fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai suatu proses, suatu keluaran
output
maupun sebagai dampak
outcome
. Implementasi dikonseptualisasikan sebagai suatu proses, atau serangkaian
keputusan-keputusan yang diterima oleh lembaga legislatif untuk dijalankan. Implementasi juga bisa diartikan dalam konteks keluaran, atau sejauh mana
tujuan-tujuan yang telah direncanakan mendapat dukungan, seperti tingkat pengeluaran belanja bagi suatu program. Akhirnya, pada tingkat abstrasi yang
tinggi, dampak implementasi mempunyai makna bahwa telah ada perubahan yang bisa diukur dalam masalah yang luas yang dikaitkan dengan program, undnag-
undang publik dan keputsan yudisial. Misalnya, apakah kemiskinan telah bisa dikurangi atau warganegara merasa lebih aman dalam kehidupan sehari-harinya
dbandingkan pada waktu sebelum penetapan program kesejahteraan sosial atau kebijakan pemberantasan kejahatan. Singkatnya, implementasi sebagai suatu
konsep pada semua kegiatan. Sekalipun implementasi merupakan fenomena yang kompleks, konsep itu bisa dipahami sebagai suatu proses, keluaran dan dampak.
Implementasi melibatkan sejumlah aktor, organisasi dan teknik pengendalian Winarno, 2012.
2.2 HIV-AIDS
2.2.1 Pengertian HIV-AIDS
HIV atau
Human Immunodeficiency Virus
adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh
limfosit
yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak
sehat dan belum membutuhkan pengobatan. Namun orang tersebut dapat
menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain Komite AIDS HKBP, 2011.
AIDS atau
Acquired Immune Deficiency Syndrome
adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan
oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai
radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan Antiretroviral ARV untuk menurunkan jumlah virus
HIV di dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali Komite AIDS HKBP, 2011. Pengidap HIV positif adalah seseorang yang telah terinfeksi virus HIV,
dapat menularkan penyakitnya walaupun tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit apapun. Penderita AIDS adalah seseorang yang menunjukkan
tanda-tanda dari sekumpulan gejala penyakit yang memerlukan pengobatan, setelah sekian waktu 3-10 tahun terinfeksi HIV Komite AIDS HKBP, 2011.
2.2.2 Ciri-ciri Penderita
Beberapa orang mungkin menjadi sakit beberapa hari atau minggu sesudah infeksi. Gejala-gejala pertama yang timbul sangat mirip dengan influenza, yaitu:
a Demam; b Rasa lemah dan lesu; c Sendi-sendi terasa nyeri; d Batuk; e Nyeri tenggorokan; f Pembentukan kelenjar. Gejala ini disebut sebagai
stadium tanpa gejala. Gejala tersebut setelah berlangsung beberapa hari atau minggu akan hilang dengan sendirinya. Dalam stadium ini virus yang di dalam
tubuh pengidap secara perlahan terus menyerang sistem pertahanan tubuhnya sehingga selanjutnya dapat terjadi ARC Komite AIDS HKBP, 2011.
Gejala-gejala klinis AIDS: a Demam panas badan lebih dari 38
o
C disertai keringat malam yang timbul secara berkala atau terus menerus; b
Penurunan berat badan lebih dari 10 dalam waktu tiga bulan; c Kelemahan tubuh yang mengganggumenurunkan aktivitas fisik sehari-hari; d Pembesaran
kelenjar secara lebih meluas di leher, lipatan paha dan ketiak; e Diare atau mencret yang berkala atau terus menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab
yang jelas; f Batuk dan sesak nafas lebih dari satu bulan secara terus menerus; g Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan; h Sakit tenggorokan;
i Pendarahan yang tidak jelas sebabnya. Tanda-tanda diatas ini tidak khas, karena gejala-gejala ini dapat juga
terjadi pada penyakit-penyakit lain. Namun gejala-gejala ini menunjukkan indikasi adanya kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. Pada stadium ini
kekebalan tubuh penderita telah demikian rusaknya. Sehingga pada tahap ini penderita mudah diserang penyakit berbahaya yang disebut infeksi opportunistik.
Disamping itu juga dapat terjadi: a kanker kulit yang disebut sarkoma kaposi, kanker pembuluh darah kapiler; b kanker kelenjar getah bening limfoma.
Penyakit-penyakit penyerta ini dapat menyebabkan kematian bagi penderita. Walaupun pada orang sehat tidak terinfeksi HIV-AIDS penyakit-penyakit ini
tidak berbahaya Komite AIDS HKBP, 2011.
2.2.3 Penularan HIV-AIDS