EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TOKOH KARTUN DALAM MENGEDUKASI KONSUMEN ANAK TENTANG LABEL PRODUK MAKANAN (STUDI EKSPERIMEN PADA KONSUMEN ANAK SD NEGERI 1 KAMPUNG BARU, BANDAR LAMPUNG)

(1)

MENGEDUKASI KONSUMEN ANAK TENTANG LABEL PRODUK MAKANAN

(STUDI EKSPERIMEN PADA KONSUMEN ANAK SD NEGERI 1 KAMPUNG BARU, BANDAR LAMPUNG)

Oleh

ANJAR MUBASITOH

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan tokoh kartun dalam memberikan edukasi konsumen anak tentang label produk makanan dan untuk menambah pengetahuan konsumen anak tentang label produk dalam membeli dan menggunakan produk makanan. Variabel dalam penelitian ini adalah efektifitas iklan sebagai variabel bebas dan tokoh kartun sebagai variabel kontrol. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sumber data menggunakan data primer yaitu data hasil dari wawancara. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 siswa SD Negeri 1 Kampung Baru, Bandar Lampung. Alat analisis data dalam penelitian ini adalah uji paired sample test menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan siswa dalam mengedukasi konsumen anak tentang label produk makanan. Perbedaan pengetahuan menunjukkan bahwa terdapat penambahan pengetahuan. Kesimpulannya adalah terdapat efektifitas penggunaan tokoh kartun dalam mengedukasi konsumen anak tentang label produk makanan. Implikasi praktis bagi perusahaan agar memperhatikan dalam pembuatan label produk makanan, karena dengan memperhatikan tampilannya akan berpengaruh pada konsumen dan pembuatan iklan layanan masyarakat yang ditujukan untuk konsumen anak dalam bentuk buku cetak kartun. Implikasi teoritis dapat memberikan tambahan literatur bacaan tentang keefektifan tokoh kartun dalam mengedukasi konsumen anak tentang label produk makanan.


(2)

CONSUMER CHILDREN ON THE FOOD LABEL PRODUCTS STUDY ON CONSUMER CHILDREN ELEMENTARY SCHOOL 1

KAMPUNG BARU, BANDAR LAMPUNG BY

ANJAR MUBASITOH

The purpose of this research was to determine the effectiveness of use cartoon characters in educating consumers children about food product labeling and to increase consumer knowledge about the product label children in buying and using food products. The variable in this research is a cartoon character as a control variable. This type of research is study eksperiment. Data sources using primary data from the interview results. The sample in this research were 50 students of SD Negeri 1 Kampung Baru, Bandar Lampung. Data analysis tools in this study were paired samples test using SPSS. The results showed that there was a difference in students knowledge in educating consumers children about label food products. Differences indicate the addition of knowledge. The conclusion is the effectiveness of use cartoon characters in educating consumers children about label food products. The implications of the practical for the company to pay attention to the labeling of food products, because of how the model looks will affect the consumers and making public service ads aimed at consumers in the form of printed books kids cartoon. The implications of theoretical can provide additional literature readings about the effectiveness of a cartoon character in educating consumers child label food products.

Keyword: Cartoon Characters, Consumen Children, Consumer Education, Label Products.


(3)

BANDAR LAMPUNG)

(Skripsi)

Oleh

ANJAR MUBASITOH

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(4)

BARU, BANDAR LAMPUNG)

Oleh

Anjar Mubasitoh

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

(6)

(7)

(8)

Penulis bernama Anjar Mubasitoh, lahir di Lampung Timur, 26 September 1994. Penulis merupakan anak kedua dari pasangan terhebat sepanjang masa dan luar biasa H. Harnoto dan Hj. Amini memiliki satu orang kakak bernama Anjar Fadilla dan dua orang adik yakni Twin Coco dan Bastara Ha’am Nur.

Penulis pernah bersekolah di SD Negeri 1 Sriminosari lulus pada tahun 2006, di SMP Negeri 2 Labuhan Maringgai lulus pada tahun 2009, dan di MAN 1 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 ini penulis lulus di Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Tulis, dengan Program S1 jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Selama mengikuti perkuliahan di Universitas Lampung, penulis juga aktif di salah satu organisasi kampus. Dan pada tahun 2015 penulis menyelesaikan studinya di Universitas Lampung dengan penelitian di SD Negeri 1 Kampung Baru Bandar Lampung, dengan judul Efektifitas penggunaan tokoh kartun dalam mengedukasi konsumen anak tentang label produk makanan (Studi Eksperimen Pada konsumen Anak SD Negeri 1 Kampung Baru, Bandar Lampung).


(9)

Rasa syukur dan cintaku kepadaAllah SWT, dan junjungankuNabi Muhammad SAWyang selalu melimpahkan kebahagiaan bagi setiap umatnya.

Kupersembahkan Karyaku Ini Kepada:

“Ayah dan Ibu”

sebagai tanda baktiku terima kasih untuk doa, motivasi, kasih sayang, pengorbanan dan keikhlasannya beribu terima kasih tidak cukup membalas semua

keikhlasan dan pengorbanan yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, semangat, yang doa yang tulus dalam membesarkanku selama ini sehingga menjadi motivator dan inspirator terbesar dalam hidupku. Semoga Allah SWT memberikan balasan dan kebahagiaan yang luar biasa indah untuk ibu dan ayahku

di dunia maupun di akhirat;

“Kakak dan Adik-adikku tercinta”

Anjar Fadilla, Twin Coco dan Bastara Ha’am Nur . Terima kasih untuk segala keceriaannya, kasih sayang, perhatian, motivasi, semangat dan dukungan sehingga


(10)

Keluarga Besarku terimakasih untuk semuanya, baik itu semangat, doa, finansial maupun materialterimakasih

“Special”

Special thanks to my honeyGunari Toni. Kamu yang selalu memberikan keceriaan, bantuan, semangat, motivasi, nasehat yang berharga bagiku, dan

semuanyaaa. “Thanks for everything bi”;

“Teman-teman yang Tercinta”

Terimakasih untuk Beb Radisty Noorfizir, S.A.B., Riza Merinda., S.A.B, Nani Dwi Nurjanah, S.A.B.,Vina Astika, S.A.B., Dewi Rohma Nengsih, S.A.B., dan

lain-lain untuk bantuannya, untuk waktunya, untuk dukungannya, dan untuk semuanya. Semoga Allah membalasnya dan senantiasa diberikan Rahmat-Nya

untuk kalian, salam sukses ^^;

Terimakasih sahabat sahabat tercintaku ;) Apriana Dwifoni Putri, S.A.B., Yulia Asnita., S.A.B., Eka Novia Harningsih, S.A.B., Nona Rivanty Umicha, S.A.B, Ika Aprilia Rahma F, S.A.B, Vina Astika, S.A.B., Fitria Purwaningsih, S.A.B, Kalian

tetap terbaik yang telah membuat masa-masa perkuliahanku lebih berwarna. Semoga persahabatan kita menjadi sebuah cerita tanpa akhir;

Teman-teman ABI 2012. Ika Nofianti, S.A.B., Mustika Muharani, S.A.B., Lestarida, S.A.B., Noferawati Sidabalok, S.A.B., Rida Lidiawati, S.A.B., Zahra Nur Aprilia, S.A.B., Viyana Sihotang, S.A.B., Anisa Anggraini, S.A.B., Launa


(11)

bisa penulis sebutkkan satu-persatu. Terima kasih atas bantuan dan dukungan kalian selama ini,keep fighting, Semangat gapai cita-cita danSuccess for all!;

Terimakasih Teman-Teman Pondok Pesantren Mahasiswa Darul Hikmah Bandar Lampung; Zahidah, Tanti, Atin, Uni Fitri, Lina, Mba Sofi, Mba Ari, Mba Hilya,

Mba Tata dan lainnya maaf ga bisa disebutkan satu persatu ;)

Terimakasih pengalaman berharga selama 40 hari dan persahabatannya, dari tidak saling mengenal hingga kini tetap saling sapa meski berbeda jurusan dan fakultas

(Bunda Wayan dan Teteh Lesti);

Kalian yang pernah menjadi sahabat terbaik, yang pernah menjadi teman seperjuangan, teman yang entah kapan lagi bisa ditemukan teman seperti kalian,

teman tetaplah teman. Teman-teman kosan pak Leman (Tati Suryani, Denis Rahmatika, Ulfaricha Cahya Happy Alita, Novika Azyati, Bugi Anisa Kinanti, Indri, Luthfi Afriani, Anindya Miranda, mba Umi, mba Dian). Terimakasih.;

Terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku pengajar di lokasi penelitian yang sudah membantu memberikan waktunya terkait penelitian penulis;

Semua teman-teman yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu;


(12)

Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, Hidup dan Matiku hanyalah karena Allah Swt.

(Anonim)

Jangan pernah merasa cukup dengan ilmu yang kamu miliki, karena di luar sana masih banyak ilmu yang menanti untuk dipelajari.

(Anonim)

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka.


(13)

Ahamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala kenikmatan anugerah-Nya yang tiada terkira, sehingga penulis bias menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada uswatun khasanah kita Nabi Muhammad SAW yang bersamanya kemuliaan dan keagungan Islam.

