Prinsip-prinsip Keanggotaan Organisasi Internasional Klasifikasi Keanggotaan Organisasi Internasional

Universitas Indonesia

2.3 Keanggotaan Organisasi Internasional

2.3.1 Prinsip-prinsip Keanggotaan Organisasi Internasional

Di dalam praktik, prinsip keanggotaan suatu organisasi internasional tergantung pada maksud dan tujuan organisasi, fungsi yang akan dilaksanakan dan perkembangan apakah yang diharapkan dari organisasi internasional tersebut. Prinsip keanggotaan dapat dibedakan antara prinsip universalitas dan terbatas selective. 59 Prinsip keanggotaan universalitas tidak membedakan sistem pemerintahan, ekonomi ataupun politik yang dianut oleh negara anggota. 60 Sedangkan dalam prinsip terbatas ini, ditekankan syarat-syarat tertentu bagi keanggotaan. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut: a. Keanggotaan yang didasarkan pada kedekatan letak geografis. Namun pengerian kedekatan geografis ini kadang-kadang tidak hanya didasarkan pada kedekatan geografis semata, namun sering juga didasarkan pada pertimabngan politis. Contohnya North Atlantic Treaty Organization NATO. b. Keanggotaan yang didasarkan pada kepentingan yang akan dicapai. Contohnya, Organization of Petroleum Exporting Countries OPEC. c. Keanggotaan yang didasarkan pada sistem pemerintahan tertentu atau pada sistem ekonomi. Contohnya Council for Mutual Economic Assistance COMECON. d. Keanggotaan yang didasarkan pada persamaan kebudayaan, agama, etnis, dan pengalaman sejarah. Contohnya, British Commonwealth. e. Keanggotaan yang didasarkan pada penerapan hak-hak asasi manusia. Contohnya, Council of Europe.

2.3.2 Klasifikasi Keanggotaan Organisasi Internasional

Dalam pengklasifikasian keanggotaan, terdapat dua pendekatan, yaitu: 61 1. Kualitatif 59 Ibid, hlm. 37. 60 Suwardi, op.cit, hlm. 46. 61 Suryokusumo, op.cit, hlm. 53-55. Ketentuan hukum..., Justisia Sabaroedin, FH UI, 2012 Universitas Indonesia Dengan pendekatan kualitatif ini berarti memberikan status khusus bagi negara-negara tertentu sebagai anggota utama original members. Negara- negara yang ikut serta dalam Konferensi PBB mengenai Organisasi Internasional di San Fransisco, setelah menandatangani Piagam kemudian meratifikasinya, menjadi anggota utama. Polandia pada mulanya tidak disetujui oleh Tiga Besar Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet, karena itu tidak ikut serta dalam penyusunan Piagam di konferensi San Fransisco. Namun demikian negara ini diterima sebagai anggota utama setelah menandatangani Piagam. Kedudukan khusus anggota utama PBB ini telah ditegaskan secara jelas dalam Pasal 3 Piagam PBB. 2. Kuantitatif Pendekatan kuantitatif ini diartikan bahwa keputusan mengenai keanggotaan negara-negara lainnya di luar negara-negara anggota utama, akan diambil oleh organisasi-organisasi itu sendiri dengan ketentuan bahwa negara-negara itu harus memenuhi persyaratan dalam instrumen pokok masing-masing.

2.3.3 Penerimaan Keanggotaan