Pokok Permasalahan Definisi Operasional

Universitas Indonesia Berdasarkan hal-hal tersebut maka permasalahan mengenai pengunduran diri dari ASEAN ini penting untuk dibahas. Bagaimanakah hukum internasional mengatur mengenai pengunduran diri dari keanggotaan organisasi internasional? Kemudian bagaimana pula pengaturan pengunduran diri dari keanggotaan ASEAN berdasarkan ASEAN Charter? Dan berdasarkan kedua hal tersebut, apakah pengunduran diri dapat dilakukan dari keanggotaan ASEAN? Permasalahan-permasalahan inilah yang akan dibahas di dalam tulisan ini.

1.2 Pokok Permasalahan

Penulis merumuskan batasan masalah yang hendak dibahas pada penelitian ini agar penulisan menjadi lebih terarah. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan yang diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengunduran diri dari keanggotaan organisasi internasional? 2. Bagaimanakah pengaturan mengenai pengunduran diri negara anggota dari keanggotaan ASEAN? 3. Dapatkah dilakukan pengunduran diri negara anggota dari keanggotaan ASEAN?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui bagaimanakah mekanisme pengunduran diri negara anggota suatu organisasi internasional.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan dari penelitian ini secara khusus adalah untuk mendapatkan jawaban dari pokok-pokok permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu: 1. Mengetahui mekanisme pengunduran diri dari keanggotaan organisasi internasional. Ketentuan hukum..., Justisia Sabaroedin, FH UI, 2012 Universitas Indonesia 2. Mengetahui pengaturan mengenai pengunduran diri negara anggota dari keanggotaan ASEAN. 3. Mengetahui apakah pengunduran diri negara anggota dari keanggotaan ASEAN dapat dilakukan.

1.4 Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang ada, maka penulis akan memberikan beberapa definisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Negara adalah suatu masyarakat politik yang diorganisasi secara tetap, menduduki suatu daerah tertentu, dan hidup dalam batas-batas daerah tersebut, bebas dari pengawasan negara lain, sehingga dapat bertindak sebagai badan yang merdeka di muka bumi. 17 2. Kedaulatan adalah wewenang tertinggi yang tidak dapat dibatasi oleh hukum. 18 3. Subyek Hukum Internasional adalah pemegang segala hak dan kewajiban menurut hukum internasional. 19 4. Organisasi Internasional adalah suatu persekutuan negara-negara yang dibentuk dengan persetujuan antara para anggotanya dan mempunyai suatu sistem yang tetap atau perangkat badan-badan yang tugasnya adalah untuk mencapai tujuan kepentingan bersama dengan cara mengadakan kerjasama antara para anggotanya. 20 5. Legal Personality adalah suatu entitas yang melaksanakan hak internasional dan terikat oleh kewajiban internasional. 21 17 S. Tasrif, Hukum Internasional Tentang Pengakuan dalam Teori dan Praktek, Bandung: Abardin, Cet. 2., 1987, hlm. 10 sebagaimana dikutip Huala Adolf, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional 18 Tim Pengajar Mata Kuliah Ilmu Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Ilmu Negara, Depok: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009, hlm. 85. 19 Kusumaatmadja, op.cit, hlm. 97. 20 Suryokusumo, op.cit, hlm. 1. 21 Ibid, hlm. 18. Ketentuan hukum..., Justisia Sabaroedin, FH UI, 2012 Universitas Indonesia 6. Perjanjian Internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu. 22 7. Hukum Kebiasaan Internasional adalah kebiasaan internasional yang merupakan kebiasaan umum yang diterima sebagai hukum. 23 8. Prinsip Hukum Umum adalah asas hukum yang mendasari sistem hukum modern. 24 9. Pacta Sunt Servanda artinya perjanjian internasional mengikat para pihaknya dan harus dilaksanakan dengan itikad baik. 25

1.5 Metodologi Penelitian