ASEAN Charter sebagai Instrumen Pokok dari ASEAN

Universitas Indonesia internasional yang dibentuk lebih untuk tujuan sosial dibandingkan untuk tujuan melakukan tindakan-tindakan. Baru pada tahun 2007 akhirnya ASEAN Charter terbentuk. Charter ini berlaku sebagai dasar konstitusi dari ASEAN. Hal ini terlihat dari ketentuan- ketentuan yang terdapat di dalamnya, yang sebagian besar mengatur mengenai struktur dari ASEAN, hak dan kewajiban anggotanya, cara penyelesaian sengketa, tujuan dari ASEAN, dan lain-lain. Dengan demikian, instrumen hukum yang mengatur kegiatan organisasi ini secara internal adalah ASEAN Charter. ASEAN sebagai organisasi internasional merupakan suatu subyek hukum internasional. Seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelum ini, suatu organisasi internasional sebagai suatu subyek hukum internasional memiliki personalitas hukum. Personalitas hukum suatu organisasi internasional pada umumnya disebutkan di dalam instrumen pokoknya. Atau, apabila di dalam instrumen pokok organisasi internasional yang bersangkutan tidak menyebutkan bahwa organisasi tersebut memiliki personalitas hukum, maka organisasi tersebut dapat disimpulkan memiliki personalitas hukum dengan adanya maksud dan tujuan dari organisasi internasional yang bersangkutan. 205 Di dalam Pasal 3 ASEAN Charter disebutkan bahwa ASEAN, sebagai suatu organisasi internasional, memiliki personalitas hukum. 206

4.2 ASEAN Charter sebagai Instrumen Pokok dari ASEAN

Instrumen pokok suatu organisasi internasional memberikan landasan hukum atas bagaimana organisasi internasional tersebut bekerja. Instrumen pokok tersebut pada umumnya berisi mengenai mekanisme-mekanisme organisasi tersebut bekerja, seperti strukturnya, keanggotaannya, penyelesaian sengekta, tujuan dan maksud, dan lain-lain. Instrumen pokok tersebut pada umumnya merupakan perjanjian multilateral yang dibuat oleh negara-negara untuk membentuk suatu organisasi internasional. 205 Lihat Bab 2 mengenai “Personalitas Hukum Organisasi Internasional”. 206 Pasal 3 ASEAN Charter berbunyi sebagai berikut: “ASEAN, as an inter-governmental organisation, is hereby conferred legal personality.” Ketentuan hukum..., Justisia Sabaroedin, FH UI, 2012 Universitas Indonesia ASEAN Charter sebagai instrumen pokok tidak dibentuk ketika ASEAN awal dibentuk. ASEAN dibentuk dengan Deklarasi Bangkok, sedangkan ASEAN Charter baru muncul bertahun-tahun setelahnya, yakni pada tahun 2007. Meskipun demikian, ASEAN Charter tetap merupakan instrumen pokok ASEAN. Hal ini dikarenakan di dalam ASEAN Charter terdapat ketentuan-ketentuan dasar untuk mengoperasikan ASEAN. Selain itu, di dalam ASEAN Charter juga tercantum maksud dan tujuan ASEAN serta pernyataan bahwa ASEAN memiliki personalitas hukum. Untuk menjadi anggota ASEAN pun terdapat kewajiban untuk mengaksesi ASEAN Charter. 207 Sebagai instrumen pokok ASEAN, maka ASEAN Charter juga merupakan landasan hukum internal bagi ASEAN. Hal ini sesuai dengan yang dimaksud dengan hukum internal di dalam The Vienna Convention on the Law of Treaties Between States and International Organizations 1986. Di dalam konvensi tersebut disebutkan bahwa salah satu dasar hukum internal bagi organisasi internasional adalah instrumen pokok. Dengan adanya landasan hukum ini, maka dapat ditentukan batas-batas suatu organisasi internasional dapat melakukan aktifitasnya. Oleh karena itu, ASEAN Charter sebagai instrumen pokok juga membatasi tindakan yang dapat dilakukan ASEAN sebagai subyek hukum internasional.

4.3 Ketentuan Pengunduran Diri dari Keanggotaan ASEAN