Universitas Indonesia
ratifikasi. Dalam penerimaan keanggotaan ini biasanya ada dua prosedur yang harus ditempuh. Pertama, adanya permintaan dari calon anggota. Kedua, negara
yang bersangkutan telah meratifikasikan anggaran dasar organisasi internasional dimana negara tersebut ingin menjadi anggota.
Jadi, dalam penerimaan keanggotaan ini ada dua tindakan, yaitu tindakan sesuai dengan hukum nasional dan tindakan dalam hukum internasional. Dalam
suasana nasional, adanya oposisi terhadap pemerintah dapat berpengaruh dalam proses penerimaan keanggotaan dalam suatu organisasi internasional. Hubungan
suasana nasional dan suasana internasional dalam kaitannya dengan penerimaan keanggotaan dalam suatu organisasi internasional sangat penting.
63
Dalam instrumen pokok suatu organisasi internasional sering ditentukan bahwa suatu negara calon anggota harus memenuhi persyaratan yang ditentukan
sesuai dengan konstitusi negara tersebut.
64
Prosedur keanggotaan ditentukan oleh organisasi internasional tersebut. Misalnya di PBB, permohonan keanggotaan
harus disampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB.
65
Sedangkan mengenai tanggal kapan suatu negara dinyatakan efektif menjadi anggota suatu organisasi
internasional, maka harus memenuhi 2 syarat.
66
Pertama, organisasi internasional telah menerima keanggotaan, dan kedua, calon anggota telah meratifikasi
instrumen pokok organisasi internasional.
2.3.4 Penangguhan Keanggotaan
Penangguhan keanggotaan pada umumnya merupakan suatu cara yang lebih halus dibandingkan pengeluaran untuk mendorong agar suatu negara
63
Contohnya, pada waktu Amerika Serikat akan menjadi anggota International Labour Organization ILO tahun 1943, Presiden Rosevelt mendapat otoritas dari Kongres Amerika
Serikat untuk menerima keanggotaan ILO. Pada waktu ILO mengundang AS untuk menerima keanggotaan ILO, Presiden AS menerima undangan tersebut dan kemudian AS menjadi anggota
ILO.
64
Misalnya Pasal 4 ayat 1 Piagam PBB yang berbunyi: “Membership in the United Nations is open to all other peace-loving states which accept the obligations contained in the
present Charter and, in the judgment of the Organization, are able and willing to carry out these obligations.”
65
Pasal 134 Rules Procedure Majelis Umum PBB dan Pasal 58 Rules Procedure Dewan Keamanan PBB.
66
Suwardi, op,cit, hlm. 62-63.
Ketentuan hukum..., Justisia Sabaroedin, FH UI, 2012
Universitas Indonesia
berhenti melakukan pelanggaran. Namun, tidak semua organisasi internasional memberikan ketentuan mengenai hal ini. Penangguhan keanggotaan disini
maksudnya adalah penangguhan hak-hak dan keistimewaan dari keanggotaan. Belakangan ini berkembang suatu praktek dimana dilakukan pembuatan
pengaturan bagi negara anggota yang melanggar peraturan-peraturan organisasi. Bukannya menggunakan ketentuan mengenai pelanggaran material sebagaimana
yang terdapat di dalam Pasal 60 dari Vienna Convention on the Law of Treaties, justru instrumen-instrumen pokok organisasi semakin banyak yang menentukan
sistem sanksinya sendiri, dan biasanya mereka mengacu pada penangguhan hak- hak dan keistimewaan-keistimewaan.
67
Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB juga memiliki ketentuan yang menentukan sistem sanksinya sendiri bagi negara-negara anggota yang tidak
patuh. Sistem sanksi tersebut adalah penangguhan hak-hak dan keistimewaan dan pengeluaran keanggotaan. Penangguhan ini diberikan sebagai alternatif sanksi
yang lebih halus dibandingkan pengeluaran keanggotaan. Dikarenakan pengeluaran merupakan suatu cara yang sangat ekstrim, maka dimasukkan pula
ketentuan mengenai penangguhan hak dan keistimewaan sebagai sanksi yang tidak terlalu ekstrim.
2.3.5 Pengakhiran Keanggotaan