Lama Menghisap Rokok Efek Rokok

manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin Wardoyo, 1996. ∑ Perokok Aktif Menurut Bustan 1997 rokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari hisapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap mainstream. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

2.5.4 Jumlah Rokok Yang Dihisap

Menurut Bustan 1997 jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu : ∑ Perokok Ringan : Disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari. ∑ Perokok Sedang : Disebut perokok sedang jika menghisap 10-20 batang per hari. ∑ Perokok Berat : Disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang.

2.5.5 Lama Menghisap Rokok

Menurut Bustan 1997 merokok dimulai sejak umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 10 tahun. Semakin awal seseorang merokok makin sulit untuk berhenti merokok. Rokok juga punya dose-response effect, artinya semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya. Apabila perilaku merokok dimulai sejak usia remaja, merokok dapat berhubungan dengan tingkat atherosclerosis. Risiko kematian bertambah sehubungan dengan banyaknya Universitas Sumatera Utara merokok dan umur awal merokok yang lebih dini Smet, Bart, 1994. Lama merokok mempunyai hubungan yang signifikan dengan kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik Machrina Y, 2014. Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10–25 mmHg dan menambah detak jantung 5–20 kali per menit Sitopoe M, 1997. Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan.

2.5.6 Efek Rokok

Merokok bukanlah penyebab suatu penyakit, tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit sehingga boleh dikatakan merokok tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Berbagai jenis penyakit dapat dipicu karena merokok mulai dari penyakit di kepala sampai dengan penyakit di kaki. Penyakit yang bisa disebabkan oleh merokok adalah seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit jantung koroner dan kanker seperti kanker paru-paru, kanker mulut, kanker esophagus dan lain-lain Sitopoe M, 2000 Faktor yang mempengaruhi tinggi risiko terkena kanker paru adalah usia perokok, usia perokok itu mulai merokok dan jumlah rokok yang diisap dalam satu hari. Risiko terkena kanker paru meningkat 3,62 kali lipat dengan peningkatan usia perokok sebanyak 10 tahun. Risiko terkena kanker paru meningkat 2,82 kali lipat dengan peningkatan jumlah rokok yang diisap dalam sehari. Risiko terkena kanker paru menurun 0.332 kali lipat dengan peningkatan usia sebanyak 10 tahun perokok mulai merokok Situmeang, 2001. Sekitar 85 penderita penyakit paru-paru yang bersifat kronis dan obstruktif misalnya bronkitis dan emfisema ini adalah perokok. Gejala yang ditimbulkan pada penyakit paru dan obstruktif berupa batuk kronis, berdahak dan gangguan pernapasan. Apabila diadakan uji fungsi paru maka pada perokok, fungsi parunya jauh lebih jelek dibandingkan dengan bukan perokok Sitopoe M, 2000. Rokok merupakan faktor risiko penyakit paru obstruktif menahun yang utama. Asap rokok dapat menganggu aktivitas saluran pernapasan dan Universitas Sumatera Utara mengakibatkan hipertrofi kelenjar mukosa. Mekanisme kerusakan paru akibat rokok adalah melalui radikal bebas yang dikeluarkan oleh asap rokok Muhammad Amin, 1996. Pada wanita hamil yang perokok, akan terjadi efek pada janin dalam kandungannya. Merokok pada wanita hamil memberi risiko yang tinggi untuk terjadinya keguguran, kematian janin, kematian bayi sesudah lahir dan kematian mendadak pada bayi Sitepoe, 2000. Chanoine J.P dalam Sitopoe M, 2000 mengatakan wanita hamil perokok juga akan mengganggu perkembangan kesehatan fisik maupun intelektual anak-anak yang akan bertumbuh. Chainoine J.P dalam Sitopoe M, 2000 juga mengatakan merokok bisa mengurangi peluang seseorang untuk memiliki anak. Fertilitas pria ataupun wanita perokok akan mengalami penurunan dibandingkan dengan bukan perokok. Wanita perokok akan mengalami masa menopause lebih cepat dibandingkan wanita yang tidak merokok. Rokok bisa mengakibatkan kulit menjadi mengerut, kering, pucat dan mengeriput terutama di daerah wajah. Mekanisme ini terjadi akibat bahan kimia yang dijumpai didalam rokok yang mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah tepi dan di daerah terbuka misalnya pada wajah. Bagi mereka yang berkulit putih, kulit menjadi pucat, kecoklatan, mengeriput terutama di bagian pipi dengan adanya penebalan di antara bagian yang mengeriput Sitopoe M, 2000. Selain itu, rokok juga bisa menjadi penyebab polusi udara dalam ruangan. Asap rokok menjadi penyebab paling dominan dalam polusi ruangan tertutup. Rokok memberikan polutan berupa gas dan logam-logam berat. Gangguan akut dari polusi ruangan dengan rokok adalah bau yang kurang mengeenakkan serta menyebabkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan. Bau polusi rokok akan mempengaruhi rasa tidak enak badan. Bagi penderita asma, polusi ruangan akan memicu terjadinya asma Sitopoe, M 2000. Asap rokok juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan terhadap perokok pasif yaitu orang yang berada berdekatan dengan perokok yang turut mengisap asap rokok Sidestream smoke. Seorang perempuan yang mempunyai suami yang mengisap rokok mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengidap kanker paru Universitas Sumatera Utara berbanding dengan perempuan yang tidak mempunyai suami yang merokok Taufik, 2000.

