26
berbeda-beda. Begitu juga dalam pemebrian kredit, dimana dalam pemberian kredit oleh Bank kepada nasabah juga terdapat resiko yang disebut resiko kredit.
Faktor resiko kredit mencakup berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan peminjam untuk membayar kembali pinjaman secara penuh serta
sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi Bank untuk menyelesaikan kredit bermasalah Non Performance Loan NPL. Dimana sebagai hasil dari faktor-
faktor ini, sebenarnya kerugian menuju akhir proses pemulihan masalah utang juga dapat memepengaruhi kecukupan modala Bank.
Dalam menelaah faktor-faktor yang memepengaruhi resiko kredit pada suatu bank dapat dilihat yaitu:
a. Lingkungan Kredit
Lingkungan kredit yang kurang memadai akan mengakibatkan semakin tingginya resiko kredit yang ditanggung oleh bank tersebut, misalnya semakin
tinggi suku bunga yang diterapkan suatu bank terhadap kredit yang diberikan maka akan semakin tinggi tingkat resiko yang dihadapi dengan kata lain akan
semakin tinggi tingkat counterparty dari nasabah bank tersebut. Dalam lingkungan kredit ini, itikad baik serta kemampuan pegawaipejabat
bank sangat mempengaruhi resiko kredit yang dihadapi oleh suatu bank dimana jika pegawaipejabat suatu bank tidak memiliki itikad baik atau tidak memiliki
kemampuan dalam menanggulangi permasalah perkreditan maka tingkat resiko kredit yang dihadapi bank tersebut akan semakin besar dan begitu pula
sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
27
b. Kebijakan dan Prosedur Pemberian Kredit
Dalam hal kebijakan dan prosedur pemberian kredit terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi resiko kredit yaitu:
1. Perencanaan kredit, jika suatu kredit yang akan diberikan telah
direncanakan dengan baik, maka resiko kredit yang akan dihadapi bank akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya.
2. Persetujuan kredit, jika bank dalam memberikan persetujuan kredit telah
mempertimbangkan unsur-unsur 6C, maka resiko kredit yang dihadapi bank tersebut akan dapat ditekan.
3. Pengkajian ulang kredit, tujuan dari pengkajian ini adalah untuk
mengetahui kredit-kredit yang bermasalah kemudian dicari permasalahannya untuk menemukan solusi atas kredit tersebut. Jika hal ini
dilakukan secara berkala maka bank akan dapat menguragi tingkat kredit macet yang mungkin akan terjadi.
4. Pengadministrasian file kredit, buruknya pengadministrasian file kredit
pada suatu bank akan menyebabkan bank kesulitan untuk mengetahui secara dini terhadap kredit-kredit yang bermasalah, sehingga tingkat resiko
kredit yang dihadapi oleh bank tersebut akan semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya.
c. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat berpengaruh terhadap tingkat resiko kredit yang dihadapi oleh bank, dimana dengan
menurunnya pertumbuhan ekonomi suatu negara akan mengakibatkan penurunan
Universitas Sumatera Utara
28
pendapatan perusahaan yang menjadi nasabah debitur. Dengan menurunnya tingkat pendapatan tersebut akan menyebabkan nasabah tidak akan mampu
mengembalikan pinjaman yang diberikan bank. Menurut Hempel, et. al 1994 : 89, cara mengelola risiko kredit
perbankan sebagai berikut: a.
Melakukan analisis kredit secara baik dan benar b.
Dokumentasi kredit c.
Pengendalian dan pengawasan kredit d.
Penilaian terhadap risiko khusus
2.2.6 Analisis Kredit
Menurut Rivai, et al., 2007 : 457 analisis kredit adalah penelitian yang dilakukan oleh Account Officer terhadap kelayakan perusahaan, kelayakan usaha
nasabah, kebutuhan kredit, kemampuan menghasilkan laba; sumber pelunasan kredit serta jaminan yang tersedia untuk meng-cover permohonan kredit.
Fahmi dan Lavianti 2010 menyatakan bahwa pada saat pengerjaan suatu usaha dilaksanakan dan membutuhkan dana yang sifatnya eksternal maka
pengajuan kepada pihak perbankan adalah salah satu alternatif pembiayaan yang dapat ditempuh. Analisa kredit dapat dianggap feasible dan infeasible layak atau
tidak layak untuk realisasi pinjaman yang diajukan oleh calon debitur. Pengertian feasible dari segi perspektif kredit adalah suatu analisa yang
mencoba mengkaji secara serius pengajuan atau permohonan kredit dari lembaga yang membutuhkan dana guna membiayai suatu usaha dengan menjelaskan secara
Universitas Sumatera Utara
29
rinci tentang kemampuannya untuk mengembalikan pinjaman tersebut secara tepat waktu dan siap menanggung segala resiko yang akan terjadi dan semua itu
dilindungi oleh jaminan yang dimilikinya. Menurut Fahmi dan Lavianti 2010 bank dan non bank dalam
memberikan kredit harus berdasarkan analisis pemberian kredit yang memadai, agar kredit yang diberikan tidak menjadi kredit macet. Apabila kredit yang
diberikan mengalami kemacetan, maka kemampuan bank dan non bank untuk memenuhi kewajiban terhadap para penyimpan dananya akan menurun.
Adapun tujuan utama analisis kredit adalah untuk memperoleh meyakinkan apakah usaha nasabah layak, nasabah mempunyai kemauan dan
kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara baik, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya sesuai dengan kesepakatan dengan bank. Hal
ini terjadi karena dalam pemberian kredit bank menghadapi resiko, yaitu tidak kembalinya uang yang dipinjamkan. Hal yang harus diperhatikan dalam
menganalisis kredit adalah kemauan dan kemampuan dari nasabah itu untuk memenuhi kewajibannya.
Tujuan yang ingin dicapai bank dalam melakukan analisis kredit adalah untuk melihat Idroes dan Sugiarto, 2006 : 87:
1. Kemampuan perusahaan dalam membayar deviden secara teratur dan
dalam periode yang berkesinambungan. Hal ini untuk memastikan labaperusahaan dapat diperoleh secara berkesinambungan. Artinya dalam
jangka panjang pengelolaan perusahaan berjalan dengan baik dan lancar. 2.
Rasio utang terhadap modal debt to equity ratio yang tidak terlalu tinggi.
Universitas Sumatera Utara
30
3. Kriteria lainnya seperti rasio aktiva lancar terhadap utang lancar yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mencetak aliran dana bersih net cash flow.
Pemberian kredit kepada nasabah harus memenuhi persyaratan yang dikenal dengan prinsip 6Cās berikut:
a. Character
Character adalah keadaan wataksifat debitur, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter
ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikadkemauan debitur untuk memenuhi kewajibanny willingness to pay sesuai dengan perjanjian
yang telah ditetapkan. Alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah dapat
diperoleh melalui upaya : 1
Meneliti riwayat hidup calon nasabah. 2
Meneliti reputasi calon nasabah tersebut dilingkungan usahanya. 3
Melakukan bank to bank information. 4
Mencari informasi kepada asosiasi asosiasi usaha dimana calon debitur berada.
5 Mencari informasi apakah calon debitur suka berjudi.
6 Mencari informasi apakah calon debitur suka berfoya-foya.
Selain itu, perlu diperhatikan nilai-nilai yang terdapat dalam dirinya. Adapun nilai yang perlu diamati adalah:
a Social value
Universitas Sumatera Utara
31
b Theoretical value
c Esthetical value
d Economical value
e Religious value
f Political value
b. Capital