Hubungan Sikap Perawat dengan Kepatuhan Menggunakan APD Sesuai SOP di BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2015

2. Hubungan Sikap Perawat dengan Kepatuhan Menggunakan APD Sesuai SOP di BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2015

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Azwar (2009), adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akan memberi dasar efektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tersebut.

Sikap dalam operasionalnya di lapangan dalam penelitian ini didefenisikan sebagai reaksi atau respon perawat mengenai cara para perawat menggunakan APD yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) di ruang rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian yang Sikap dalam operasionalnya di lapangan dalam penelitian ini didefenisikan sebagai reaksi atau respon perawat mengenai cara para perawat menggunakan APD yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) di ruang rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian yang

Value

= 0,027 sehingga ρ Value > 0,05, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima yaitu ada hubungan antara sikap perawat dengan kepatuhan menggunakan APD sesuai SOP di BLUD Rumah Sakit Konawe tahun 2015.

Pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi perilaku seseorang Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku seseorang akan lebih baik dan dapat bertahan lebih lama apabila didasari oleh pengetahuan dan kesadaran yang baik. Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang APD diharapkan akan mempunyai sikap tentang APD yang baik juga.

Jawaban responden tentang kepatuhan menggunakan APD sesuai standar SOP, ditemukan bahwa sebagian besar responden tidak patuh untuk menggunakan APD sesuai standar yang sudah ditentukan ketika sedang berada di ruang rawat inap pasien. Sebagian responden memiliki kecenderungan untuk tidak menggunakan APD sesuai prosedur kesehatan kerja perawat. Dari 52 responden terdapat hanya 22 responden (19,7%) yang menggunakan APD yang sesuai SOP sedangkan 30 responden (80,3%) tidak menggunakan APD yang sesuai SOP di BLUD Rumah Sakit Konawe.

Sikap yang baik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu pengalaman yang pribadi (baik langsung maupun tidak langsung), kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan, serta faktor emosi dalam diri individu itu sendiri yang kemudian akan memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang Sikap yang baik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu pengalaman yang pribadi (baik langsung maupun tidak langsung), kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan, serta faktor emosi dalam diri individu itu sendiri yang kemudian akan memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di BLUD Rumah Sakit Konawe bahwa sikap perawat dikategorikan kurang/negatif sebanyak 33 responden (70,9%) sedangkan kategori positif sebanyak 19 responden (29,1%). Para perawat yang bekerja di ruang rawat inap BLUD Rumah Sakit Konawe sangat setuju bahwa penggunakan APD sesuai SOP saat bekerja adalah satu cara menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Namun ketika bekerja sebagian besar masih banyak yang tidak menggunakan APD seperti masker dan sarung tangan yang seharusnya selalu digunakan ketika sedang bekerja di ruang rawat inap. Hal ini disebabkan ketersediaan fasilitis APD di BLUD Rumah Sakit Konawe masih kurangnya.

Menurut Laurenta (2001) yang dikutip oleh Mulyanti (2008) keserasian perbandingan antara manusia dengan alat kerja sehingga turut menjamin adanya suasana kerja yang menggairahkan. Peralatan dan perlengkapan harus tepat guna dan tidak mewah. Setiap alat dan perlengkapan harus diadakan sesuai dengan tingkat kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marlina (2010) yang didapatkan hasil ρ value ≥ 0,05 yaitu 0,907. Hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa data yang terkumpul dalam Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marlina (2010) yang didapatkan hasil ρ value ≥ 0,05 yaitu 0,907. Hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa data yang terkumpul dalam