SISTEM TERDISTRIBUSI
2.6 SISTEM TERDISTRIBUSI
Hampir semua sistem berbasis komputer yang besar saat ini merupakan sistem terdistribusi (sistem tersebar). Sistem terdistribusi adalah sistem dimana pemrosesan informasi didistribusikan pada beberapa komputer dan tidak terbatas hanya pada satu mesin saja. Namun beberapa sistem masih menggunakan sistem sentral yang berjalan pada satu mainframe dengan terminal-terminal yang terhubung kepadanya. Sistem tersebut bayak kelemahannya dimana terminal- terminal hanya sedikit kemampuan pemrosesannya dan semua tergantung pada komputer sentral. Sampai saat ini ada 3 tipe sistem yang utama, yaitu:
1. Sistem personal yang tidak terditribusi dan dirancang untuk satu workstation saja.
2. Sistem embedded yang bejalan pada satu prosessor atau pada kelompok prosessor yang terintegrasi.
3. Sistem terdistribusi dimana perangkat lunak sistem berjalan pada kelompok prosessor yang bekerja sama dan terintegrasi dengan dihubungkan oleh jaringan. Contohnya sistem ATM Bank.
Terdapat enam karakteristik yang penting untuk sistem terdistribusi (Pressman, 2001), yaitu:
1. Pemakaian bersama sumber daya,
2. Keterbukaan, Keterbukaan sistem adalah terbuka untuk banyak sistem operasi dan banyak vendor.
3. Konkurensi, Sitem terdistribusi memungkinkan beberapa proses dapat beroperasi pada saat yang sama pada berbagai komputer di jaringan. Proses ini dapat (tapi tidak perlu) berkomunikasi satu dengan lainnya pada saat operasi normlnya.
4. Skalabilitas, Sistem terdistribusi dapat diskala dengan meng-uprade atau menambahkan sumber daya baru untuk memenuhi kebutuhan sistem.
5. Toleransi kesalahan, Sistem terdistribusi bersifat toleran terhadap beberapa kegagalan perangkat keras dan lunak dan layanan terdegradasi dapat diberikan ketika terjadi kegagalan.
6. Transparansi, Sistem terdistribusi adalah bersifat terbuka bagi user.
Sistem terdistribusi memiliki 2 tipe arsitektur, yaitu:
1. Arsitektur client server Sistem dianggap sebagai satu set layanan yang disediakan untuk client. Server dan client diperlakukan berbeda .
2. Arsitektur objek terdistribusi Tidak ada perbedaan antara server dan client, sistem dapat sebagai satu set objek yang berinteraksi. Tidak ada perbedaan antara penyedia layanan dan user layanan.
2.6.1 Arsitektur Client Server
Arsitektur cilent server dimodelkan sebagai satu set layanan yang disediakan oleh server dan satu atau lebih client yang memakai layanan server. Client tidak perlu menyadari keberadaan server tetapi juga sebaliknya tidak Arsitektur cilent server dimodelkan sebagai satu set layanan yang disediakan oleh server dan satu atau lebih client yang memakai layanan server. Client tidak perlu menyadari keberadaan server tetapi juga sebaliknya tidak
Gambar 2.7 Arsitektur client server
Sumber : Proboyekti, 2008
Arsitektur client server memiliki struktur yang terdiri dari 3 lapisan yang harus ada, yaitu:
1. Lapisan Presentasi, yang berhubungan dengan penyajian informasi ke user dan dengan semua interaksi user.
2. Lapisan Pemrosesan Aplikasi, yang berhubungan dengan implementasi logika aplikasi.
3. Lapisan Manajemen Data, yang berhubungan dengan operasi database.
Arsitektur client server yang paling sederhana disebut dengan arsitektur client server two tier, dimana arsitektur client server two tier memiliki dua bentuk, yaitu:
1. Model Thin Client, Pada model ini semua pemrosesan aplikasi dan manajaemen data dilakukan pada server. Client bertanggung jawab untuk menjalankan perangkat lunak presentasi yang biasanya hanya berbentuk interface sistem atau GUI. Model thin client dapat dilihat pada gambar 2.8.
Gambar 2.8 Model thin client
Sumber : Proboyekti, 2008
Kelebihan: • Biaya lebih rendah. • Lebih cocok untuk model jaringan yang sederhana.
Kekurangan: • Menempatkan beban berat pemrosesan pada server. • Ada kekuatan pemrosesan yang besar yang tersedia pada PC modern dan
tidak digunakan pada client.
2. Model Fat Client, Pada model ini server hanya bertanggung jawab pada manajemen data. Perangkat client bertanggung jawab pada logika aplikasi dan interaksi denga user. Model fat client dapat dilihat pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Model fat client
Sumber : Proboyekti, 2008
Kelebihan: • Menggunakan kekuatan pemrosesan yang besar dan mendistribusikan
pemrosesan logika aplikasi dan prsentasi pada client. • Server hanya menangani seluruh transaksi database. • Pendistribusian pemrosesan lebih efektif. Kekurangan: • Manajemen sistemnya lebih komplek.
• Biayanya lebih besar.
2.6.2 Arsitektur Objek Terdistribusi
Pada model ini komponen yang terpenting adalah objek yang menyediakan antarmuka untuk layanan-layanannya guna dipanggil oleh objek lain. Masing- masing objek dapat dipanggil oleh objek lain dalam sistem tersebut. Tidak ada lagi pembagian client-server, karena tiap objek dapat berperan menjadi client dan server bergantung pada operasi yang dilakukan. Jika objek tersebut memberikan layanan pada objek lain, berarti objek yang memberi layanan berperan sebagai server, dan objek yang menggunakan layanan berperan sebagai client.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian, yaitu tahapan-tahapan yang dilalui oleh peneliti mulai dari studi pendahuluan sampai penarikan kesimpulan, yang membentuk sebuah alur yang sistematis. Metodologi penelitian digunakan sebagai pedoman peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tahapan penelitian dipaparkan pada gambar 3.1, sebagai berikut:
Gambar 3.1 Metodologi penelitian
Gambar 3.1 Metodologi penelitian (lanjutan)
3.1 STUDI PENDAHULUAN
Studi pendahuluan dalam penelitian ini meliputi observasi, studi pustaka, perumusan masalah, dan penentuan tujuan penelitian.
3.1.1 Observasi
Observasi merupakan tahap awal dari penelitian ini. Tahap ini dilakukan untuk mengamati sistem informasi Tugas Akhir dan Kerja Praktek di jurusan Teknik Industri UNS. Observasi dilakukan pada rentang waktu Pebruari sampai dengan Agustus 2009.
3.1.2 Studi Pustaka
Pada tahap studi pustaka dikumpulkan berbagai referensi dan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang ada sebagai landasan dalam tahap- tahap penelitian selanjutnya. Referensi yang digunakan meliputi pustaka tentang analisis dan perancangan sistem serta pustaka-pustaka lain yang berhubungan dengan penelitian ini.