanya membicarakan masalah politik atau masalah yang sedang aktual sehingga sering disebutkan kartun politik. Kartun murni dimaksudkan hanya sebagai gambar lucu saja tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan atau peristiwa aktual. Sedangkan kartun komik merupakan susunan gambar yang biasanya terdiri dari tiga atau enam kotak. Isinya adalah komentar humoris tentang suatu peristiwa atau masalah aktual.

2.9 Penelitian terdahulu

1. Perbedaan keefektifan iklan ditinjau dari jenis iklan cetak kartun dan iklan cetak bukan kartun pada konsumen anak oleh Vina Husnul Khotimah 2010 dengan variabel Bentuk Iklan X Keefektifan Iklan Y. Alat analisis yang digunakan adalah Chi square. Hasil dalam penelitian ini adalah tidak ada