Non Performing Loan NPL

40 rugi tahun - tahun lalu, rugi tahun berjalan, selisih kurang penjabaran laporan keuangan kantor cabang di luar negeri, dan penurunan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual. Modal Inti diperhitungkan dengan faktor pengurang berupa goodwill. Modal Pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan umum PPAP maksimal 1,25 dari ATMR, modal pinjaman, pinjaman subordinasi maksimal 50 dari Modal Inti, dan peningkatan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual setinggi - tingginya sebesar 45. Sedangkan ATMR Aset Tertimbang Menurut Risiko terdiri dari aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai kadar risiko kredit yang melekat dan beberapa pos dalam off-balance sheet yang diberikan bobot sesuai dengan kadar risiko kredit yang melekat. ATMR diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva dengan bobot risiko. Semakin likuid aktiva risikonya nol dan semakin tidak likuid bobot risikonya 100, sehingga risiko berkisar antara 0 - 100 . Dengan CAR diatas 20, perbankan bisa memacu pertumbuhan kredit hingga 20 - 25 persen setahun. Kiat yang banyak ditempuh oleh bank untuk memperkuat CAR dalam rangka menggenjot ekspansi kredit pada tahun berikutnya adalah dengan penerbitan obligasi subordinasi subdebt dan right issue .

2.5 Non Performing Loan NPL

Idroes dan Sugiarto 2006 : 79 mendefinisikan risiko kredit sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam tidak dapat dan atau tidak Universitas Sumatera Utara 41 mampu memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. Risiko kredit merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan. Menurut Hardanto 2006 : 106 risiko kredit adalah risiko kerugian yang berhubungan dengan peluang counterparty gagal memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Dengan kata lain, risiko kredit adalah risiko karena peminjam tidak membayar utangnya. Risiko kredit timbul dari beberapa kemungkinan sebagai berikut: 1. Debitur tidak dapat melunasi utangnya. 2. Obligasi yang dibeli bank, tidak membayar kupon atau pokok utang. 3. Terjadinya non performance gagal bayar dari semua kewajiban antara bank dengan pihak lain. Pinjaman yang dimaksud dalam pembahasan risko kredit adalah aktiva produktif bank, yaitu alokasi dana bank yang ditempatkan pada pihak lawan transaksi atau peminjam atau debitur dimana peminjam berkewajiban untuk mengembalikannya kembali pada waktu yang disepakati. Pengembalian dana dari peminjam adalah berupa pokok pinjaman ditambah bunga atau bentuk hasil inventasi lain. Pengukuran risiko berhubungan dengan pengukuran return, karena bank menghadapi risiko yang mungkin timbul disebabkan dalam rangka mendapatkan return Mawardi, 2005. Rasio keuangan yang digunakan dalam Universitas Sumatera Utara 42 mengukur risiko kredit adalah Non Performing Loan NPL. Rasio NPL dirumuskan sebagai berikut : NPL= Jumlah Kredit Bermasalah Total Kredit x 100 NPL menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah, sehingga semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit bank atau mengindikasikan bahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi.

2.6 Firm Size Ukuran Perusahaan