Peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya pramuniaga melalui pelatihan dan mentoring.
6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya pramuniaga melalui pelatihan dan mentoring.
Metode AHP digunakan untuk memilih kebijakan yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dari keenam alternatif kebijakan yang telah dirumuskan. Hirarki AHP disusun dengan empat level yang memperlihatkan tahapan proses penetapan prioritas, yaitu: fokus, dimensi, kriteria, dan alternatif kebijakan. Kriteria yang digunakan untuk pencapaian dimensi merupakan gabungan dari faktor pengungkit analisis dan faktor penting/ strategis yang dikelompokkan ke dalam tujuh dimensi sesuai dengan dimensi pengelolaan private label yang telah dianalisis. Penentuan prioritas kebijakan dilakukan dengan melibatkan stakeholder di PT. I ndomarco Prismatama, yaitu bpk. Yan Bastian selaku direktur merchandising sehingga kebijakan yang dihasilkan dapat dilaksanakan dan didukung oleh perusahaan.
g Banyak variasi barang (0,040)
Ketersediaan produk (0,120)
Estestika (kemasan) produk (0,023)
Keandalan produk (0,124)
b Kesesuaian produk (0,132)
Kestabilan harga (0,204)
(0 ,2
5 4 e ric
b Harga murah (0,041)
a Lokasi yang mudah dijangkau
tu
to (0,028) a e n
Lingkungan sekitar yang aman
a b (0,009)
Kelancaran arus lalu lintas (0,016)
d a rk e P
n e la e
tia lo dan mendapat pengembalian uang p
Mudah untuk menukarkan barang
e Pramuniaga yang ramah dan sopan
Pengetahuan pramuniaga atas
tu
produk yang ditawarkan (0,078)
Mudah menjangkau dan memilih
b e barang dagangan (0,013)
Kebersihan toko dan area
n a a k perbelanjaan (0,003) a ,0 2 8 e sig a L y
Penempatan rak yang disusun
dengan rapi sesuai dengan jenis
barang (0,012)
k u e P n (0 I klan yang menarik (0,007) a ,1 lit 6 a in
M ta
Diskon khusus pada event tertentu
(0
ro
& er (0,013) ,0 m 8
Hadiah langsung atas pembelian
sejumlah barang tertentu (0,045)
Potongan harga (0,021)
Pada level dua, dimensi pengelolaan private label yang menjadi prioritas utama adalah dimensi quality product (0,280), price (0,245), merchandise (0,160), customer service & selling (0,148), advertising & promotion (0,087), location (0,052), kemudian store layout & design (0,028). Hal ini merupakan indikator bahwa perusahaan mementingkan aspek kualitas produk kemudian harga sebagai dimensi penting dalam pengelolaan private label I ndomaret. Prioritas ini juga menujukkan bahwa keinginan stakeholder dalam mewujudkan pengelolaan private label secara berkelanjutan di PT. I ndomarco Prismatama sesuai dengan motto private label I ndomaret, yaitu “Hemat Berkualitas”. Namun, dalam sistem pengelolaan yang berkelanjutan, setiap dimensi pengelolaan juga perlu mendapat perhatian dari perusahaan. Dimensi merchandise, customer service & selling, advertising & promotion, location, dan store layout & design merupakan dimensi yang penting dalam mendukung pengelolaan private label yang berkelanjutan agar perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di bidang ritel.
Pada level tiga, kriteria dari setiap dimensi pengelolaan, diperoleh hasil bahwa untuk dimensi merchandise, kriteria yang harus diprioritaskan adalah ketersediaan produk. Pada dimensi quality product, kriteria yang harus diprioritas adalah kesesuaian produk dan keandalan produk. Pada dimensi price, kriteria yang harus diprioritaskan adalah kestabilan harga. Pada dimensi location, kriteria yang harus diprioritaskan adalah lokasi yang mudah dijangkau. Pada dimensi customer service & selling, kriteria yang harus diprioritaskan adalah pengetahuan pramuniaga atas produk yang ditawarkan. Pada dimensi store layout & design, kriteria yang harus diprioritaskan adalah mudah menjangkau dan memilih barang dagangan serta penempatan rak yang disusun dengan rapi sesuai dengan jenis barang. Pada dimensi advertising & promotion, kriteria yang harus diprioritaskan adalah hadiah langsung atas pembelian sejumlah barang tertentu dan potongan harga. Seluruh kriteria ini merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan strategi implementasi arahan kebijakan terpilih.
Berdasarkan judgement dari stakeholder pada setiap level, diperoleh bobot dan prioritas alternatif kebijakan pengelolaan private label I ndomaret. Hasil analisis disajikan pada Gambar 4.35.
Gambar 4.35 Bobot Masing-masing Alternatif Kebijakan Pengelolaan Private Label I ndomaret Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)
Nilai indeks konsistensi adalah 0,06 ( overall inconsistency), yang berarti nilai pembobotan perbandingan berpasangan pada setiap matriks adalah konsisten. Hal ini juga berarti responden telah memberikan jawaban yang konsisten.
Hasil AHP tersebut menunjukkan bahwa kebijakan penetapan margin laba dan penerapan off-invoice allowance melalui proses negosiasi dengan supplier merupakan alternatif kebijakan yang memiliki bobot tertinggi (0,205) dan menjadi prioritas utama dalam pengelolaan private label secara berkelanjutan di PT. I ndomarco Prismatama. Pertimbangan utama stakeholder memprioritaskan kebijakan ini adalah bahwa kebijakan ini merupakan dasar dalam menentukan keberadaan dan keberlangsungan private label I ndomaret. Realisasi dari kebijakan ini adalah untuk menawarkan produk yang “ hemat” bagi konsumen. Kebijakan ini juga dapat menjadi faktor pendorong pelaksanaan lima alternatif kebijakan lainnya.
Prioritas kebijakan kedua adalah penetapan standar mutu produk dan evaluasi terhadap kinerja supplier (0,187). Kebijakan penetapan standar mutu produk dan evaluasi kinerja supplier ini diharapkan dapat diimplementasikan secara terpadu agar dapat menawarkan produk yang “ berkualitas” bagi konsumen. Penetapan standar mutu produk dan evaluasi kinerja supplier dimaksudkan untuk mengontrol agar kualitas produk yang ditawarkan selalu baik serta kinerja supplier yang efektif. Melalui kebijakan ini diharapkan bahwa produk yang ditawarkan selalu dapat memberikan kepuasan bagi konsumen dan semakin memperkuat citra baik dari I ndomaret.
Prioritas kebijakan ketiga adalah pengembangan garansi atas produk yang ditawarkan mengenai kesesuaian produk (0,167). Realisasi dari kebijakan ini dimaksudkan agar konsumen percaya dan yakin akan kinerja dari private label I ndomaret. Prioritas kebijakan keempat adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia khususnya pramuniaga melalui pelatihan dan mentoring (0,161). Peningkatan kualitas SDM dapat dicapai dengan dukungan dari perusahaan melalui program pelatihan dan mentoring yang memadai.