c. bidang hak adaptasi, yang dialihkan adalah hak untuk membuat film dari ciptaan yang bersangkutan bukan untuk
disandiwarakan; d. bidang hak terjemahan, yang dialihkan adalah hak untuk
menterjemahkan karangan yang bersangkutan hanya dalam bahasa Jepang, bukan dalam bahasa Spanyol atau bahasa
Rusia, dan sebagainya.
Hak cipta menjadi milik negara yaitu apabila suatu ciptaan sama sekali tidak diketahui penciptanya. Hal ini berarti bahwa
harus telah didahului dengan upaya untuk mengetahui dan menemukan pencipta yang bersangkutan, baru setelah benar-
benar diyakini bahwa ciptaan yang bersangkutan tidak diketahui atau tidak ditemukan penciptanya, maka hak cipta atau ciptaan
tersebut ditetapkan dipegang oleh negara. Tetapi apabila dikemudian hari ada pihak yang dapat membuktikan sebagai
pencipta atau adanya pencipta tersebut, maka negara akan menyerahkan kembali hak cipta kepada yang berhak. Disamping
itu hak cipta juga dapat dialihkan baik sebagian maupun seluruhnya melalui jual beli maupun dengan perjanjian lisensi.
9. Kepemilikan Hak Cipta oleh Negara
Hak cipta atas ciptaan yang penciptanya tidak diketahui, maka negara memegang hak cipta atas karya peninggalan pra
sejarah, sejarah, dan benda budaya nasional lainnya. Negara memegang hak cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat
yang menjadi milik bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi,
dan karya seni lainnya Pasal 10 ayat 1 dan ayat 2.
Folklor dimaksudkan sebagai sekumpulan cerita tradisional, baik yang dibuat oleh kelompok maupun perorangan dalam
masyarakat, yang menunjukkan identitas sosial dan budayanya berdasarkan standard dan nilai-nilai yang diucapkan atau diikuti
secara turun-temurun termasuk sebagai berikut: a. Cerita rakyat, puisi rakyat;
b. Lagu-lagu rakyat dan musik instrumen tradisional; c. Tari-tarian rakyat, permainan tradisional ;
d. Hasil seni antara lain berupa lukisan, gambar, ukiran-ukiran, pahatan, mosaik, perhiasan, kerajinan tangan, pakaian,
instrumen musik, dan tenun tradisional.
10. Dewan Hak Cipta
Hak Kekayaan Intelektual HKI memerlukan langkah- langkah penanganan yang integratif. Untuk Hak Cipta,
berdasarkan Pasal 48 ayat 1 UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menentukan bahwa pembentukan Dewan Hak Cipta yang
bertujuan untuk membantu Pemerintah dalam memberikan penyuluhan dan pembimbingan serta pembinaan Hak Cipta.
Dewan Hak Cipta menurut Pasal 48 ayat 2 UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, beranggotakan berbagai kalangan yang
terdiri atas wakil pemerintah, wakil organisasi profesi, dan anggota
masyarakat yang memiliki kompetensi di bidang Hak Cipta yang diangkat dan diberhentikan Presiden atas usul Menteri.
B. Tinjauan Umum tentang Perjanjian 1. Prinsip-Prinsip Umum dalam Perjanjian
Dalam hidup bermasyarakat, manusia saling hidup tergantung antara satu dengan yang lain. Diantara mereka dikenal
pertukaran barang maupun jasa yang mendasari lahirnya suatu perjanjian, karena perbuatan mereka yang saling mengikatkan diri.
Perjanjian ini tentu saja baru lahir apabila mereka saling percaya satu dengan yang lain yang akhirnya saling mengikatkan diri.
Menurut Subekti, yang dimaksud dengan perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau
dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal
70
. Dalam praktek sehari-hari, perjanjian itu merupakan suatu
rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Dua pihak yang
mengadakan perjanjian tersebut sungguh-sungguh terikat satu sama lain karena janji yang telah mereka berikan oleh karena itu
dengan perjanjian akan diperoleh kepastian hukum. Dengan melihat macam-macam hal yang diperjanjikan untuk
70
R.Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Alumni, 1985, hlm. 15.