Laju Pengeringan drying rate Kinerja dari Pompa Kalor Total Performance TP

T in = Temperatur udara masuk evaporator C T out = Temperatur udara keluar evaporator C Wc = Daya kompressor kW X = Air yang di serap Mahlia dkk [6] melakukan pengujian pengeringan pakaian dengan menggunakan panas dari pembuangan kondensor satu unit AC tipe split. Spesifikasi utama AC yang digunakan adalah dengan kapasitas pendinginan 10000 Btuhr. Lemari pengering yang digunakan dapat bergerak bebas dan dihubungkan langsung dengan kondensor. Tiga metode pengeringan dibandingkan, yaitu pengeringan di dalam ruangan indoor drying, pengeringan di jemua langsung, dan pengeringan dengan lemari pengering dengan variasi suhu ruangan 17 o C, 19 o C, 21 o C, 23 o C, dan 25 o C. Parameter yang digunakan untuk membandingkan ketiga metode pengeringan adalah SMER. Sebagai catatan dalam penelitian ini digunakan juga parameter SEC specific energy consumption. Hubungan antara SMER dan SEC adalah: SMER 1 SEC = ................................................................................................ 2.9

2.6.4 Laju Pengeringan drying rate

Laju pengeringan drying rate; kgjam adalah banyaknya air yang diuapkan tiap satuan waktu atau penurunan kadar air bahan dalam satuan waktu. Penurunan kadar air produk selama proses pengeringan dihitung dengan menggunakan persamaan 2.8 Sumber : Suntivarakorn, Satmarong , Benjapiyaporn, Theerakulpisut, 2010. [11]. �̇ � = � � −� � � …………………………………………………...…. 2.10 Dimana : W o = Berat pakaian sebelum pengeringan kg W f = Berat pakaian setelah pengeringan kg t = Waktu pengeringan jam Universitas Sumatera Utara Laju pengeringan biasanya meningkat di awal pengeringan kemudian konstan dan selanjutnya semakin menurun seiring berjalannya waktu dan berkurangnya kandungan air pada bahan yang dikeringkan.Laju pengeringan merupakan jumlah kandungan air bahan yang diuapkan tiap satuan berat kering bahan dan tiap satuan waktu.

2.6.5 Kinerja dari Pompa Kalor

Kinerja dari suatu pompa kalor dapat dinyatakan dalam coefficient of performance COP, yang didefinisikan sebagai perbandingan antara kalor yang dilepaskan oleh kondensor dengan kerja yang dibutuhkan untuk menggerakkan kompresor Oktay and Hepbasli 2003: ��� ℎ�,ℎ = �̇ �� �̇ � ………………………………………..………. 2.11 Dimana : �̇ �� = Kalor yang dilepaskan oleh kondensor �̇ � = Kerja yang masuk dalam kompresor Kalor yang dilepaskan oleh kondensor dihitung dengan persamaan: �̇ �� = �̇ ��� � �,��� �� �,��� − � �,��� � ………………………….... 2.12 Dimana: �̇ ��� = laju aliran massa udara kgs � �,��� = panas spesifik udara kJkg � �,��� = suhu rata-rata udara keluar kondensor C � �,��� = suhu rata-rata udara keluar kondensor C Kerja yang masuk ke dalam sistem kerja kompresor di hitung dengan persamaan: �̇ � = �̇ℎ 2 − ℎ 1 ……………………………….…………….. 2.13 Universitas Sumatera Utara Dimana : W c = kerja yang masuk dalam kompresor kJ, h 1 , h 2 = entalpi pada tekanan evaporator dan kondensor kJs

2.6.6 Total Performance TP

Sebuah Sistem kompresi uap dengan memanfaatkan evaporator dan kondensor sekaligus disebut dengan sistem kompresi uap hibrid. Kinerja dari sebuah sistem kompresi uap hibrid dinyatakan dengan Total Performance TP, yang dirumuskan dengan: ………………………………………………… 2.14 Dimana : Q e = kalor yang diserap oleh evaporator kW, Q c = kalor yang dilepaskan oleh kondensorkW, W c = kerja KompresorkW. Kalor yang diserap oleh evaporator dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: …………………………………………… 2.15

2.6.7 Faktor Prestasi PF