orang tua sering mengancam anak, anak harus patuh kepada orang tua, orang tua yang  berhak  mengambil  keputusan,  cenderung  kasar  dalam  melontarkan  kata-
kata,  dll.  Sedangkan  pola  asuh  demokratis  memiliki  karakteristik  orang  tua membimbing  anak  dan    penuh  pengertian,  ciri-cirinya  meliputi  :  penuh  kasih
sayang,  memberikan  saran  ketika  anak  menentukan  pilihan,  memberi  pujian  jika anak berprestasi dan membimbing jika anak salah, saling berbagi tugas, dll.
3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
“Populasi  adalah  wilayah  generalisasi  yang  terdiri  atas:  subjekobjek  yang mempunyai  kuantitas  tertentu  yang  ditetapkan  oleh  peneliti  untuk  dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya ” Sugiyono, 2006:550.
Populasi  adalah  keseluruhan  subjek  penelitian,  dalam  penelitian  ini  yang dapat  dijadikan  populasi  adalah  orang-orang  yang  dijadikan  sebagai  data  dalam
mengungkapkan tujuan skripsi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 1 Kedungwuni yang berjumlah 318. Alasan memilih kelas
X dalam penelitian ini  yaitu karena berdasarkan wawancara dengan  guru   BK di sekolah  bahwa  ada  beberapa  orang  tua  murid  kelas  X  yang  otoriter  dengan  ciri-
ciri ikut mengendalikan keputusan anak dalam memilih penjurusan IPA atau IPS, memarahi  anak  jika  nilainya  menurun,  dan  adanya  peraturan  yang  ketat  didalam
rumah. Perbandingan jumlah populasi pola asuh otoriter dan demokratis dapat di lihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Dalam Penelitian
No Kelas X
Pola Asuh Otoriter
Pola Asuh Demokratis Jumlah
L P
L P
1. X MIPA 1
1 4
8 23
36 2.
X MIPA 2 -
3 9
20 32
3. X MIPA 3
1 2
9 24
36 4.
X MIPA 4 2
11 8
14 35
5. X MIPA 5
- 3
10 23
36 6.
X IPS 1 2
4 6
22 34
7. X IPS 2
3 5
7 20
35 8.
X IPS 3 2
4 8
24 38
9. X IPS 4
1 2
9 24
36
Jumlah 12
38 74
194 318
Jumlah Total
50 268
3.4.2 Sampel
Menurut  Sugiyono  2012:118 “sampel  adalah  bagian  dari  jumlah  dan
karakteristik  yang  dimiliki  oleh  populasi  tersebut ”.  Dalam  penelitian  untuk
menentukan  jumlah  sampel  harus  menggunakan  teknik  sampling. “Teknik
sampling  merupakan  teknik  pengambilan  sampel ”  Sugiyono,  2007:62.  Untuk
menentukan  sampel  dalam  penelitian,  peneliti  menggunakan  dua  teknik pengambilan  sampel  yaitu  Proportionate  Random  sampling  dan  Simple  Random
Sampling. Jumlah  sampel  yang  diambil  berdasarkan  rumus  Isaac  dan  Michaelyang
tercantum pada tabel 5.1 dalam Sugiyono 2012:128 diperoleh dari populasi 318 dengan taraf  kesalahan 5, maka jumlah sampel yang diambil adalah 167 dengan
perhitungan rumus berikut :
λ² dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1, 5, 10 P = Q = 0,5
d = 0,05 S = jumlah sampel
Pengambilan  sampel  dengan  alasan  sampel  tidak  homogen  sehingga pengambilan  sampel  menggunakan  proportionate  random  sampling.  Teknik  ini
digunakan  bila  populasi  mempunyai  anggota  yang  tidak  homogen  dan  berstrata secara  proporsional.  Alasan  menggunakan  teknik  ini  karena  populasi  yang