Skripsi dengan judul “Efektifitas penggunaan Tokoh Kartun dalam mengedukasi Konsumen Anak tentang Label Produk Makanan (Studi Eksperimen pada Konsumen Anak SD Negeri 1 Kampung Baru, Bandar Lampung)” ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis di Universitas Lampung.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. ALLAH SWT;


(14)

4. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menyampaikan masukkan, kritik dan saran yang sangat membantu saya dalam membangun dasar keilmuan saya;

5. Bapak Ahmad Rifa'i, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung atas bimbingan dan motivasinya;

6. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc., selaku Pembimbing Utama. Terima kasih banyak telah memberikan bimbingan, arahan, kritik, saran dan motivasi yang membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga semua hal yang Bapak usahakan dan korbankan baik waktu, tenaga, pikiran, serta ilmu yang dibagi kepada saya menjadi amal yang terus mengalir pahalanya;

7. Bapak Toni Wijaya, S.Sos., M.A., selaku dosen penguji. Terimakasih atas kesediaan bapak yang selalu menyempatkan hadir untuk menguji saya di sela-sela agenda Bapak. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca skripsi saya, memberikan masukan serta kritik yang membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini;

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Administrasi Bisnis FISIP Unila atas segenap pengetahuan, bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi Mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Lampung;


(15)

dalam mengurus berkas kuliah selama ini;

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin ya robbal alamin. Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Bandar Lampung, November 2015


(16)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran ... 11

2.2 Produk ... 11

2.3 Hak Konsumen... 12

2.4 Edukasi Konsumen ... 13

2.4.1 Pengertian Edukasi Konsumen ... 13

2.4.2 Tujuan Edukasi Konsumen ... 14

2.4.3 Manfaat Edukasi Konsumen ... 14

2.5 Perilaku Konsumen ... 15

2.5.1 Konsumen Anak... 15

2.6 Label Kemasan... 17

2.6.1 Fungsi Kemasan ... 17

2.6.2 Fungsi Label ... 18


(17)

2.6.4 Informasi produk... 23

2.7 Keefektifan iklan ... 25

2.7.1 Iklan Layanan Sosial ... 28

2.7.2 Pesan Iklan ... 28

2.8Endorser... 29

2.8.1 Tokoh Kartun ... 30

2.8.2 Jenis Kartun... 32

2.9 Penelitian Terdahulu ... 32

2.10 Hipotesis... 33

III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 34

3.2 Populasi dan Sampel ... 35

3.2.1 Populasi ... 35

3.2.2 Sampel... 36

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 36

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.5 Lokasi Penelitian... 38

3.6 Prosedur Penelitian... 38

3.7 Validitas Dan Reliabilitas ... 40

3.7.1 Validitas Instrumen ... 40

3.7.2 Realibilitas Instrumen ... 40

3.8 Teknik Analisis Data... 41

3.9 Teknik Keabsahan Data ... 42

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum lokasi penelitian... 43

4.1.1 Sekolah Dasar Negeri 1 Kampung Baru ... 43

4.2 Persiapan penelitian ... 44

4.2.1 Penentuan Tempat Penelitian... 45

4.2.2 Perizinan ... 45


(18)

4.2.4 Penyusunan Instrumen ... 46

4.2.5 Pembuatan Iklan... 47

4.2.6 Uji Coba Instrumen ... 47

4.2.6.1 uji validitas instrument ... 48

4.2.6.2 uji reliabilitas instrument... 49

4.3 Pelaksanaan Penelitian ... 49

4.3.1 Pelaksanaan Skoring ... 50

4.3.2 Gambaran Umum Responden ... 50

4.4 Pembahasan ... 52

4.4.1 Analisis Data Kuantitatif... 52

4.4.2 Analisis Data Kualitatif ... 83

4.5 Evaluasi dan Pelajaran dari Perlakuan ... 88

4.6 Evaluasi Kegiatan... 89

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(19)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Manfaat Edukasi Konsumen ... 14

4.1 Jumlah Siswa SD Negeri 1 Kampung Baru Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 ... 44

4.2 Hasil Uji Realibilitas ... 49

4.3 Sampel Penelitian... 50

4.4 Daftar Responden ... 51

4.5Descriptive statistic... 53

4.6 Persentasepre-testtentang label produk ... 56

4.7 Persentasepost-testtentang label produk ... 57

4.8 Hasil ujiPaired TestLabel produk... 57

4.9 Persentasepre-testtentang Tanggal Kadaluarsa ... 60

4.10 Persentasepost-testtentang Tanggal Kadaluarsa ... 61

4.11 Hasil ujiPaired Test Tanggal Kadaluarsa ... 61

4.12 Persentasepre-testtentang Label Halal... 64

4.13 Persentasepost-testtentang Label Halal ... 65

4.14 Hasil ujiPaired Test Label Halal... 66

4.15 Persentasepre-testtentang Izin BPOM... 69

4.16 Persentasepost-testtentang Izin BPOM... 70


(20)

4.18 Persentasepre-testtentang Petunjuk Cara Penyimpanan... 72

4.19 Persentasepost-testtentang Petunjuk Cara Penyimpanan... 73

4.20 Hasil ujiPaired Test Petunjuk Cara Penyimpanan... 73

4.21 Persentasepre-testtentang Isi bersih... 76

4.22 Persentasepost-testtentang Isi bersih ... 77

4.23 Hasil ujiPaired Testisi bersih... 77

4.24 Persentasepre-testtentang seluruh pertanyaan ... 79

4.25 Persentasepost-testtentang label produk ... 80

4.26 Hasil ujiPaired Testseluruh pertanyaan... 81

6.1 Pertayaan pertama yang menanyakan pengetahuan mereka terhadap label produk... 110

6.2 Pertanyaan kedua yang menanyakan pengetahuan mereka tentang Tanggal Kadaluarsa pada Label produk ... 112

6.3 Pertanyaan ketiga yang menanyakan pengetahuan mereka tentang Label Halal pada Label produk ... 114

6.4 Pertanyaan pertama menanyakan pengetahuan mereka tentang Izin BPOM pada Label produk ... 116

6.5 Pertanyaan pertama menanyakan pengetahuan mereka tentang Petunjuk Cara Penyimpanan pada Label produk ... 118

6.6 Pertanyaan pertama menanyakan pengetahuan mereka tentang Isi bersih pada Label produk ... 120

6.7 Nilaipre-testdanpost-testseluruh pertanyaan ... 122


(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Jumlah penduduk Indonesia Berdasarkan usia dan

jenis kelamin ... 6 2.1 Contoh Label Makanan (1) Isi bersih (2) Izin Badan POM

(3) Tanggal Kadaluarsa (4) Label halal (5) Petunjuk cara

Penyimpanan ... 22 6.1 Peneliti sedang melakukan wawancara mahasiswa Hukum

Universitas Lampung tentang label produk ... 107 6.2 Peneliti sedang survei kepada mahasiswa pertanian Universitas

Lampung Dan menanyakan apa yang mereka lihat ketika

sebelum membeli produk ... 107 6.3 Peneliti sedang memberikan tata cara pelaksanaan penelitian

pada siswa Kelas V ... 108 6.4 Peneliti sedang melakukan wawancarapre-testkepada salah satu

Siswa di kelas VI ... 108 6.5 Peneliti sedang melakukan wawancara kepada salah satu siswa

kelas VIA ... 109 6.6 Peneliti sedang melakukan wawancarapre-testkepada salah satu


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Panduan Wawancara ... 97 2. Buku eksperimen... 98 3. Dokumentasi gambar wawancara mahasiswa universitas lampung... 107 4. Dokumentasi gambar penelitian siswa SD Negeri 1 Kampung Baru ... 108 5.SkoringJawaban Responden... 110 6. Transkrip Wawancara ... 124 8. t tabel... 127


(23)

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Salah satu keberhasilan dunia usaha adalah pemasaran. Pemasaran mengantisipasi dan mengukur pentingnya kebutuhan dan keinginan dari kelompok konsumen tertentu dan menanggapinya dengan aliran barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan mereka (Body dkk, 2000: 3). Bagian penting dari instrument pemasaran adalah pesan yang disampaikan kepada calon pembeli melalui berbagai unsur yang terdapat dalam program promosi (Rewoldt dkk, 1995: 1). Bagaimanapun sebuah perusahaan memiliki produk terbaik, harga rendah, dan saluran distribusi yang tepat, kesuksesan sepertinya akan sulit diraih tanpa adanya komunikasi efektif dengan khalayak sasaran (Lee dan Johnson, 2007: 154).

Saluran komunikasi yang utama antara perusahaan dengan konsumen (khalayak sasaran) adalah program promosi (Rewold dkk, 1995: 2). Terdapat empat saluran komunikasi antara perusahaan dengan konsumen dalam program promosi, yaitu periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan publisitas. Di antara keempat saluran promosi tersebut periklanan menawarkan keunggulan yang signifikan dibanding dengan teknik promosi lainnya (Simamora, 2000: 757).

Produsen barang di dunia banyak yang menggunakan iklan sebagai media untuk memperkenalkan dan juga menarik calon konsumen untuk membeli produk


(24)

mereka. Begitu juga dengan produsen di Indonesia, mereka juga memanfaatkan iklan untuk mengenalkan produk mereka. Perusahaan menggunakan iklan untuk memberikan informasi tentang suatu produk baru kepada konsumen, bagaimanapun bagusnya suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan jika dirahasiakan dari konsumen produk tersebut tidak ada gunanya. Di samping itu iklan juga digunakan untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan barang atau jasa tertentu, dan mengingatkan konsumen akan suatu merek tertentu agar loyalitas mereka tetap terjaga (Kotler dkk, 2008: 44, Lee dan Johnson, 2007: 23).

Terdapat sebuah konsep kreatif dibalik setiap iklan yang baik, sebuah gagasan besar yang membuat pesannya menjadi berbeda, merebut perhatian dan mudah diingat. Beberapa pakar berpendapat bahwa periklanan harus mengandung gagasan besar yang menarik perhatian konsumen, mendapat reaksi, serta memisahkan produk dan jasa yang diiklankan dari produk lain dalam persaingan (Lee dan Johnson, 2007: 170).

