adalah mukous sebanyak 14 orang 87,5. Diagnosis penyerta terbanyak adalah kandidiasis vulvovaginalis sebanyak 5 orang 31,25., 5 orang 31,25 VB
dengan KVV, 1 orang 6,25 dengan KA, dan 1 orang 6,25 dengan servisitis GO.
13
2.1.4. Etiologi
Penyebab VB belum diketahui dengan pasti, namun secara epidemiologi dihubungkan dengan aktifitas seksual.
18,19
Ekosistem vagina normal sangat kompleks. Lactobacillus merupakan spesies bakteri yang dominan pada vagina
wanita usia produktif, tetapi bisa juga terdapat bakteri-bakteri lain seperti bakteri aerob dan anaerob.
20
Pada saat terjadi VB, terdapat pertumbuhan berlebihan dari beberapa spesies bakteri, dimana pada keadaan normal ada dalam konsentrasi rendah. Ada
beberapa bakteri vagina yang berhubungan dengan VB.
1,2
Gardnerella vaginalis adalah bakteri batang Gram negatif, pleomorfik, nonmotil dan tidak berkapsul, terdapat 90 pada wanita vaginosis bakterial.
Gardnerella vaginalis dipercaya berinteraksi dengan bakteri anaerob dan Mobilluncus hominis dan menyebabkan VB.
2
Bakteri anaerob, Bacteroides sp. diisolasi sebanyak 76 dan Peptostrepcoccus sebanyak 36 pada wanita dengan VB, pada wanita normal,
kedua tipe anaerob jarang ditemukan. Penemuan spesies anaerob ini dihubungkan dengan penurunan laktat dan peningkatan suksinat dan asetat pada cairan vagina.
2
Mobilluncus sp., merupakan bakteri batang anaerob lengkung yang bersama bakteri lain ditemukan pada VB.
1-3
Mobilluncus hominis, merupakan agen etiologi VB bersama-sama dengan Gardnerella vaginalis dan bakteri anaerob.
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasinya meningkat pada wanita dengan VB 100-1000 kali daripada wanita normal.
21
2.1.5. Faktor Risiko
Vaginosis bakterial dapat terjadi pada seksual aktif, namun dapat juga terjadi pada orang yang tidak seksual aktif.
2,9
Studi kohort longitudinal memberikan bukti bahwa yang mempunyai pasangan seksual baru maupun
mempunyai pasangan seksual banyak dan aktif menunjukkan peningkatan insiden VB.
2
Pada wanita yang frekuensi seksualnya meningkat, menunjukkan perubahan pH pada lingkungan vagina selama dan setelah berhubungan seksual yang
menyebabkan perubahan flora normal vagina. Bakteri patogen mendominasi flora vagina normal dengan menurunkan konsentrasi Lactobacillus yang menyebabkan
pertumbuhan bakteri anaerob.
2,9
Pemasangan IUD dengan adanya manipulasi secara langsung terhadap saluran maupun organ reproduksi mulai dari vagina, endometrium dan uterus dan
juga terdapatnya benda asing didalam uterus akan menyebabkan reaksi inflamasi dan menggangu fisiologi organ reproduksi. Ketidakseimbangan hormon yang
terjadi dengan pemasangan alat, serta tehnik, cara dan lama pemasangan adalah sangat berisiko dan dapat menggangu flora normal vagina.
2,9
Studi kohort terbaru dari 182 wanita menunjukkan bahwa terjadinya VB tidak hanya berhubungan dengan pasangan seksual dan penurunan Lactobacillus
penghasil H2O2, tetapi juga berhubungan dengan penggunaan douching pada vagina. Pemakaian douching vagina yang merupakan produk untuk menjaga
kebersihan wanita bisa menyebabkan terjadinya vaginosis bakterial. Douching dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan vagina.
2
Universitas Sumatera Utara
Merokok dikatakan berhubungan dengan terjadinya vaginosis bakterial. Berdasarkan penelitian Moris dkk di London dan Swedia, merokok berhubungan
pada vaginosis bakterial. Namun hasil penelitian – penelitian ini sangat terbatas. Pada penelitian ini, merokok kemungkinan menekan infeksi sistem imun, tetapi
dikatakan pada penelitian ini merokok merupakan kebiasaan yang tidak sehat.
9
Di Amerika dan Inggris, kelompok ras hitam memiliki prevalensi yang tinggi terhadap vaginosis bakterial. Kelompok ini dilaporkan juga memiliki angka
prevalensi tertinggi dibanding kelompok ras putih untuk penyakit seksual lainnya, seperti gonore, dan infeksi klamidia.
9
2.1.6. Patogenesis