BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Era globalisasi merupakan era yang penuh tantangan, terutama dalam dunia
pendidikan. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.
Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Manusia yang berkualitas dapat dilihat dari segi
pendidikan. Hal ini terkandung dalam tujuan pendidikan nasional, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya, selain beriman, bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa serta sehat jasmani dan rohani, juga memiliki kemampuan
dan keterampilan.
Dengan penegasan di atas berarti peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks peningkatan pengetahuan dan keterampilan
melalui model pengajaran yang efektif dan efisien serta mengikuti perkembangan zaman. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
memberikan dampak tertentu terhadap sistem pengajaran. Pandangan mengenai konsep pengajaran terus-menerus mengalami perkembangan sesuai
dengan kemajauan ilmu dan teknologi.
Upaya peningkatan keberhasilan pembelajaran, merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam profesi keguruan
dan pendidikan. Upaya untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya
dapat dilakukan
melalui upaya
memperbaiki proses
pembelajaran. Dalam memperbaiki proses pembelajaran peranan guru sangat penting, diantaranya memilih metode pembelajaran yang tepat. Guru harus
mampu menentukan metode pembelajaran yang dipandang dapat membelajarkan siswa melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan, agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif, dan hasil belajarnya pun diharapkan dapat lebih ditingkatkan.
Matematika sebagai suatu mata pelajaran disekolah dinilai cukup memegang peran penting, karena metematika merupakan suatu sarana berpikir untuk
mengkaji sesuatu secara logis, dan sistematis. Oleh sebab itu akan sangat penting jika matematika dapat dikuasai sedini mungkin oleh para siswa.
Namun faktanya banyak orang yang tidak menguasai matematika, termasuk anak-anak yang masih duduk dibangku SDMI. Mereka menganggap bahwa
matematika sulit dipelajari, serta gurunya kebanyakan tidak menyenangkan, membosankan, menakutkan, angker, killer, dan sebagainya. Anggapan ini
menyebabkan mereka semakin takut untuk belajar matematika. Sikap ini tentu saja mengakibatkan hasil belajar matematika mereka menjadi rendah.
Dari hasil pengamatan penulis di kelas IV SD Negeri 2 Kangkung didapati
hasil belajar yang masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan kurang seriusnya siswa dalam mengikuti pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung,
sebagian siswa ada yang bermain, membuat gumpalan kertas, mengobrol dan melamun. Ketika diadakan latihan soal di akhir pembelajaran matematika
didapati hanya 10 orang 41,67 dari 24 siswa yang nilainya di atas KKM, sedangkan 14 orang 58,33 nilainya dibawah KKM dan rata-rata kelas
58,33. KKM matematika kelas IV SDN 2 Kangkung adalah 60. Tabel. 1.1 Nilai Matematika Siswa Kelas IV SDN 2 Kangkung
Nilai Jumlah Siswa
Persentase
35-49 50-64
65-79
80-100 5
9 8
2 20,83
37,50 33,33
6,67 Jumlah
24 100
Sumber : Data Nilai Siswa Kelas IV
Hasil belajar siswa rendah dan kurang maksimalnya pelaksanaan pembelajaran di atas harus diperbaiki dengan meningkatan kualitas
pembelajaran. Hal tersebut perlu dilakukan agar dapat tercipta suasana pembelajaran yang kondusif sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat,
khususnya pada mata pelajaran matematika materi pecahan. Salah satu langkah untuk meningkatkan hasil belajar tersebut adalah guru harus
menguasai berbagai macam metode mengajar. Guru harus mengenal, mempelajari dan menguasai banyak teknik mengajar, agar dapat
menggunakannya dengan bervariasi, sehingga mampu menciptakan proses belajar mengajar yang berhasil guna dan berdaya guna. Dengan menerapkan
metode-metode yang sesuai dalam proses pembelajaran, maka akan menghilangkan kejenuhan dan kebosanan siswa dalam belajar.
Metode inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk melibatkan semua siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran di kelas. Pada pembelajaran menggunakan metode inkuiri siswa tidak hanya mendengar dan menerima informasi dari guru tetapi mereka
dibimbing sebaik-baiknya
oleh guru
untuk menemukan
sendiri pengetahuannya sesuai dengan tujuan pembelajaran. Russeffendi 1988
mengemukakan bahwa belajar dengan metode inkuiri merupakan cara penyampaian topik-topik matematika sedemikian hingga proses belajar
memungkinkan siswa menemukan sendiri pola-pola atau struktur-struktur matematika melalui serentetan pengalaman-pengalaman belajar yang lampau.
Keterangan-keterangan yang harus dipelajari itu tidak disajikan di dalam bentuk akhir, melainkan siswa diwajibkan melakukan aktivitas mental
sehingga keterangan yang dipelajari itu dapat dipahami dan tertanam kuat pada diri siswa.
Inkuiri merupakan proses yang mengandung proses-proses mental yang lebih
tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik
kesimpulan. Jadi, dalam pendekatan inkuiri siswa dituntut untuk aktif menemukan sendiri pengetahuannya sehingga konsep yang dipelajari dapat
bertahan lama dalam ingatan siswa. Selain itu, diharapkan siswa mampu mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis dan memecahkan
masalah.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Peningkatan hasil belajar matematika materi pecahan dengan metode inkuiri pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kangkung
Bandar Lampung.”
1.2 Identifikasi Masalah