Menurut Tunggal (1996: 3) iklan merupakan pesan yang bersifat umum yang disebarluaskan melalui media yang dibayar oleh sponsor. Pesan yang baik sangatlah penting dalam lingkungan iklan yang mahal. Pesan yang disampaikan haruslah efektif (Kotler dan Amstrong, 2008: 159). Menurut Simamora (2000: 771), supaya efektif pesan komunikasi harus merampungkan tiga tugas. Pertama, harus mendapatkan perhatian penerima. Kedua, pesan harus dipahami oleh penerima dan pengirim pesan. Ketiga, pesan harus merangsang kebutuhan penerima dan menentukan metode yang jitu untuk memuaskannya.


(25)

Persaingan dunia usaha yang semakin ketat merangsang kreativitas dalam pembuatan iklan. Saat ini banyak produsen di Indonesia yang memanfaatkan tokoh kartun dalam penyampaian pesan iklan untuk produk yang mereka hasilkan. Bukan hanya produk dengan target sasaran konsumen anak, produk dengan target sasaran konsumen remaja juga ada yang memanfaatkan gambar kartun ini dalam penyampaian pesan iklan mereka. Diantara iklan produk kebutuhan anak yang menggunakan visualisasi gambar kartun adalah iklan produk susu Boneto dan susu Yes.

Dalam iklan susu Boneto digambarkan seorang anak yang kurang tinggi menjadi bertambah tinggi setelah minum susu tersebut, anak itu masuk ke dalam sebuah mesin dan setelah keluar tiba-tiba saja tingginya sudah berubah. Ilustrasi iklan susu tersebut digambarkan dengan bagus menggunakan gambar kartun. Tampilan iklan yang menggunakan visualisasi gambar kartun menggunakan pendekatan daya tarik fantasi dalam pembuatan iklannnya. Daya tarik fantasi berusaha menampilkan pesan dalam iklan dengan menggunakan efek-efek khusus untuk menciptakan tempat, peristiwa, atau karakter bayangan (Lee dan Johnson, 2007: 186).

Produsen berani mengeluarkan banyak dana untuk pembuatan iklan agar konsumen anak tertarik. Hal ini tidak mengherankan, apabila kita lihat bahwa kelompok konsumen anak merupakan kelompok konsumen yang sangat menarik dan relatif besar serta memiliki keunikan tersendiri. Sebuah produk tidak sekedar sebuah barang. Ia adalah sekumpulan atribut-atribut yang tampak dan yang tidak tampak.


(26)

Menurut Simamora, tujuan terbaik periklanan ialah yang spesifik dan terukur. Memiliki tujuan periklanan terukur berarti bahwa pemasar akan senantiasa mengetahui apakah mereka menghabiskan dana secara efektif (2000: 799). Jadi, dalam pembuatan sebuah iklan pengukuran terhadap keefektifan iklan dalam mempersuasi konsumen itu penting, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklan tersebut dalam mempersuasi konsumen dan menimbulkan reaksi beli pada mereka, serta untuk mengetahui apakah dana yang produsen habiskan dalam pembuatan iklan tersebut sudah digunakan secara efektif.

Kartun sudah bukan barang asing lagi bagi kehidupan manusia, karena kartun sudah dikenal sejak zaman dahulu. Kartun sudah eksis sejak berabad-abad yang lalu bahkan hingga kini makin berkibar seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi. Maka tidaklah mengherankan jika banyak iklan-iklan yang menggunakan bentuk-bentuk kartunal sebagai medium komunikasinya kepada khalayak luas. Kata kartun berasal dari bahasa Italia “Cartoon” yang berarti “kertas” (Wijana, 2003: 4). Menurut Sachar dan Trisnawati (1998: 31) kartun adalah “gambar yang dramatisasi, disangatkan atau dilebih-lebihkan”.

Istilah kartun ini oleh masyarakat awam di Indonesia dipakai sebagai kata penyebut film animasi konvensional (film kartun). Tokoh dalam kartun ini sifatnya fiktif (Wijana, 2003: 7). Kartun sebagai visualisasi pesan yang tidak terbaca, namun bisa mengurai cerita, berupa gambar dan tulisan, yaitu bentuk grafis informasi yang memikat. Tanudjaja (2002: 176) dalam penelitiannya tentang bentuk bentuk kartunal sebagai medium penyampaian pesan dalam iklan menyebutkan bahwa ilustrasi dengan menggunakan bentuk-bentuk kartunal dinilai efektif sebagai media penyampaian pesan iklan, tapi hendaknya penggunaannya


(27)

direncanakan sungguh-sungguh karena bentuk-bentuk kartunal mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat dari segi usia maupun golongan.

Label merupakan ciri lain dari produk yang perlu diperhatikan. Label adalah bagian sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk (William J. Stanton, 1984: 205). Label bagi konsumen adalah konsumen akan memperoleh informasi yang benar, jelas dan baik mengenai kuantitas, isi, kualitas mengenai barang/jasa beredar dan dapat menentukan pilihan sebelum membeli atau mengkonsumsi barang dan jasa.

Menurut Biro Pusat Statistik dalam survei terakhir yang dilakukan tahun 2005 ada sekitar 69 juta anak yang berusia 0 sampai 14 tahun, angka ini hampir sama dengan jumlah orang dewasa yang berusia 30 sampai 49 tahun yang mencapai sekitar 68 juta jiwa (http://sp2010.bps.go.id/ diakses tanggal 15 September 2015 pukul 10.54).

Berikut gambar hasil survei Biro Pusat Statistik:

Gambar 1.1 Jumlah penduduk Indonesia Berdasarkan usia dan jenis kelamin Sumber : Biro Statistik dan Survei tahun 2010


(28)

Melihat kenyataan bahwa pasar anak sangat besar sementara studi atau riset yang berhubungan dengan pasar anak Indonesia masih sangat minim. Anak-anak adalah pasar masa depan dengan kenyataan bahwa anak-anak banyak mempengaruhi orang tua dalam melakukan pembelian. Apa yang ditabur oleh perusahaan sejak awal mempunyai kemungkinan dapat merebut persepsi dan hati anak bila kelak remaja, dewasa, dan orang tua. Persepsi ini bisa mempengaruhi pilihan produk yang ingin mereka beli (Irawan, 2003: 166).

Penulis melakukan survei sebelum penelitian di SD Negeri 1 Kampung Baru Bandar Lampung. Sekolah ini terletak di Jalan Bumi Manti II . Sekolah ini mempunyai luas 849 m2 (Hasil survei pada hari senin 14 September 2015 di SD Negeri 1 Kampung Baru Bandar Lampung). Penulis melakukan survei sebelum penelitian di kelas V sebanyak 24 siswa. Hasil survei sebagian besar menjawab apabila akan membeli produk maka mereka melihat merek atau rasa yang mereka sukai. Dan produk yang mereka sering beli adalah susu.

Ritme kehidupan yang menuntut segala sesuatu serba cepat, waktu terbatas, anak harus pergi sekolah sementara ibu dan bapak harus segera berangkat kerja, sebagai jalan pintas untuk sarapan anak diberi uang untuk membeli makanan di luar. Siang hari pulang sekolah ibu dan bapak masih bekerja di kantor, anak-anak kembali untuk membeli makanan yang dibeli warung. Umumnya mempunyai cita rasa yang gurih dan umumnya disukai, terutama oleh anak-anak usia sekolah. Masalah lain yang jadi fenomena dimasyarakat adalah tersedianya berbagai jajanan yang dikemas dapat dipastikan kaya zat aditif. Selain itu anak-anak juga kurang memperhatikan tanggal kadaluarsa pada makanan yang mereka beli.


(29)

Bukan hanya anak-anak, orang yang sudah dewasa pun masih tidak membaca label produk sebelum membeli produk bahkan sebagian besar tidak mengetahui apa itu label produk. Peneliti juga melakukan survei kepada 30 mahasiswa Universitas Lampung tentang apa saja yang mereka lihat ketika sebelum membeli produk (foto terlampir). Dari 30 mahasiswa tersebut menjawab apabila akan membeli produk lebih melihat harga, desain kemasan menarik dan kebersihan makanan tersebut. Dari 30 mahasiswa, sebanyak 4 mahasiswa menjawab sebelum membeli produk makanan memperhatikan tanggal kadaluarsa nya dan tidak untuk label yang lain seperti label halal, izin BPOM, petunjuk cara penyimpanan, dan isi bersih. Hasil survei ini mendukung penelitian yang akan diteliti karena untuk penanaman nilai-nilai membaca label produk sejak kecil.

Jumlah keracunan yang dilaporkan Badan POM bulan April-Juni 2015 terdapat 56 insiden keracunan yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia salah satu nya adalah Keracunan akibat pangan disebabkan oleh pangan jajanan sebanyak 8 insiden keracunan dengan jumlah korban 379 orang; 18 (delapan belas) insiden keracunan akibat pangan rumah tangga dengan jumlah korban 1005 (seribu lima) orang, dan Satu insiden keracunan disebabkan oleh campuran makanan minuman yang terjadi di Kepulauan Riau menyebabkan 42 (empat puluh dua) orang menjadi korban keracunan setelah mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut di sekolah.

Saat ini, berita-berita di media massa sangat banyak memberitakan tentang kasus keracunan. Salah satu nya keracunan yang terjadi di Lampung khususnya Lampung Timur. Keracunan yang terjadi diakibatkan keracunan susu dalam kemasan. Korban mengalami keracunan sebanyak 16 santri pondok pesantren.


(30)

Susu kemasan ukuran satu liter itu dibeli di sebuah mini market. Sebelum diminum, susu itu sempat dipanaskan dulu di wajan. Tiga jam setelah meminum susu, para santri mengeluh mual dan muntah. Dan akhirnya dibawa ke rumah sakit terdekat. Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan untuk melihat label produk makanan, khususnya petunjuk cara penyimpanan atau petunjuk cara pemakaian.

