Universitas Indonesia
tahun 1950, Indonesia tidak pernah berhenti menjadi anggota. Pengunduran diri Indonesia menjadi tidak efektif didasarkan atas alasan Indonesia untuk
mengundurkan diri, yakni yang dikarenakan terpilihnya Malaysia sebagai anggota tidak tetap dari Dewan Keamanan. Alasan tersebut bukanlah merupakan alasan
yang tergolong atas keadaan istimewa “exceptional circumstances” yang dapat menjustifikasi pengunduran diri dari PBB tersebut. Alasan-alasan yang terdapat di
dalam Deklarasi interpretatif yang dapat menyebabkan suatu negara mengundurkan diri dari PBB, yaitu dua keadaan yang berhubungan dengan proses
amandemen, sama sekali tidak sesuai dengan kasus pengunduran diri Indonesia. Suatu pengunduran diri berdasarkan suatu alasan yang tidak termasuk
keadaan istimewa tidaklah diizinkan dan merupakan suatu pelanggaran terhadap kewajiban internasional anggota yang bersangkutan. Tidak dapat diragukan lagi
bahwa istilah “keadaan istimewa” “exceptional circumstances” tidaklah terlalu tepat, termasuk juga penjelasan mengenai istilah ini yang terkandung di dalam
Deklarasi interpretatif. Di dalam keadaan yang terdapat sekarang pada praktek organisasi
internasional, secara umum tidak mungkin dapat dicegah suatu negara anggota dari melakukan pelanggaran kewajibannya dan juga untuk memaksa
keberadaannya untuk terus berada di dalam Organisasi. Apabila keadaan yang ada bukan merupakan keadaan yang dapat menjadi suatu ancaman atas kedamaian
atau pelanggaran keamanan, maka PBB tidak memiliki cara yang legal untuk memaksakan negara yang ingin mengundurkan diri untuk terus melanjutkan
keanggotaanya.
175
3.3.3 World Health Organization
Di dalam konstitusi dari WHO ditentukan bahwa suatu amandemen konstitusi dapat terjadi apabila mendapat suara dua per tiga dari mayoritas, dan
tidak memerlukan adanya persetujuan bulat. Berdasarkan hal ini Konferensi merasa perlunya ada pernyataan deklaratif mengenai pengunduran diri.
176
Namun,
175
Ibid.
176
Widdows, loc.cit, hlm. 100.
Ketentuan hukum..., Justisia Sabaroedin, FH UI, 2012
Universitas Indonesia
ketentuan mengenai pengunduran diri tetap tidak dimasukkan ke dalam rumusan Konstitusi WHO. Berdasarkan pernyataan ini maka dapat disimpulkan bahwa
pengunduran diri dari WHO pada dasarnya tidak dapat dilakukan, namun apabila tedapat suatu amanedmen terhadap Konstitusi dan negara yang bersangkutan
merasa hak dan kewajibannya menjadi berubah dikarenakan adanya amandemen dari Konstitusi dimana bagi anggota yang bersangkutan tidak menyetujui
perubahan tersebut dan tidak dapat menerima perubahan tersebut, maka anggota yang bersangkutan tidak lagi terikat untuk terus menjadi anggota di dalam
WHO.
177
Ketika Amerika Serikat ingin bergabung dengan WHO, Kongres AS menyatakan rekomendasi dalam penerimaannya terhadap Konstitusi bahwa dalam
kekosongan ketentuan mengenai pengunduran diri dalam Konstitusi, maka AS mereservasi haknya untuk mengundurkan diri dengan disertai pemberitahuan.
Terhadap hal ini, World Health Assembly yang pertama secara bulat menerima dengan sah penerimaan AS terhadap Konstitusi WHO ini, meskipun terdapat
sedikit pertentangan dari Uni Soviet. Namun, pada tahun 1949, Uni Soviet memberitahukan kepada WHO
bahwa dikarenakan Uni Soviet tidak puas dengan aspek-aspek pekerjaan dari Organisasi, maka Uni Soviet tidak lagi menganggap dirinya sebagai anggota.
178
Dalam merespon hal ini Direktur Jenderal dari WHO menyatakan bahwa dikarenakan tidak adanya ketentuan mengenai pengunduran diri di dalam
Konstitusi WHO, maka ia tidak dapat menerima pemberitahuan tersebut sebagai pengunduran diri dari WHO. WHO kemudian memperoleh pemberitahuan
pengunduran diri lainnya dari Bulgaria, Romania, Albania, Czechoslovakia, Hongaria, dan Polandia. World Health Assemblies yang ketiga dan keempat
mencatat pemberitahuan-pemberitahuan ini dan mengadopsi resolusi yang menyatakan bahwa WHO akan selalu menyambut kembali kelanjutan kerjasama
penuh dari para anggota ini. Pada Juli 1955, representatif dari Uni Soviet dan negara-negara lain yang mengundurkan diri menyatakan pada pertemuan dari
Economic and Social Council bahwa WHO telah melakukan pekerjaan yang
177
Ibid.
178
Ibid, hlm. 101.
Ketentuan hukum..., Justisia Sabaroedin, FH UI, 2012
Universitas Indonesia
efektif dan oleh karenanya Uni Soviet bersedia untuk bergabung kembali dengan WHO. Di antara kedua kejadian ini, WHO menganggap negara-negara yang
mengundurkan diri ini tetap sebagai anggota, namun dalam keadaan yang tidak aktif.
179
3.3.4 European Union EU