digunakan  oleh  peneliti  mempunyai  anggota  tidak  homogen  dan  tidak  bisa disamakan  antara  pola  asuh  otoriter  dengan  demokratis,  serta  perbedaan  jumlah
populasi yang sangat jauh maka untuk menentukan ukuran sampel menggunakan perhitungan  teknik  proportionate  random  sampling.  Untuk  menentukan  jumlah
masing-masing kategori menggunakan rumus : ₁
₁                       ₁ =
= 26 Demokratis =
₁ =
Setelah menentukan jumlah  sampel berdasarkan  kategori  otoriter dan demokratis maka  dibawah  ini  merupakan  rincian  pengambilan  sampel  berdasarkan  jenis
kelamin adalah sebagai berikut : a.  Sampel Laki-laki Otoriter  =
= 26 = 6
b.  Sampel Perempuan Otoriter = x sampel otoriter
= 26 = 20
c.  Sampel Laki-laki Demokratis = sampel demokratis
= d.  Sampel Perempuan Demokratis =
sampel demokratis =
Dengan rincian berdasarkan masing-masing kelas adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Sampel Pola Asuh Orang Tua Otoriter Dari Masing-Masing Kelas
Laki-lakI Perempuan
Kelas IPA 1= Kelas IPA 1=
Kelas IPA 2 = Kelas IPA 2=
Kelas IPA 3 = =
Kelas IPA 3= Kelas IPA 4 =
Kelas IPA 4= Kelas IPA 5 =
Kelas IPA 5= Kelas IPS 1=
Kelas IPS 1= Kelas IPS 2 =
Kelas IPS 2= Kelas IPS 3 =
Kelas IPS 3= Kelas IPS 4 =
Kelas IPS 4=
Jumlah Sampel = 6 Jumlah Sampel = 20
Tabel 3.3 Sampel Pola Asuh Orang Tua Demokratis Dari Masing-Masing Kelas
Laki-lakI Perempuan
Kelas IPA 1= Kelas IPA 1=
Kelas IPA 2 = Kelas IPA 2=
Kelas IPA 3 = Kelas IPA 3=
Kelas IPA 4 = Kelas IPA 4=
Kelas IPA 5 = Kelas IPA 5=
Kelas IPS 1= Kelas IPS 1=
Kelas IPS 2 = Kelas IPS 2=
Kelas IPS 3 = Kelas IPS 3=
Kelas IPS 4 = Kelas IPS 4=
Jumlah Sampel = 39 Jumlah Sampel = 102
Kemudian  untuk  pengambilan  sampel  dari  masing-masing  kategori  otoriter maupun  demokratis  menggunakan  teknik  simple  random  sampling.  Menurut
Sugiyono  2012:120 “simple  random  sampling  adalah  teknik  pengambilan
anggota  sampel  dari  populasi  dilakukan  secara  acak  tanpa  memperhatikan  strata yang  ada  dalam  populasi  itu
”.  Teknik  sampling  ini  digunakan  karena  jumlah populasi  yang  digunakan  relatif  kecil  dan  setiap  siswa  memiliki  peluang  yang
sama  untuk  dijadikan  sampel.  Dalam  penelitian  ini  pengambilan  sampel  dengan cara undian atau kocok. Pengambilan secara undian dengan cara, peneliti menulis
daftar nama-nama siswa pada lembar kertas kecil kemudian kertas-tertas tersebut digulung.  Setelah  itu  gulungan  kertas  dikocok  dan  nama  siswa  yang  keluar  dari
undian tadi yang dijadikan sebagai sampel. Rincian sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 3.4 Jumlah Sampel Dalam Penelitian
No Kelas X
Pola Asuh Otoriter Pola Asuh Demokratis
Jumlah L
P L
P 1.
X MIPA 1 1
2 4
12 19
2. X MIPA 2
- 2
5 10
17 3.
X MIPA 3 -
1 5
13 19
4. X MIPA 4
1 6
4 7
18
5. X MIPA 5
- 1
5 12
18 6.
X IPS 1 1
2 3
12 18
7. X IPS 2
2 3
4 10
19 8.
X IPS 3 1
2 4
13 20
9. X IPS 4
- 1
5 13
19
Jumlah 6
20 39
102 167
Jumlah Total
26 141
3.6 Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data