2.6 Polusi Udara

2.6.1 Definisi

Pencemaran udara atau polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti EPA, 2009. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pasal 1, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara tidak dapat memenuhi fungsinya. Pencemaran udara dapat dibagi menjadi dua jenis, pencemaran udara primer dan pencemaran udara sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena CO merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer EPA, 2009.

2.6.2 Sumber Polusi Udara

Secara garis besar sumber polusi udara dapat dibagi dua kategori sebagai berikut EPA, 2009: a Anthropogenic aktivitas manusia terutama yang berkaitan dengan pembakaran berbagai jenis bahan bakar, yaitu: Sumber stasioner sumber yang diam termasuk susunan asap dari pembangkit tenaga listrik, fasilitas manufaktur pabrik dan insinerator sampah, serta furnaces dan jenis bahan bakar- pembakaran perangkat pemanas. ∑ Sumber yang mobile bergerak termasuk kendaraan bermotor, kapal laut, pesawat terbang dan efek suara. ∑ Chemicals, debu dan pembakaran terkontrol dalam praktek Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Peak Expiratory Flow Rate pada Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

2 75 41

Hubungan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa Tubuh pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

0 28 57

Efek Asap Bakaran Sate terhadap Kesehatan Pernapasan Penjual Sate yang Diukur dengan Peak Flow Meter di Kota Medan

34 179 51

Menghitung Laju Ariran Fluida Jenis Head Flow Meter Pada Sistem Rangkaian Perpipaan Dengan Menggunakan Control Valve Air To Open Di Pabrik Mini PTKI – Medan

15 112 56

PENGARUH MEROKOK TERHADAP PENURUNAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA PEROKOK AKTIF & PASIF DI KELURAHAN Pengaruh Merokok terhadap Penurunan Arus Puncak Ekspirasi pada Perokok Aktif dan Pasif di Kelurahan Barabai Barat.

0 3 13

HUBUNGAN SENAM ASMA DENGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE).

0 0 7

Hubungan antara Kerja dan Kebiasaan Merokok Tukang Parkir di Jalan Setiabudi Medan terhadap Arus Puncak Ekspirasi yang diukur dengan Peak Flow Meter

0 0 10

Hubungan antara Kerja dan Kebiasaan Merokok Tukang Parkir di Jalan Setiabudi Medan terhadap Arus Puncak Ekspirasi yang diukur dengan Peak Flow Meter

0 1 6

Hubungan antara Kerja dan Kebiasaan Merokok Tukang Parkir di Jalan Setiabudi Medan terhadap Arus Puncak Ekspirasi yang diukur dengan Peak Flow Meter

0 0 4

Hubungan antara Kerja dan Kebiasaan Merokok Tukang Parkir di Jalan Setiabudi Medan terhadap Arus Puncak Ekspirasi yang diukur dengan Peak Flow Meter

0 0 15