Fenomena di atas merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti. Sayangnya riset tentang keefektifan iklan tokoh kartun dalam mengedukasi konsumen anak tentang label produk makanan pada konsumen anak jarang dilakukan, atau sebenarnya ada riset tentang itu tapi tidak terpublikasikan secara luas. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai keefektifan penggunaan tokoh kartun dalam mengedukasi konsumen anak tentang label produk makanan.

Pertimbangan menggunakan produk susu sebagai objek penelitian adalah karena saat ini di Indonesia banyak produsen susu yang menghasilkan produk susu dengan harga yang cukup murah dan bisa dijangkau oleh anak-anak. Biasanya produk susu yang seperti ini dijual dalam bentuk susu cair. Produk susu juga sifatnya lebih netral, tidak semua anak menyukai produk ini, dan harganya juga tidak semurah produk jajanan untuk anak yang lain. Salah satu hal yang membedakan produk susu yang satu dengan produk susu yang lain adalah melalui iklan.

Tampaknya permasalahan tentang seberapa efektif iklan tokoh kartun pada konsumen anak ini dimiliki oleh semua produsen yang akan membidik pasar anak sebagai segmentasi pasarnya. Produsen perlu mengetahui daya tarik iklan seperti


(31)

apa yang bisa menarik perhatian konsumen anak. Diharapkan dengan adanya penelitian tentang keefektifan iklan pada konsumen anak ini, produsen produk anak-anak akan lebih mengerti tentang daya tarik iklan yang bisa menarik perhatian mereka, dan bagi para produsen yang telah menggunakan visualisasi iklan kartun dalam membidik pasar anak, diharapkan mereka akan mengerti benar efektifitas iklan tersebut pada konsumen anak. Dan peneliti membatasi bahasan label produk, label produk dalam penelitian ini yaitu tanggal kadaluarsa, label halal, izin BPOM, petunjuk cara penyimpanan dan isi bersih.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektifitas tokoh kartun dalam mengedukasi konsumen anak tentang label produk makanan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas iklan layanan sosial yang menggunakan tokoh kartun dalam mengedukasi konsumen anak tentang label produk makanan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan tambahan literatur bacaan tentang edukasi konsumen anak tentang label produk, khususnya tentang keefektifan tokoh kartun dalam mengedukasi konsumen anak label produk makanan. Informasi tersebut dapat bermanfaat bagi dunia pemasaran.


(32)

1.4.2 Aspek Praktis 1. Bagi Peneliti

a. Menambah pengalaman dan melatih untuk berfikir kritis dalam menghadapi suatu permasalahan.

b. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata. 2. Bagi perusahaan

Memberikan masukan bagi perusahaan agar memperhatikan dalam pembuatan label suatu produk, karena bagaimana model tampilannya akan berpengaruh pada konsumen serta pembuatan iklan layanan masyarakat yang ditujukan untuk konsumen anak.

3. Bagi pihak lain

Diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi dan sebagai bahan perbandingan serta dasar untuk melakukan penelitian yang lebih dalam.


(33)

2.1 Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial individual dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain (Kotler & Amstrong, 2008: 7). Pemasaran menurut lembaga pemasaran yang terkemuka di Inggris mendefinisikan istilah pemasaran sebagai proses manajemen yang bertanggung jawab terhadap identifikasi, antisipasi, serta pemenuhan kebutuhan konsumen dan dalam waktu bersamaan, menciptakan keuntungan bagi perusahaan (Kotler, 2008: 156)

2.2 Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan, sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar (Tjiptono, 2002: 86).


(34)

Definisi produk menurut Stanton (1997: 201) adalah sekumpulan atribut yang nyata, didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang mungkin bisa memuaskan keinginannnya. Definisi produk menurut Kotler dan Armstrong (2008: 167) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas mengenai produk di atas maka dapat disimpulkan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan mampu memberikan kepuasan bagi penggunanya.

2.3 Hak Konsumen

Hak Konsumen adalah (1) hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang atau jasa, (2) hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan, (3) hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang atau jasa, (4) hak untuk didengan pendapat dan keluhannya atas barang atau jasa yang digunakan, (5) hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut, (6) hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen, (7) hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif, (8) hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi atau


(35)

penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya, (9) hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Hak untuk mendapat atau memperoleh keamanan (the right to safety). Konsumen memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas keamanan produk dan jasa. Misalnya, makanan dan minuman yang dikonsumsi harus aman bagi kesehatan konsumen dan masyarakat umumnya. Produk makanan yang aman berarti produk tersebut memiliki standar kesehatan gizi serta tidak mengandung unsur yang dapat membayakan manusia baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Hak untuk memperoleh informasi (the right to be informed). Konsumen dan masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya tentang suatu barang atau jasa yang dibeli atau dikonsumsi. Informasi ini diperlukan konsumen atau masyarakat, agar saat memutuskan membeli tidak terjebak dalam kondisi risiko yang buruk yang mungkin timbul. Artinya, konsumen memiliki hak untuk mengetahui ciri/atribut negatif dari suatu produk, misalnya efek samping dari mengonsumsi suatu produk, dan adanya peringatan dalam label pada kemasan produk.

2.4 Edukasi Konsumen

2.4.1 Pengertian Edukasi Konsumen

Edukasi konsumen adalah suatu proses mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dan pengambilan keputusan konsumen (Michigan consumer education center) (Garman, 1991: 57). Memberikan pengetahuan kepada konsumen agar


(36)

mempunyai perisai dalam menghadapi perilaku pengusaha atau produsen atau penjual dengan serangannya yang gencar melalui promosi yang mereka lakukan.

2.4.2 Tujuan Edukasi Konsumen

Menurut Garman (1991: 156) edukasi mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Tujuan Umum

meningkatkan kesadaran & pengetahuan konsumen khususnya mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan perlindungan konsumen

b. Tujuan Khusus

1) Menentukan pilihan atas barang & jasa dengan tepat yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

2) Bagaimana mempergunakan uang, waktu dan tenaga untuk menyelaraskan keinginan dan kebutuhan

3) Perencanaan anggaran yang baik sadar pada lingkungan

4) Mengungkapkan masalah, mengatasi masalah, bertindak mengatasi masalah yang berkaitan konsumen

5) Menyebarluaskan kesadaran 2.4.3 Manfaat Edukasi Konsumen

Edukasi konsumen memiliki manfaat bukan hanya kepada konsumen tetapi juga kepada pihak lain.

Tabel 2.1 Manfaat Edukasi Konsumen

Orang Manfaat

Konsumen Informasi membantu untuk dapat menentukan pilihan barang Pebisnis Aktifitas yang dapat membantu penjualan barang dan jasa Pemerintah Program yang melengkapi hukum dan regulasi yang membantu

perkembangan kompetisi perdagangan Pengacara

konsumen

Penyedia informasi bagi konsumen untuk melindungi mereka dari praktek perdagangan yang curang dan ekploitasi pasar Pendidik

konsumen

Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan untuk membantu konsumen agar dapat berperan efektif di pasar


(37)

2.5 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dari perilaku konsumen itu: proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang atau jasa secara ekonomis (Sunyoto, 2014: 2).

2.5.1 Konsumen Anak

Istilah konsumen berasal dari bahasa Inggris“consumer”yang berarti “pemakai”. Martinus (2001: 312) mendefinisikan konsumen sebagai “orang yang menggunakan barang-barang atau pemakai hasil produksi”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa yang dimaksud konsumen adalah “pemakai barang hasil produksi (bahan makanan, pakaian, dsb)” (Martinus, 2005: 590). Dan menurut Noeradi dkk, konsumen merupakan “pembeli produk, merek maupun layanan jasa” (1996: 38).

Dalam riset ini peneliti merujuk istilah konsumen anak pada pengguna barang-barang hasil produksi (dalam hal ini produk susu) yang berusia antara enam sampai sebelas tahun. Pada usia ini penggunaan bahasa pada anak lebih komunikatif dan bahasa monolog dengan diri sendiri sudah mulai berkurang.

Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Dari sisi


(38)

pemasaran, semua penduduk berapa pun usianya adalah konsumen. Pemasaran perlu mengetahui pasar potensi dari produk yang dipasarkannya. Para pemasar harus memahami apa kebutuhan dari konsumen dengan berbagai usia, kemudian membuat beragam produk yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut (Sumarwan, 2003: 198).

Bagi pemasar, pasar anak sebagai konsumen menyimpan banyak daya tarik. Dibandingkan dengan pasar dewasa, tingkat pertumbuhannya akan lebih efektif.salah satu daya tariknya adalah kenyataan bahwa pasar anak tidak stabil. Anak-anak jauh lebih mudah dididik. Karena itu, perusahaan yang jeli akan dengan cepat dapat merebut pangsa pasar ini. Daya tarik tersebut pasar anak adalah peran anak sebagai influencer (Irawan, 2003: 168). Anak usia sekolah dasar secara langsung mempengaruhi pembelian produk dan secara tidak langsung mempengaruhi apa yang orang tua mereka beli. Anak-anak ini mempengaruhi pilihan orang tua mereka untuk baju dan mainan, bahkan pilihan merek seperti pasta gigi (Shimp, 2003: 131).

Anak-anak merupakan target pasar yang potensial untuk semua jenis produk, iklan produk anak-anak setiap hari menghabiskan waktu berjam-jam di layar televisi untuk menonton film. Ada dua jenis film yang sangat disukai anak-anak, yaitu film kartun yang berasal dari Amerika dan Jepang, yang kedua film-film yang menggambarkan kepahlawanan para pembela kebenaran (Sumarwan, 2003: 189).

Untuk bisa merebut pangsa pasar anak produsen harus membuat anak-anak tertarik pada produk mereka. Menurut Kartajaya (2002: 448) karakter memegang


(39)

peranan penting terhadap pemasaran produk pada konsumen anak, karena bukan hanya dapat menimbulkan daya tarik tetapi juga keterlibatan mereka dalam produk. Anak-anak akan menghubungkan atau mengidentikkan diri mereka dengan karakter-karakter yang ada dalam sebuah iklan.

