Hubungan Pengetahuan Perawat dengan Kepatuhan Menggunakan APD sesuai SOP di BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2015

1. Hubungan Pengetahuan Perawat dengan Kepatuhan Menggunakan APD sesuai SOP di BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2015

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003).

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan keyakinan suatu obyek yang telah dibuktikan kebenarannya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) semakin tinggi pendidikan/pengetahuan kesehatan seseorang, makin tinggi kesadaran untuk berperan serta (Notoatmodjo, 2003).

Hasil uji menggunakan analisis Chi-Square ( 2 χ ), diperoleh hasil yaitu ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat di BLUD Rumah Sakit Konawe, dengan hasil uji keeratan sebesar 0,637 (berhubungan kuat). Dari hasil uji analisis ini, menyatakan bahwa tingkat pengetahuan perawat memang memiliki hubungan yang “kuat” dengan kepatuhan menggunakan APD sesuai SOP di BLUD Rumah Sakit Konawe.

Hasil penelitian dari 52 responden yang berpengetahuan cukup sekitar 14 responden (19,4%) sedangkan yang berpengetahuan kurang

sebanyak 38 responden (80,6%). Hal ini disebabkan karena responden belum mengerti fungsi dan manfaat dari menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan SOP di ruang rawat inap, karena berdasarkan observasi yang dilakukan masih banyak perawat yang ketika bekerja belum atau tidak menggunakan alat pelindung diri yang sudah ditetapkan dalam SOP di BLUD Rumah Sakit Konawe. Salah satu perilaku yang sering ditemukan adalah penggunakan masker yang salah. Masker adalah salah satu jenis APD yang penting di rumah sakit dan berfungsi untuk mencegah seseorang dari penyakit yang disebabkan melalui sistem pernapasan. Namun masker jika ini tidak berfungsi dengan baik karena responden tidak menggunakan masker sebagai mana SOP. Masker yang digunakan biasanya hanya menutupi mulut bahkan masih ada perawat yang menggunakan masker dengan menggatung di lehernya tidak menutupi mulut dan hidung.

Pengukuran tingkat pengetahuan responden menggunakan pertanyaan mengenai pemahaman para perawat tentang pentingnya menggunakan APD yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus diketahui oleh setiap perawat yang bekerja dalam ruang rawat inap. Menurut Bloom dalam Marlina (2010), bahwa perilaku dibagi dalam 3 (tiga) ranah yaitu pengetahuan tentang materi, sikap terhadap materi tersebut serta tindakan sehubungan dengan materi tersebut.

Dalam hal ini perilaku baru dimulai dari perawat tahu dahulu apa isi pedoman sehingga akan menimbulkan suatu pengetahuan baru. Setelah itu Dalam hal ini perilaku baru dimulai dari perawat tahu dahulu apa isi pedoman sehingga akan menimbulkan suatu pengetahuan baru. Setelah itu

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengalaman bekerja di ruang rawat inap juga bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang ketika bekerja, karena berdasarkan data yang diperoleh para perawat yang bekerja di BLUD Rumah Sakit Kabupaten Konawe bahwa masa kerja dari 52 responden, terdapat 5 responden (12,2) dengan masa kerja <5, dan 22 responden (36,6%) dengan masa kerja <10 tahun sedangkan 25 responden (51,2%) dengan masa kerja >10 tahun. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan ditempat yang sama bahwa, responden yang pernah mengikuti pelatihan atau training mengenai metode pelaksanaan promosi K3 khususnya pengguaan APD hanya untuk pegawai yang memiliki jabatan sebagai koordinator bagian ruang rawat inap di BLUD Rumah Sakit Konawe dan juga merupakan pegawai lama yang bekerja lebih dari 10 tahun keatas (Asruddin, 2012).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam Menurut Notoatmodjo (2007), pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam

Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang, bila pekerja mempunyai pengetahuan yang kurang terhadap potensi ataupun sumber bahaya yang ada di lingkungan kerjanya, maka individu tersebut akan cenderung membuat suatu keputusan yang salah, dalam hal ini perilaku penggunaan APD. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor berpengaruh (predisposing factors) yang mendorong atau menghambat individu untuk berperilaku (dalam hal penggunaan APD).

Upaya yang harus digunakan dalam meningkatkan penggunaan APD pada ruang rawat inap di BLUD Rumah Sakit Konawe adalah dengan cara meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan APD yang sebenarnya sudah dilakukan, tetapi tidak rutin. Pengetahuan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap perilaku perawat dalam menggunakan APD. Oleh sebab itu sebaiknya rumah sakit lebih berusaha untuk meningkatkan atau mempertahankan pengetahuan pekerja mengenai APD. Hal ini dapat dilakukan dengan pemasangan poster keselamatan kerja tentang APD karena pengetahuan dalam penggunaan alat pelindung diri yang baik dan aman mutlak dimiliki oleh perawat.

Pengawasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawat dalam menggunakan alat pelindung diri. Bird tahun 1972, dengan tegas mengatakan bahwa penyebab langsung terjadinya kecelakaan adalah tindakan dan kondisi yang tidak aman. Penyebab langsung ini timbul karena pengawasan yang jelek dari pihak manajemen (Haris, 2014).