reaksi balik yang akan tampa pada perilaku dan akhlaknya, dan gejala rasa takut serta cemas akan tampak pada tindakan-tindakan anak.
10. Anak tidak mempunyai pendirian yang tetap mudah dipengaruhi teman. Dalam pola asuh otoriter semua hal dikendalikan oleh orang tua, karena sebab
itulah anak menjadi tidak memiliki pendirian dan pada akhirnya anak mudah terpengaruh dengan lingkungannya.
Efek pola asuh otoriter terhadap perilaku belajar anak Syamsu Yusuf LN, 2005:25 :
1. Anak menjadi tidak percaya diri, kurang spontan, ragu-ragu dan pasif, serta memiliki masalah konsentrasi dalam belajar.
2. Anak menjalankan tugas-tugasnya hanya karena takut hukuman. 3. Disekolah, memiliki kecenderunagn berperilaku anti social, agresif, impulsive
dan perilaku mal adatif lainnya. 4. Anak perempuan cenderung menjadi dependen.
5. Anak merasa tidak bahagia, tidak terlatih untuk beriinisiatif, selalu tegang, cenderung ragu.
6. Anak tidak mampu menyelesaikan permasalahan atau problem solving-nya kurang.
2.3.2 Pola Asuh Demokratis
2.3.2.1 Pengertian Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah “suatu bentuk pola asuh yang memperhatikan
dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan itu tidak mutlak dan dengan
bimbingan yang penuh pengertian antara orang tua dan anak ” Singgih D.
Gunarsa, 1995: 84. Baumrind sebagaimana dikutip oleh Santrock2002:257 menjelaskan
bahwa pola asuh demokratis mendorong anak-anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-
tindakan mereka. Musyawarah verbal yang ekstensif dimungkinkan dan orang tua memperlihatkan kehangatan serta kasih sayang kepada
anak. Pengasuhan yang otoritatif diasosiasikan dengan kompetensi sosial anak.
Dalam hasil penelitian seorang ahli yang bernama Baldwin sebagaimana dikutip Gerungan 2010:203 bahwa
“didikan yang demokratis dirumuskannya sebagai didikan dimana orang tua sering berembuk mengenai tindakan-tindakan
yang harus diambil, menerangkan alasan-alasan dari peraturan-peraturan, menjawab pertanyaan-pertanyaan anak, dan sikap toleran
”. Berdasarkan pengertian ahli diatas, maka kesimpulan dari pengertian pola
asuh demokratis adalah suatu pola pengasuhan orang tua yang lebih menekankan pada kepentingan seluruh anggota keluarga, penuh kasih sayang, saling pengertian
antara orang tua dengan anak dan musyawarah merupakan jalan dalam penyelesaian masalah.
2.3.2.2 Ciri-ciri Pola Asuh Demokratis
Setelah penjelasan tentang pengertian pola asuh demokratis diatas, menurut Djamarah S.B 2014: 61 ada beberapa ciri dari tipe pola asuh yang demokratis
adalah sebagai berikut: 1. Dalam proses pendidikan terhadap anak selalu bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia.
2. Orang tua selalu berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan anak.
3. Orang tua senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari anak. 4. Mentolerir ketika anak membuat kesalahan dan memberikan pendidikan
kepada anak agar jangan berbuat kesahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatis dan prakarsa dari anak.
5. Lebih menitikberatkan kerjasama dalam mencapai tujuan. 6. Orangtua selalu berusaha untuk menjadikan anak lebih sukses darinya.
Sependapat dengan itu, Hurlock juga berpendapat 1993: 278 “pola asuh
demokratis mempunyai ciri: 1 Anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internal;2 Anak diakui sebagai pribadi oleh orang tua
dan turut dilibatkan dalam pengambilan keputusan;3 Menetapkan peraturan serta mengatur kehidupan anak
”. Ciri-ciri pola asuh demokratis juga dijelaskan oleh Zahara Idris dan Lisma
Jamal 1992: 87 adalah sebagai berikut : 1. Menentukan
peraturan dan
disiplin dengan
memperhatikan dan
mempertimbangkan alasan-alasan yang dapat diterima, dipahami dan dimengerti oleh anak.
2. Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu dipertahankan dan yang tidak baik agar ditinggalkan
3. Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian. 4. Dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga
5. Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orang tua dan anak serta sesama keluarga.
2.3.2.3 Dampak Pola Asuh Demokratis Pada Anak