2.6 Label Kemasan

2.6.1 Fungsi Kemasan

Hermawan Kartajaya (2002: 85), seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang

Packaging protects what it sells (Kemasan melindungi apa yang dijual)”. Sekarang “Packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa yang dilindungi)”. Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya. Perkembangan fungsional kemasan tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Sekarang ini kemasan sudah berfungsi sebagai media komunikasi. Misalnya pada kemasan susu atau makanan bayi seringkali dibubuhi nomor telepon toll-free atau bebas pulsa. Nomor ini bisa dihubungi oleh konsumen tidak hanya untuk complain, tetapi juga sebagai pusat informasi untuk bertanya tentang segala hal yang berhubungan dengan produk tersebut.

Kemasan juga dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan suatu citra tertentu. Contohnya, produk-produk makanan Jepang. Orang Jepang dikenal paling pintar membuat kemasan yang bagus. Permen Jepang seringkali lebih enak dilihat daripada rasanya. Mereka berani menggunakan bahan-bahan mahal untuk membungkus produk yang dijual. Walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik. Semua produk yang dijual di pasar swalayan harus benar-benar direncanakan kemasannya dengan


(40)

baik. Karena produk dalam kategori yang sama akan diletakkan pada rak yang sama. Jika produsen ingin meluncurkan suatu produk baru, salah satu tugas yang penting adalah membuat kemasannya stands out, lain daripada yang lain dan unik. Kalau tidak terkesan berbeda dengan produk lain, maka produk baru itu akan “tenggelam”.

Sebelum mencoba isinya, konsumen akan menangkap kesan yang dikomunikasikan oleh kemasan. Dengan demikian kemasan produk baru tersebut harus mampu bersaing dengan kemasan produk-produk lainnya.

Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merk produk, bahan baku, ukuran, bahan tambahan komposisi, informasi gizi, tanggal kedaluarsa, berat isi bersih (netto), aturan pakai, akibat sampingan dan nama alamat usaha serta keterangan untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat. Adapun label sebagai sejumlah keterangan yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apakah produk mengandung unsur-unsur yang diharamkan atau membahayakan bagi kesehatan dan sebagai konsumen yang baik dan cerdas,kita harus membaca dan memperhatikan label terlebih dahulu untuk mengetahui kandungan apa sajakah yang terdapat dalam makanan tersebut.

2.6.2 Fungsi Label

Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada para konsumen yang berupa pelaksanaan tertib suatu undang-undang bahan makanan dan minuman atau obat. Dalam hal ini pemerintah mewajibkan produsen untuk melekatkan label/etiket pada hasil produksinya sesuai dengan peraturan yang tercantum dalam undang-undang bahan makan. Dengan melekatkan label sesuai dengan peraturan berarti produsen memberikan keterangan yang diperlakukan


(41)

oleh para konsumen agar dapat memilih membeli serta meneliti secara bijaksana. Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak berbahaya bisa digunakan, untuk megatasi hal ini maka para konsumen membiasakan diri untuk membaca label terlebih dahulu sebelum membelinya. Bagi produsen label dipergunakan untuk alat promosi dan perkenalan terhadap barang tersebut.

Konsumen akan memperoleh informasi yang benar, jelas dan baik mengenai kuantitas, isi, kualitas mengenai barang/jasa beredar dan dapat menentukan pilihan sebelum membeli atau mengkonsumsi barang dan jasa. Dan setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas kedalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan, wajib mencantumkan label, diluar atau di dalam kemasan pangan.

Serta usaha yang wajib mencantumkan nama dan alamat pangan ialah produsen pangan, importir, pengedar produk pangan. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat memperoleh informasi yang lengkap yaitu baik importir pangan yang bersangkutan. Selama produk makanan dan minuman dalam kemasan wajib mencantumkan tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa. Hal ini agar konsumen makanan/minuman dapat mengetahui apakah barang tersebut masih layak dikonsumsi atau tidak hal ini tertera dalam ketentuan Kadaluarsa menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Ketentuan ini berlaku mengikat tidak hanya pangan yang diproduksi di dalam negeri, berlaku juga terhadap pangan yang dimasukan ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan. Tujuannya adalah agar informasi tentang pangan dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. Ketentuan Halal Menurut


(42)

Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu pelaku usaha wajib mengikuti ketentuan berproduksi secara halal yang di cantumkan dalam label. Untuk mendukung pernyataan halal, produsen wajib memeriksakan pangan pada lembaga pemeriksa yang sudah terakreditasi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku

Dengan demikian para konsumen membiasakan diri untuk membaca label tersebut karena dengan mambaca label akan diketahui isi bungkusan atau wadah barang tersebut. Karena hampir semua makanan jadi yang dijual di pasaran berada dalam kemasan sehingga konsumen tidak dapat memeriksa apa dan bagaimana keadaan isinya waktu membeli. Penelitian ini dibatasi pada label produk terkandung isi sebagai berikut:

1. Tanggal kadaluarsa

Tanggal kadaluarsa adalah batas akhir suatu makanan dijamin mutunya sepanjang penyimpanannya. Tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa wajib dicantumkan secara jelas pada label, dimana pencantuman tanggal kadaluwarsa dilakukan setelah pencantuman tulisan. Baik digunakan sebelum. Untuk jenis produk yang tidak memerlukan tanggal kadaluwarsa misalnya; sayur dan buah segar,minuman beralkohol, vinegar/cuka, gula/sukrosa, Bahan Tambahan Makanan (BTM) dengan masa simpan lebih dari 18 bulan serta roti dan kue dengan masa simpan kurang atau sama dengan 24 jam. Tanggal kadaluwarsa memberikan informasi mengenai waktu dan tanggal yang menunjukkan suatu produk makanan masih memenuhi syarat mutu dan keamanan untuk dikonsumsi. Penulisan tanggal kadaluwarsa ini dilakukan oleh produsen atau pabrik yang memproduksi pangan


(43)

tersebut. Cara pencantuman tanggal kadaluwarsa dan peringatannya adalah sebagai berikut :

a. Tanggal kadaluwarsa dinyatakan dalam tanggal, bulan, tahun, untuk pangan yang daya simpannya sampai 3 bulan.

b. Untuk yang lebih dari 3 bulan dinyatakan dalam bulan dan tahun.

c. Tanggal kadaluwarsa dicantumkan pada tempat yang jelas dan mudah terbaca, serta tidak mudah rusak atau terhapus.

2. Label Halal

Berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang label halal dan iklan pangan menyebutkan label adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.

Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan. Label dimaksud tidak mudah lepas dari kemasannya, tidak mudah luntur atau rusak, serta, terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah dilihat dan dibaca. Menurut Peraturan Pemerintah Pasal 10 Nomor 69, setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untik diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umat Islam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label.


(44)

3. Izin BPOM

Izin BPOM berarti makanan itu telah mendapat izin dari badan pengawas obat dan makanan dan memenuhi persyaratan keamanan produk serta tidak mengandung bahan-bahan berbahaya.

4. Petunjuk Cara Penyimpanan

Pangan olahan dalam kemasan yang tidak mungkin dikonsumsi dalam satu kali makan harus mencantumkan cara penyimpanan setelah kemasan dibuka.

5. Isi Bersih

Isi Bersih merupakan jumlah isi atau kuantitas isi produk di dalam kemasan yang telah di takar oleh perusahaan untuk memberikan keterangan kepada konsumen. Sebab, selain memperhatikan kualitas produk, sebagian konsumen juga mempertimbangkan kuantitas produk di setiap kemasan makanan. Berikut ini gambar-gambar label yang dijelaskan di atas.

Gambar 2.1 Contoh label makanan (1) isi bersih (2) Izin Badan POM (3) Tanggal Kadaluarsa,(4) label halal, (5) Petunjuk Cara penyimpanan


(45)

2.6. 3 Undang-undang kemasan dan pelabelan

Undang-undang kemasan dan pelabelan menunjuk komisi perdagangan federal (FTC) dan badan pengawas makanan dan obat-obatan (FDA) untuk menerbitkan peraturan yang menentukan bahwa semua “komoditas konsumsi” diberi label yang menyebutkan isi bersih, identitas komoditas, dan nama serta tempat bisnis produsen, pengemas, atau distributor. Undang-undang tersebut memberi wewenang bagi peraturan-peraturan tambahan bila diperlukan untuk mencegah penipuan terhadap konsumen (atau untuk memfasilitasi perbandingan nilai) terhadap deskripsi komposisi produk, pengisian kemasan yang tidak penuh, “pengurangan berat” atau label harga yang lebih murah, dan karakterisasi ukuran kemasan. Kantor urusan penimbangan dan pengukuran badan standar dan tekhnologi nasional, departemen perdangan AS, diberi wewenang untuk mempromosikan keseragaman peraturan negara bagian dan federal mengenai pelabelan komoditas konsumsi (Mariane dan Sandra, 2007: 24).

2.6.4 Informasi Produk

Informasi produk bisa hadir dalam beberapa bentuk. Dalam satu pengertian, seluruh komponen kemasan sebelumnya (seperti desain dan warna) memberi informasi pada konsumen (atau membawa makna) tentang apa yang tersirat dalam kemasan. Namun, saat digunakan dalam pengertian yang lebih terbatas, informasi produk merujuk kata-kata kunci pada kemasan, informasi pada panel atau permukaan dibagian belakang, bahan-bahan, peringatan, gambar-gambar, serta ilustrasi. Suatu contoh efektifitas informasi yang tercakup dalam kemasan datang dari bidang pengalaman yang mengukur penjualan roti mingguan. Ketika


(46)

pernyataan “dibuat dengan 100 persen bahan-bahan alami: tanpa bahan adiktif (senyawa tambahan)” ditambahkan pada kemasan, volume penjualan meningkat. Ketika pesan tersebut diganti, penjualan kembali ke level sebelumnya.

