Hubungan Tindakan Perawat dengan Kepatuhan Menggunakan APD Sesuai SOP di BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2015

3. Hubungan Tindakan Perawat dengan Kepatuhan Menggunakan APD Sesuai SOP di BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2015

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah tersedianya fasilitas atau peralatan yang seharusnya ada ketika sedang bekerja di ruang rawat inap rumah sakit.

Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa cara bertindak para perawat yang bekerja di BLUD Rumah Sakit Konawe yang yang dikategorikan kurang sebanyak 5 responden (21,7%) sedangkan kategori cukup sebanyak

18 responden (78,3%). Pengukuran tindakan responden pada penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner yang menanyakan tentang tindakan responden mengenai cara mereka menggunakan APD yang sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang seharusnya digunakan atau diterapkan oleh setiap perawat di BLUD Rumah Sakit Konawe. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh tidak ada hubungan yang bermakna antara tindakan perawat dengan kepatuhan menggunakan APD sesuai Standard Operating Procedure (SOP) di BLUD Rumah Sakit Konawe.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa tidak ada hubungan tindakan dengan kepatuhan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai Standard Operating Procedure (SOP) di ruang rawat inap BLUD. S ebagian besar responden tidak patuh untuk menggunakan APD

yang sesuai SOP yang sudah ditentukan ketika sedang berada di ruang rawat inap. Sebagian responden memiliki kecenderungan untuk tidak menggunakan APD sesuai prosedur kesehatan kerja perawat. Dari 52 responden terdapat hanya 22 responden (19,7%) yang menggunakan APD sesuai SOP sedangkan 30 responden (80,3%) tidak menggunakan APD sesuai SOP di ruang rawat inap. Dari beberapa item pertanyaan yang diajukan kepada para responden, sebagian besar memiliki tindakan cukup, dimana ketika mereka sedang bekerja kemudian berbicara dengan rekan kerja, mereka tetap menggunakan masker yang berguna untuk melindungi terkena kontaminasi bahan kimia atau mencegah terhirupnya virus dan bakteri yang ada diruang rawat inap pasien. Ketersediaan APD seharusnya disediakan oleh pihak Rumah Sakit.

Cara bertindak atau berperilaku para perawat yang bekerja di BLUD Rumah Sakit Konawe dipengaruhi oleh lingkungan kerja dimana tersedia peralatan kerja yang aman. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Haris, 2013) yang menyatakan bahwa perilaku pekerja dalam menggunakan APD di tempat kerja dipengaruhi oleh ketersediaan APD di lokasi kerja karena meskipun seseorang pekerja tahu dan mau untuk menggunakan APD Cara bertindak atau berperilaku para perawat yang bekerja di BLUD Rumah Sakit Konawe dipengaruhi oleh lingkungan kerja dimana tersedia peralatan kerja yang aman. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Haris, 2013) yang menyatakan bahwa perilaku pekerja dalam menggunakan APD di tempat kerja dipengaruhi oleh ketersediaan APD di lokasi kerja karena meskipun seseorang pekerja tahu dan mau untuk menggunakan APD

Hasil penelitian ini seseuai dengan teori Green dalam Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku dalam bekerja yaitu faktor pendukung (enabling factor) adalah fasilitas, sarana atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Hal ini terwujud dalam lingkungan fisik (tersedia atau tidaknya fasilitas kesehatan). Begitu pula yang diungkapkan (Maulana, 2009) Faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku adalah lingkungan sarana kesehatan atau sumber-sumber khusus yang mendukung, keterjangkauan sumber dan fasilitas kesehatan.

APD di rumah sakit meliputi sarung tangan, masker, pelindung mata, gaun, kap, apron dan alas kaki. Namun perawat ruang inap tidak menggukan APD lengkap setiap melakukan tindakan keperawatan di BLUD Rumah Sakit Kabupaten Konawe. Penggunakan APD disesuikan dengan pasien yang ditangani oleh masing-masing perawat. Misalnya saja APD yang digunakan oleh perawat yang bekerja di ruang rawat inap pasien yang mengidap/menderita penyakit TB paru, APD yang digunakan akan berbeda dengan APD yang digunakan oleh perawat yang bekerja di ruang rawat inap yang hanya menderita hipertensi. Sehingga kelengkapan APD wajib digunakan pada saat bekerja harus sesuai kebutuhan untuk menjaga diri sendiri dan orang-orang di sekelilingnya agar tidak beresiko APD di rumah sakit meliputi sarung tangan, masker, pelindung mata, gaun, kap, apron dan alas kaki. Namun perawat ruang inap tidak menggukan APD lengkap setiap melakukan tindakan keperawatan di BLUD Rumah Sakit Kabupaten Konawe. Penggunakan APD disesuikan dengan pasien yang ditangani oleh masing-masing perawat. Misalnya saja APD yang digunakan oleh perawat yang bekerja di ruang rawat inap pasien yang mengidap/menderita penyakit TB paru, APD yang digunakan akan berbeda dengan APD yang digunakan oleh perawat yang bekerja di ruang rawat inap yang hanya menderita hipertensi. Sehingga kelengkapan APD wajib digunakan pada saat bekerja harus sesuai kebutuhan untuk menjaga diri sendiri dan orang-orang di sekelilingnya agar tidak beresiko

Berdasarkah hasil penelitian menunjukan bahwa hampir semua responden menjawab selalu menggunakan APD saat bekerja namun dalam melakukan tugas sebagai seorang perawat, terkadang merasa tidak nyaman ketika mengenakan APD. Sehingga ketika bekerja mereka terkadang tidak bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan ketika berada dalam ruangan pasien.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan Budiono (2003) yang menyatakan bahwa perasaan tidak nyaman (risih, panas, berat, terganggu) yang timbul pada saat menggunakan APD akan mengakibatkan keengganan perawat dalam menggunakannya dan mereka memberi respon yang berbeda-beda. Pemakaian APD dapat memberikan ketidaknyamanan, terutama apabila dipakai pada jangka waktu yang lama, karena pemakai merasa tertutup dan terisolasi. Oleh karena itu seseorang cenderung untuk melepaskannya untuk menghilangkan ketidaknyamanan.

Semua pelindung diri baik pakaian kerja maupun peralatan harus mempunyai struktur dan desain yang aman. Pemilihan APD yang tepat akan menimbulkan rasa nyaman dan aman bagi pemakainya. Sehingga perilaku dalam menggunakan alat pelindung diri dapat terbentuk secara positif karena pekerja merasa nyaman disetiap pekerjaannya.

Faktor yang juga mempengaruhi penggunaaan APD di BLUD Rumah Sakit Kabupaten Konawe adalah lingkungan kerja. Kadang-kadang Faktor yang juga mempengaruhi penggunaaan APD di BLUD Rumah Sakit Kabupaten Konawe adalah lingkungan kerja. Kadang-kadang

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu (Notoatmodjo, 2007).