Batuk Sesak Napas atau dyspnea Batuk darah atau hemoptisis Nyeri pleuritik Mengi atau wheezing

2.3.1 Batuk

Batuk merupakan mekanisme refleks yang sangat penting untuk menjaga jalan napas tetap terbuka dengan cara menyingkirkan hasil sekresi lendir yang menumpuk pada jalan napas. Mekanisme batuk memerlukan adanya penutupan glotis dan peningkatan tekanan intratoraks. Batuk merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada infeksi jalan napas atas. Jika batuk tidak hilang selama 3 minggu sebaiknya dilakukan pemeriksaan foto toraks. Batuk juga terjadi pada perokok yang biasanya menganggap batuknya sebagai ‘batuk normal’. Batuk termasuk elemen utama untuk membersihkan saluran napas dari dahak, dan dahak merupakan stimulus untuk terjadinya batuk Djojodibroto R. D, 2009.

2.3.2 Sesak Napas atau dyspnea

Keadaan ini merupakan akibat kurang lancarnya pemasukan udara pada saat inspirasi atau pengeluaran udara saat ekspirasi, yang disebabkan oleh adanya penyempitan ataupun penyumbatan pada saluran pernapasan Danusantoso, 2000.

2.3.3 Batuk darah atau hemoptisis

Adanya lesi saluran pernapasan dari hidung sampai paru yang juga mengenai pembuluh darah. Untuk mengetahui penyebab batuk darah kita harus memastikan bahwa pendarahan tersebut berasal dari saluran pernapasan bawah, dan bukan berasal dari nasofaring atau gastrointestinal. Dengan perkataan lain bahwa penderita tersebut benar-benar batuk darah bukan muntah darah Alsagaff, 2002.

2.3.4 Nyeri pleuritik

Nyeri pleuritik adalah salah satu dari dua jenis nyeri dada; nyeri dada yang lain adalah nyeri sentral. Nyeri pleuritik dapat ditentukan lokasinya dengan mudah, rasa nyeri ini intensitasnya bertambah jika batuk atau bernapas dalam Djojodibroto R. D, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.3.5 Mengi atau wheezing

Mengi adalah napas yang berbunyi seperti bunyi suling yang menunjukkan adanya penyempitan saluran napas, baik secara fisiologik oleh karena dahak maupun secara anatomik oleh karena kontriksi Djojodibroto R. D, 2009.

2.4 Faktor-faktor Yang Menyebabkan Gangguan Fungsi Paru

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Peak Expiratory Flow Rate pada Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

2 75 41

Hubungan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa Tubuh pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

0 28 57

Efek Asap Bakaran Sate terhadap Kesehatan Pernapasan Penjual Sate yang Diukur dengan Peak Flow Meter di Kota Medan

34 179 51

Menghitung Laju Ariran Fluida Jenis Head Flow Meter Pada Sistem Rangkaian Perpipaan Dengan Menggunakan Control Valve Air To Open Di Pabrik Mini PTKI – Medan

15 112 56

PENGARUH MEROKOK TERHADAP PENURUNAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA PEROKOK AKTIF & PASIF DI KELURAHAN Pengaruh Merokok terhadap Penurunan Arus Puncak Ekspirasi pada Perokok Aktif dan Pasif di Kelurahan Barabai Barat.

0 3 13

HUBUNGAN SENAM ASMA DENGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE).

0 0 7

Hubungan antara Kerja dan Kebiasaan Merokok Tukang Parkir di Jalan Setiabudi Medan terhadap Arus Puncak Ekspirasi yang diukur dengan Peak Flow Meter

0 0 10

Hubungan antara Kerja dan Kebiasaan Merokok Tukang Parkir di Jalan Setiabudi Medan terhadap Arus Puncak Ekspirasi yang diukur dengan Peak Flow Meter

0 1 6

Hubungan antara Kerja dan Kebiasaan Merokok Tukang Parkir di Jalan Setiabudi Medan terhadap Arus Puncak Ekspirasi yang diukur dengan Peak Flow Meter

0 0 4

Hubungan antara Kerja dan Kebiasaan Merokok Tukang Parkir di Jalan Setiabudi Medan terhadap Arus Puncak Ekspirasi yang diukur dengan Peak Flow Meter

0 0 15