Kata-kata baru, disempurnakan, dan bebas, secara frekuentif muncul pada berbagai kemasan. Kata-kata tersebut menstimulasi pembelian uji coba yang segera atau menyimpan kembali pola pembelian merek bagi konsumen sebelumnya yang telah berganti ke merek lainnya. Lebih jauh, kata-kata kunci tersebut kiranya menawarkan perubahan konsumen, kebaruan, dan kegembiraan.

Terdapat pernyataan manakala kata-kata kunci tersebut terlalu banyak dipakai di pasar. Salah satu studi mengarahkan bahwa klaim-klaim baru dan disempurnakan pada kemasan tidak secara signifikan berpengaruh pada evaluasi konsumen atas produk-produk rumah tangga dan perawatan pribadi. Riset kelanjutan diperlukan untuk mendukung atau menolak poin ini. Barang kali, disana terdapat kebutuhan untuk memotivasi kata-kata baru. Beberapa contoh bisa jadi menggunakan angka, seperti dalam Gleem II (pasta gigi) dan Clorox 2 (pemutih cucian). Nama-nama tersebut memberi informasi pada konsumen bahwa terdapat produk baru dan versi pengembangan dari merek lama tanpa secara langsung menggunakan kata-kata yang sudah basi semacam itu.

Dalam beberapa contoh, penempatan slogan yang pendek dan mudah diingat pada suatu kemasan adalah taktik pemasaran yang bagus. Slogan-slogan pada kemasan paling baik digunakan ketika suatu asosiasi yang kuat telah terbangun diantara merek dan slogan melalui periklanan yang efektif dan ekstensif. Slogan pada kemasan merupakan pengingat iklan merek yang kongkrit yang bisa memfasilitasi


(47)

pencarian ulang isi iklan dan oleh karenanya meningkatkan berbagai peluang pembelian uji coba (Shimp, 2003: 311-312).

2.7 Keefektifan Iklan

Keefektifan berasal dari bahas inggris “effectiveness”, keefektifan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 284) berarti “keberhasilan (tentang usaha, tindakan)”. Kataeffectivenessdalam Webster’s New Twentith Century Dictionary

berarti “the quality of being effective” yang merujuk pada pengertian seberapa besar sesuatu hal itu efektif (Webster, 1979: 577).

Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keefektifan iklan layanan sosial yang merujuk pada seberapa besar sebuah iklan itu efektif (apakah respon masyarakat yang muncul sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh pembuat iklan atau belum). Sebuah iklan yang tidak memperoleh perhatian dari konsumen tidak akan dibaca, kecuali oleh calon konsumen yang memerlukan produk tertentu dan mencari adanya produk tersebut melalui iklan. Dengan demikian untuk dapat efektif sebuah iklan haruslah menarik agar diperhatikan konsumen.

Iklan yang tidak menarik pada prinsipnya merupakan pemborosan (Kasali, 1992: 83). Jika iklan tidak menarik dan tidak dibaca oleh masyarakat pastilah iklan tersebut tidak akan bisa menibulkan reaksi beli masyarakat pada produk yang diiklankan. Jika iklan telah dibuat tidak bisa menimbulkan reaksi beli masyarakat seperti yang diharapkan, besarnya biaya yang telah dihabiskan perusahaan dalam pembuatan iklan akan terbuang sia-sia, bahkan mungkin perusahaan akan menderita kerugian.


(48)

Menurut Kenneth E. Anderson dalam Rakhmat (2007: 52) perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita konsentrasi pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Informasi yang mendapatkan perhatian seseorang akan disimpan dalam memori jangka pendek orang itu. Memori jangka pendek adalah tempat penyimpanan informasi untuk waktu yang terbatas (Sumarwan, 2003: 87).

Perhatian merupakan bagian dari proses pengolahan informasi. Pada tahap pertama pengolahan informasi, produsen memaparkan stimulus pada konsumen. Stimulus adalah input apapun yang datang dari pemasar yang disampaikan kepada konsumen melalui berbagai media, stimulus bisa berupa iklan, merek, kemasan atau hadiah. Stimulus akan dirasakan oleh satu atau lebih panca indera konsumen. Tapi tidak semua stimulus yang dipaparkan dan diterima konsumen akan mendapat perhatian dan berlanjut pada pengolahan stimulus tersebut. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi perhatian konsumen terhadap stimulus yang diterimanya (Sumarwan, 2003: 75).

Dua faktor utama yang mempengaruhi perhatian konsumen adalah faktor pribadi dan faktor stimulus. Faktor pribadi adalah karakteristik konsumen yang muncul dari dalam diri konsumen. Faktor pribadi ini meliputi motivasi, kebutuhan dan harapan konsumen. Konsumen yang merasa lapar tentu akan sangat cepat memperhatikan stimulus yang berkaitan dengan makanan. Konsumen akan dengan sengaja memberikan perhatian kepada stimulus yang memberikan solusi pada rasa laparnya. Faktor lain yang mempengaruhi perhatian konsumen adalah


(49)

faktor stimulus, faktor stimulus adalah karakteristik dari stimulus itu sendiri. Faktor stimulus bisa berupa ukuran, warna, bentuk, letak ataupun gambar dalam iklan. Jadi tidak semua stimulus bisa mendapat perhatian dari konsumen, para pemasar harus kreatif dalam berkomunikasi dengan konsumen agar apa yang disampaikan memperoleh perhatian yang serius dari konsumen.

Daya tarik rasional berfokus pada kebutuhan praktis dan fungsional konsumen akan produk atau jasa dan menekankan cirri-ciri sebuah produk atau jasa serta manfaat atau alasan memiliki merek tersebut. Iklan yang menggunakan daya tarik rasional untuk menarik perhatian konsumennya, biasanya menunjukkan pesan yang memamerkan kualitas, ekonomi, nilai atau kinerja produk (Kotler dan Armstrong, 2001: 117; Kotler dkk, 2000: 14; Lee dan Johnson, 2007: 179).

Daya tarik emosional berusaha menggugah emosi negatif maupun positif yang dapat memotivasi pembelian, daya tarik ini dirancang disekitar citra yang diharapkan dapat menyentuh hati dan menciptakan tanggapan berdasarkan perasaan-perasaan dan sikap-sikap. Pembuat iklan dapat menggunakan daya tarik rasa takut, rasa bersalah dan rasa malu untuk membuat orang melakukan hal yang seharusnya dilakukan atau tidak melakukan lagi hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Daya tarik emosional yang lain adalah adalah daya tarik cinta, rasa bangga, keceriaan, humor, seks dan fantasi (Kotler dan Armstrong, 2001: 117; Kotler dkk, 2000: 14; Lee dan Johnson, 2007: 179).

Iklan dengan daya tarik animasi banyak digunakan pada produk-produk yang ditujukan kepada konsumen anak. Dengan animasi tampilan iklan secara visual dapat direkayasa sedemikian rupa hingga dapat menarik perhatian.


(50)

2.7.1 Iklan Layanan Sosial

Menurut Noeradi (1996: 57), iklan layanan sosial adalah jenis periklanan yang dilakukan oleh organisasi komersial maupun non komersial (pemerintah) untuk mencapai tujuan sosial atau sosio-ekonomis (terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat). Sedangkan menurut Cromptom dan Lamb (1986: 214), iklan layanan sosial adalah bentuk komunikasi visual yang disumbangkan oleh media untuk kepentingan masyarakat yang berarti gratis. Menurut Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), iklan layanan sosial adalah pesan komunikasi pemasaran untuk kepentingan publik tentang gagasan atau wacana untuk mengubah, memperbaiki atau meningkatkan sikap atau perilaku mereka.

2.7.2 Pesan Iklan

Pesan dalam iklan memiliki klasifikasi tingkatan untuk menyampaikan informasi produk, menyampaikan informasi dan membangun citra, pembenaran tindakan, menyampaikan informasi, membentuk citra, pembenaran dan persuasi tindakan (Bungi, 2007: 175). Namun dalam kenyataannya tahap-tahap pada naskah iklan televisi tersebut hanya terbagi atas dua bagian penting, yaitu tahap penyampaian informasi dan tahap membangun citra, pembenaran dan persuasi tindakan (Burhan Bungi, 1998: 176).

Pesan tidak hanya disampaikan dalam komunikasi, tetapi pesan juga disampaikan lewat iklan, baik melalui media massa seperti: televisi, radio, internet dan lewat media cetak, seperti surat kabar, koran, majalah, dan lain-lain. Dalam dunia periklanan, pesan yang disampaikan dalam iklan sangatlah penting dalam pencapaian tujuan iklan yang dimaksud, pemasang iklan harus memperhitungkan


(51)

apa yang harus disampaikan agar mendapat tanggapan sesuai dengan yang diinginkan. Pesan iklan adalah apa yang direncanakan perusahaan untuk disampaikan dalam iklannya dan bagaimana perencanaan penyampaian pesan itu secara verbal dan non verbal (Sumartono, 2002: 14)

Menurut Wilbur Schramm, jika kita menginginkan pesan kita dapat membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki maka ada kondisi yang harus dipenuhi atau disebut juga “the condition of success in communication”, kondisi tersebut dirumuskan sebagai berikut: (1) pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan, (2) pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju pada pengalaman yang sama dengan komunikan, sehingga sama-sama mengerti, (3) pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut, (4) pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki (Effendy, 1993: 41). Dalam penulisannya, pesan dalam suatu iklan televisi tak lepas dari seni penulisan pesan penjualan (copywriting). Tentu saja, copy iklan itu harus didukung oleh bentuk kreativitas lain seperti gambar, tipografi, dan juga warna.

