rata-rata 76. Dalam aspek evaluasi diri, siswa dengan pola asuh orang tua otoriter memiliki rata-rata 71 sedangkan siswa dengan pola asuh orang tua
demokratis lebih tinggi dengan rata-rata 76. Dalam aspek aktif di lingkungan, siswa dengan pola asuh orang tua otoriter memiliki rata-rata 74 sedangkan
siswa dengan pola asuh orang tua demokratis memiliki rata-rata 82. Dalam aspek percaya dengan kemampuan diri, siswa dengan pola asuh orang tua otoriter
memiliki rata-rata 64 sedangkan siswa dengan pola asuh orang tua demokratis memiliki rata-rata 72. Dalam aspek penyesuaian diri, siswa dengan pola asuh
orang tua otoriter memiliki rata-rata 66 sedangkan siswa dengan pola asuh orang tua demokratis lebih tinggi dengan rata-rata 84. Dalam aspek berani
mengambil keputusan, siswa dengan pola asuh orang tua otoriter memiliki rata- rata 63 sedangkan siswa dengan pola asuh orang tua demokratis lebih tinggi
dengan rata-rata 74. Dalam aspek menghargai keberhasilan pola asuh orang tua otoriter memiliki rata-rata 71 sedangkan pola asuh orang tua demokratis lebih
tinggi dengan rata-rata 83. Berasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa siswa dengan pola asuh orang tua otoriter lebih rendah dalam semua aspek
jika dibandingkan siswa dengan pola asuh orang tua demokratis.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa keterbatasan yang penulis lakukan, adapun penjelasan keterbatasan tersebut sebagai berikut :
4.3.1 Penelitian yang penulis lakukan terbatas pada satu kelas saja yaitu kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni. Sehingga penelitian ini jika dilakukan pada
kelas lain kemungkinan hasilnya akan berbeda. Penelitian ini belum cukup mewakili tingkat harga diri self esteem siswa antara pola asuh orang tua
otoriter dengan demokratis di SMA Negeri 1 Kedungwuni. Namun, sudah dapat mewakili untuk kelas X jika dijadikan sebagai tempat penelitian.
4.3.2 Penelitian ini hanya meneliti perbandingan harga diriself esteem siswa antara pola asuh orang tua otoriter dengan demokratis saja. Pada dasarnya
masih banyak jenis pola asuh orang tua yang bisa dijadikan sebagai objek penelitian. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan hasil penelitian, jenis
pola asuh orang tua yang lain juga bisa dijadikan sebagai objek penelitian.
108
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, berikut merupakan kesimpulan yang didapat mengenai perbandingan harga diri self
esteem siswa antara pola asuh orang tua otoriter dengan demokratis kelas X di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kab.Pekalongan :
1. Gambaran harga diri self esteem siswa dengan pola asuh orang tua otoriter kelas X di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kab.Pekalongan secara keseluruhan
termasuk kriteria sedang dengan memiliki rata-rata 69. Aspek harga diri self esteem tertinggi pada siswa dengan pola asuh orang tua otoriter adalah
aspek memiliki aktivitas perbaikan diri, sedangkan aspek berani mengambil resiko menjadi aspek terendah dari siswa dengan pola asuh orang tua otoriter.
2. Gambaran harga diri self esteem siswa dengan pola asuh orang tua demokratis kelas X di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kab.Pekalongan secara
keseluruhan termasuk kriteria tinggi dengan memiliki rata-rata 77. Aspek harga diri self esteem tertinggi pada siswa dengan pola asuh orang tua
demokratis adalah aspek penyesuaian diri, sedangkan aspekpercaya dengan kemampuan diri menjadi aspek terendah dari siswa dengan pola asuh orang
tua demokratis. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara harga diri self esteem siswa
antara pola asuh orang tua otoriter dengan demokratis kelas X di SMAN