2.8Endorser

Alat pendukung yang digunakan dalam periklanan untuk tujuan pemasaran suatu produk disebutendorser, adapun Shimp (2002)dalam Umar (2008) menjelaskan bahwa endorser adalah pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang di iklankan.Endorseradalahiconatau sosok


(52)

tertentu yang sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) untuk mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk (Suryadi, 2006: 132; Belch & Belch, 2004: 168).

Begitu pula Sutisna (2003: 272) menjelaskan bahwa penggunaan opinion leader biasanya cukup efektif dalam pemasaran bagi konsumen. Manusia cenderung meniru apa yang dilakukan oleh seorang yang dianggap lebih dari dirinya. Penggunaan endorser yang tepat sebagai pendukung sebuah iklan mampu mempengaruhi dan mendapatkan perhatian konsumen atas pesan yang disampaikan dalam iklan.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa endorser adalah pendukung iklan atau yang dikenal sebagai bintang iklan yang dipakai dalam kegiatan promosi, dengan cara mengantarkan sebuah pesan dengan memperagakan sebuah produk atau jasa, yang memiliki tujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk yang diiklankan. Tahap selanjutnya akan dijelaskan mengenai jenis-jenisendorser.

2.8.1 Tokoh Kartun

Istilah kartun berasal dari bahasa Italia “cartoone” yang artinya “kertas”. Pada mulanya kartun adalah penamaan sketsa pada kertas sebagai rancangan atau desain untuk lukisan kanvas atau dinding (Wijana, 2003: 4). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kartun diartikan sebagai “gambar dengan penampilan yang lucu berkaitan dengan keadaan yang sedang berlaku” (2005: 510).


(53)

Senada dengan yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Noeradi (1996: 146) dalam artikelnya yang berjudul kartun dan karikatur sebagai wahana kritik sosial mendefinisikan kartun sebagai “suatu bentuk tanggakan lucu dalam citra visual”. Noeradi juga menyebutkan bahwa tokoh dalam kartun bersifat fiktif yang dikreasikan untuk menyajikan komedi-komedi visual serta visualisasi jenaka (Wijana, 2003: 7). Istilah kartun yang diungkapkan oleh Noeradi dan Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki persamaan, yaitu lebih menitikberatkan kartun sebagai gambar yang lucu.

Sachar dan Trisnawati (1998: 31) dalam bukunya Kamus Desain mengartikan kartun sebagai “gambar yang didramatisir, disangatkan, atau dilebih-lebihkan”. Istilah ini oleh masyarakat awam di Indonesia dipakai sebagai kata penyebut “film animasi konvensional” atau “film kartun”. Tidak seperti Noeradi dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sacar dan Trisnawati lebih menitikberatkan istilah kartun pada gambar yang dilebih-lebihkan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kartun adalah gambar dengan penampilan lucu, didramatisir, disangatkan, atau dilebih-lebihkan, dan tokoh dalam kartun bukan tokoh riil. Untuk penelitian ini peneliti merujuk istilah iklan cetak kartun pada iklan cetak yang disebarkan melalui media cetak yang menggunakan tampilan gambar yang lucu yang dilebih-lebihkan dan tokoh yang dipakai dalam iklan bukan tokoh riil. Berdasarkan pengertian iklan kartun cetak tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pengertian iklan cetak bukan kartun adalah iklan cetak yang disebarkan melalui media cetak yang menggunakan gambar tidak memutarbalikkan logika, tidak dilebih-lebihkan, dan tokoh dalam iklan merupakan tokoh asli.


(54)

2.8.2 Jenis Kartun

Menurut Wijana (2003: 8) secara sederhana kartun dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kartun verbal dan kartun non verbal. Kartun verbal adalah kartun yang memanfaatkan unsur-unsur verbal seperti kata, frasa, kalimat, wacana di samping gambar-gambar jenaka di dalam memancing senyum dan tawa para pembacanya. Sementara itu kartun non verbal adalah kartun yang semata-mata memanfaatkan gambar atau visualisasi jenaka untuk memancing tawa pembaca. Adapun gambar yang disajikan pada jenis kartunnon verbaladalah gambar-gambar yang memutar balikkan logika.

Wijana (2003: 11) juga mengungkapkan tiga macam kartun yang terdapat di media cetak, yaitu kartun editorial, kartun murni, dan kartun komik. Kartun editorial digunakan sebagai visualisasi tajuk rencana surat kabar atau majalah. Kartun ini biasanya membicarakan masalah politik atau masalah yang sedang aktual sehingga sering disebutkan kartun politik. Kartun murni dimaksudkan hanya sebagai gambar lucu saja tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan atau peristiwa aktual. Sedangkan kartun komik merupakan susunan gambar yang biasanya terdiri dari tiga atau enam kotak. Isinya adalah komentar humoris tentang suatu peristiwa atau masalah aktual.

2.9 Penelitian terdahulu

1. Perbedaan keefektifan iklan ditinjau dari jenis iklan cetak kartun dan iklan cetak bukan kartun pada konsumen anak oleh Vina Husnul Khotimah (2010) dengan variabel Bentuk Iklan (X) Keefektifan Iklan (Y). Alat analisis yang digunakan adalah Chi square. Hasil dalam penelitian ini adalah tidak ada


(55)

perbedaan keefektifan iklan secara signifikan antara iklan cetak kartun dan iklan cetak bukan kartun. Penggunaan iklan cetak kartun dan iklan cetak bukan kartun sama-sama memiliki hasil yang tinggi.

2. Jurnal penelitian yang berjudul “Perbedaan brand recall siswa ditinjau dari pemaparan iklan poster dengan tokoh kartun” oleh Setiawan Nashrul Fuada, Ika Rahma Susilowati, dan Ika Widyarini Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian ini sama dengan penelitian Vina husnul khotimah yaitu membandingkan iklan poster dengan tokoh kartun dan bukan tokoh kartun. Hasil penelitian ini adalah adanya perbedaan brand recall siswa dari pemaparan iklan poster dengan tokoh kartun dan poster dengan bukan tokoh kartun.

2.10 Hipotesis

Berdasarkan teori yang telah diungkapkan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan tokoh kartun efektif dalam mengedukasi konsumen anak tentang label produk makanan.


(56)

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian berdasarkan pendekatan analisisnya dapat diklasifisikan kedalam dua jenis yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dan penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Menurut azwar (2005: 5) penelitian dengan pendekatan kuantitatif menenkankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut azwar (2005: 23) penelitian eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap suatu kelompok subjek dengan harapan munculnya gejala atau fenomena yang hendak di pelajari. Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif.

Penelitian ini menggunakan eksperimen karena bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya efektifitas tokoh kartun dalam mengedukasi konsumen anak tentang label produk makanan. Sedangkan bentuk desain eksperimen yang digunakan adalah

eksperimental design dengan pendekatan one group pretest-postest design, yaitu suatu desain penelitian yang menggunakan satu kelompok subyek diberikan pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2013: 108).


(57)

3.2 Populasi Dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 115). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri 1 Kampung Baru tahun pelajaran 2015/2016.

Alasan pemilihan SD Negeri 1 Kampung Baru sebagai populasi dalam penelitian ini adalah karena pada penelitian awal yang dilakukan peneliti ditemukan bahwa dari 24 siswa terdapat 22 siswa yang menyukai susu, dan dan hanya 2 siswa yang tidak menyukai susu. Fenomena yang demikian ini akan mendukung riset yang dilakukan peneliti, karena dalam riset ini peneliti menggunakan produk susu dalam eksperimennya. Adapun karakteristik populasi yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Berusia antara sepuluh sampai dua belas tahun 2. Memahami bahasa tulisan

Penentuan karakteristik diatas memiliki alasan-alasan tertentu. Peneliti memilih populasi dengan usia enam sampai sebelas tahun karena memang subjek dalam penelitian ini adalah anak- anak, lebih spesifik lagi yaitu anak-anak yang pada masa akhir kanak-kanak. Subyek penelitian pada penelitian ini juga harus


(58)

menguasai bahasa tulisan dan menyukai susu, karena alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah wawancara, dan produk yang digunakan dalam iklan merupakan produk susu, jadi subyek penelitian haruslah anak-anak yang menyukai susu. Produk susu menjadi pilihan dalam penelitian ini karena meskipun tidak semua anak menyukai susu tapi juga tidak sedikit diantara mereka yang menyukainya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian awal yang menyebutkan bahwa dari 24 anak, terdapat 22 anak yang menyukai susu.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 116). Karena analisis penelitian didasarkan pada data sampel sedangkan kesimpulannya nanti akan diterapkan pada populasi, maka sangat penting untuk memperoleh sampel yang representatif dengan populasinya. Suatu sampel merupakan representasi yang baik bagi populasinya sangat bergantung pada sejauh mana karakteristik sampel itu sama dengan karakteristik populasinya. Untuk itu peneliti perlu memahami teknik-teknik pengambilan sampel yang tepat.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013: 118). Sampel akan diambil secara acak dari beberapa siswa SD Negeri 1 Kampung Baru yang memiliki karakteristik berusia antara enam sampai sebelas tahun dan bisa memahami bahasa tulisan. Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 50 siswa yang memiliki karakteristik diatas yaitu kelas V dan Kelas VI.


(59)

3.3 Jenis dan Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari responden penelitian, baik berupa hasil kuesioner dan wawancara, data primer ini akan menjadi sumber data yang utama dalam penelitian ini.

2. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari studi literatur (buku, majalah, artikel, jurnal, dan lain-lain) dan internet. Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer.

3.4 Metode Pengumpulan data

Churchill (2007: 264) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan didalam penelitian ini menggunakan Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui tanya langsung dengan responden untuk memperoleh informasi-informasi tambahan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini (Sugiyono, 2013: 194).

Dalam hal ini penelitian ini melakukan wawancara secara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pnengumpulan datanya (Sugiyono, 2013: 194)


(60)

3.5 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Kampung Baru Bandar Lampung.

3.6 Prosedur Penelitian

A. Tahap 1: melakukan Uji Coba (pilot study)

Sebelum melakukan eksperimen dilaksanakan, pada awalnya peneliti melakukan uji coba dalam skala kecil untuk meminimalisir kesalahan pada saat eksperimen berlangsung. Pada tahapan ini, peneliti melakukan uji coba kepada anak kelas 5 SD dengan usia 10-11 tahun yang bukan merupakan anggota sampel atau subyek yang akan digunakan, namun mempunyai kemiripan kriteria dengan subyek yang akan digunakan karena pada umur tersebut anak mempunyai pemahaman dan daya ingat yang baik, serta sudah bisa menyadari fakta bahwa iklan ini kadang-kadang membesar-besarkan dan isi didalamnya mungkin tidak selalu dapat dipercaya.

B. Tahap 2: melaksanakan eksperimen

Subyek penelitian ini satu kelompok eksperimen. Pada kelompok akan diberikan pretest terlebih dahulu sebelum melakukan perlakuan (treatment). setelah diberikan pretest lalu diberikan perlakuan berupa tokoh kartun memberikan edukasi konsumen anak tentang label produk makanan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan eksperimen sesuai dengan langkah-langkah dan hasil evaluasi uji coba yang dilakukan sebelumnya, yaitu:


(61)

a. Pemberian materi iklan layanan

1. Peneliti memanipulasi dalam pemberian intruksi tugas yang harus dilakukan oleh subyek, dengan membatasi pengetahuan subyek mengenai perlakuan dan dikondisi treatment dimana dia berada. Hal ini dilakukan untuk menghindari bisa saat subyek mengetahui tujuan eksperimen yang sebenarnya.

2. Instruktur akan memberikan instruksi untuk memulai melihat iklan. Instruksi yang akan diberikan yaitu, subyek diberikan kesempatan untuk mengamati iklan selama jangka waktu tertentu.

3. Penayangan iklan.

b. Pengukuran efektifitas iklan layanan 1. Pemberian lembar soal

2. Pemberian instruksi cara mengisi jawaban yaitu subyek diminta untuk mengisi lembar jawaban sesuai dengan apa yang dia ingat pada saat melihat iklan yang sebelumnya telah ditayangkan

3. Meminta subyek untuk memulai mengisi lembar jawaban

C. Tahap 3: Pengolahan data hasil penelitian

Pada tahap ini, data-data yang diperoleh dari hasil eksperimen atau penelitian akan dikumpulkan dan dianalisis untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah diajukan.


(1)

Tabel 6.7 Nilaipre-testdanpost-testseluruh pertanyaan Nomor responden Pre-test post-test

1 0 6

2 3 6

3 3 6

4 2 6

5 1 6

6 1 6

7 3 6

8 1 6

9 0 6

10 4 6

11 3 6

12 3 6

13 3 6

14 0 6

15 0 6

16 2 6

17 0 6

18 0 6

19 0 6

20 0 6

21 0 6

22 1 6

23 2 6

24 0 6

25 0 6

26 1 6

27 0 6

28 1 6

29 1 6

30 2 6

31 1 6

32 0 6

33 0 6

34 0 6

35 1 6

36 1 6

37 2 6


(2)

Tabel 6.7 Lanjutan

39 3 6

40 0 6

41 1 6

42 1 6

43 0 6

44 0 6

45 0 6

46 0 6

47 3 6

48 3 6

49 3 6

50 4 6

Jumlah 61 300


(3)

TRANSKRIP WAWANCARA

Tabel 6.8 Transkrip wawancara

No Pertanyaan Pre-test Post-test

1 Apakah kamu

tahu tentang label produk?

Intan: “Saya tidak tahu, kak. Saya pernah dengar saja kak tapi tidak tahu apa itu labelproduk”. Indra: “gak tau kak”. Khoiridwan: “gak kak”. Fajri: “tau kak, label produk itu tulisan yang

ada diluar itu kak”

Siti Saroh: “ Belum tau

kak”

Intan: “label ptoduk itu

penjelasan yang ada dikemasan

itu kak”.

Indra: “ tahu kak. Label produk itu ya penjelasan yang

dikemasan”.

Khoiridwan: “tahu dong kak, kata spongebob label produk itu keterangan yang ada di

bungkus produk”.

Fajri: “tau kak, label produk itu tulisan yang

ada diluar itu kak”

Siti Saroh: “Jadi label

produk adalah semua keterangan yang ada di kemasan makanan kata

spongebob”.

2 Apakah

sebelum membeli produk kamu harus melihat tanggal kadaluarsa pada label produk makanan?

Intan: “Saya tidak tahu

apa itu tanggal

kadaluarsa, kak”.

Indra: “saya tau aja kak

tapi gak tau untuk apa”. Khoiridwan: “gak kak”. Fajri: “iya kak, tanggal kadaluarsa itu biar kita

nggak keracunan” Siti Saroh: “harus dong kak, tanggal kadaluarsa kan biar makanan nya gak

basi pas kita makan”

Intan: “harus kak, kata

spongebob tadi tanggal

kadaluarsa itu batas waktu

makanan itu basi”.

Indra: iya kak, tanggal kadaluarsa penting diliat karena waktu untuk kita tahu

makanan itu basi apa gak”. Khoiridwan: “kata spongebob tanggal kadaluarsa adalah batas waktu kita mengkonsumsi

makanan itu”. Fajri: “iya kak”


(4)

Tabel 6.8 lanjutan

3 Apakah

sebelum membeli produk kamu harus melihat label halal pada label produk makanan?

Intan: “gak ngerti kak”. Indra: “iya , label halal itu biar orang islam bisa

makan”.

Khoiridwan: harus, biar kita bisa makan dan

haram”.

Fajri: “gak tau apa itu

label halal kak” Siti Saroh: penting kak, dengan ada label halal berarti makanan itu

aman”

Intan: “iya kak harus,

spongebob tadi menjelaskan kalo label halal tuh yang bisa

dimakan sama muslim kak”. Indra: “iya , label halal itu

biar orang islam bisa makan”. Khoiridwan: “harus, biar kita

bisa makan dan haram”. Fajri: “kata spongebob tadi label halal itu

makanan yang tidak

mengandung bahan

haram”

Siti Saroh: “penting kak,

dengan ada label halal berarti makanan itu

aman”.

4 Apakah

sebelum membeli produk kamu harus melihat izin BPOM pada label produk makanan?

Intan: “gak tau”.

Indra: “belum tau kak”. Khoiridwan: apa

BPOM kak”.

Fajri: “gak tau kak” Siti Saroh: “ entah

kak”

Intan: “iya harus kak, karena

spongebob bilang kalo izin BPOM itu biar makanan nya tidak ada bahan berbahaya

nya”.

Indra: “harus,biar aman kak”. Khoiridwan: “iya kak, kata spongebob yang bisa ngizinin

makanan biar aman kak”. Fajri: “Izin BPOM itu untuk

memenuhi persyaratan

makanan kak”

Siti Saroh: “Jadi izin BPOM

itu agat makanan dapat dimakan oleh semua orang kata


(5)

Tabel 6.8 lanjutan

5 Apakah

sebelum membeli produk kamu harus melihat Petunjuk Cara

Penyimpanan pada label produk makanan?

Intan: “gak tau”. Indra: “gak tau kak”. Khoiridwan: “gak kak”. Fajri: “belum tau kak” Siti Saroh: “entah

kak”

Intan: “harus kak seperti yang

kata spongebob tadi biar

makanan nya gak cepat rusak”. Indra: “ iya, karena bisa kita

simpan di kulkas”.

Khoiridwan: “spongebob tadi jelasin biar makanan gak cepet

basi ”.

Fajri: iya, untuk ngarahin kita nyimpan

makanan dimana”

Siti Saroh: “petunjuk cara

penyimpanan bisa

mengajari kita cara menyimpan makanan kita

kata spongebob”.

6 Apakah

sebelum membeli produk kamu harus melihat Isi Bersih pada label produk makanan?

Intan: “Saya tidak tahu,

kak.”.

Indra: “Isi Bersih itu untuk kita tahu jumlah nya kak”.

Khoiridwan: “gak kak”. Fajri: “gak tau”

Siti Saroh: “ isi bersih itu yang 100 ml itu di susu kak”

Intan: “harus kak karena kata

spongebob isi bersih itu jumlah isinya,”.

Indra: “Isi Bersih adalah isi yang menjelaskan jumlah dalam kemasan kak”.

Khoiridwan: “iya kak, biar kita tahu isi nya berapa”. Fajri: “kata spongebob isi bersih itu jumlah isi yang ada dalam kemasan kak”

Siti Saroh: “jadi isi bersih itu tulisan jumlah yang di kemasan itu kak”.


(6)

Titik Persentase Distribusi t (df = 41–80)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.00

1

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.00

41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.3012 7 42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.2959

5 43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.2908

9 44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.2860

7 45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.2814

8 46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.2771

0 47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.2729

1 48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.2689

1 49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.2650

8 50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.2614

1 51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.2578

9 52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.2545

1 53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.2512

7 54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.2481

5 55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.2451

5 56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.2422

6 57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.2394

8 58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.2368

0 59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.2342

1 60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.2317

1 61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.2293

0 62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.2269

6 63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.2247

1 64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.2225

3 65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.2204

1 66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.2183

7 67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.2163

9 68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.2144

6 69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.2126

0 70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.2107

9 71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.2090

3 72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.2073

3 73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.2056

7 74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.2040

6 75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.2024

9 76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.2009

6 77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.1994

8 78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.1980

4 79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.1966

3 80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.1952