h. Jangka waktu perlindungan bagi lembaga penyiaran, berlaku selama 20 tahun sejak karya siaran tersebut pertama kali
disiarkan.
5. Pendaftaran Hak Cipta
Dalam kepustakaan dikenal dua macam sistem stelsel pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual HKI, yaitu sistem konstitutif
atributif dan sistem deklaratif. Dalam sistem konstitutif, diperolehnya hak melalui pendaftaran, artinya hak eksklusif atas
sesuatu HKI diberikan karena adanya pendaftaran required by registration. Dengan ungkapan lain, pada sistem konstitutif
pendaftaran merupakan hal yang mutlak dilakukan, sehingga bila tidak didaftar otomatis tidak mendapatkan perlindungan hukum.
Sistem ini dianut pada hak paten, merek, dan desain industri. Sedangkan pada sistem deklaratif, pendaftaran bukan
merupakan suatu keharusan. Pendaftaran hanya untuk pembuktian, bahwa pendaftaran itu bukan untuk menerbitkan hak,
melainkan hanya memberikan dugaan atau sangkaan hukum rechtsvermoeden atau presumption iuris yaitu bahwa pihak yang
haknya terdaftar adalah pihak yang berhak atas hak tersebut dan sebagai pemakai pertama atas hak yang didaftarkan.
57
Pendaftaran hak cipta dibawah UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menganut sistem negatif deklaratif. Pendaftaran
57
Ibid., hlm. 132.
ciptaan tidak mengandung arti sebagai pengesahan atas isi, arti, atau bentuk dari ciptaan yang didaftarkan. Pendaftaran ciptaan
bukanlah suatu kewajiban karena hak cipta timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan, sebagaimana dinyatakan dalam
Pasal 2 ayat 1 UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Namun, meskipun perlindungan terhadap ciptaan dalam
wujud hak cipta bukan disebabkan oleh pendaftaran. Akan tetapi pendaftaran tetap dimungkinkan. Bahkan dalam hal tertentu,
pendaftaran diperlukan untuk penguatan pembuktian
58
. Pendaftaran ciptaan dapat dilakukan atas permohonan yang
diajukan oleh pencipta atau pemegang hak cipta atau kuasa, yang diajukan kepada Direktorat Jenderal HKI disertai dengan biaya
pendaftaran, dan contoh ciptaan atau penggantinya. Pendaftaran ciptaan dianggap telah dilakukan pada saat
diterimanya permohonan oleh Direktorat Jenderal HKI dengan lengkap menurut Pasal 37 UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta, atau pada saat diterimanya permohonan dengan lengkap menurut Pasal 37 dan Pasal 38 UU No. 19 Tahun 2002 tentang
58
Ismail Hutadjulu, seorang pencipta lagu Batak yang terkenal pada tahun 1942 telah menciptakan beberapa lagu daerah. Suatu ketika Hutadjulu menemukan adanya
sebuah album yang memuat lagu daerah oleh suatu perusahaan rekaman musik tanpa menyebut namanya sebagai pencipta lagu tersebut. Hutadjulu menuntut
perusahaan rekaman musik tersebut di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan memenangkannya, begitu juga pada tingkat banding pada Pengadilan Tinggi Jakarta.
Namun pada tingkat kasasi, Mahkamah Agung memenangkan perusahaan rekaman atas alasan, antara lain bahwa transkrip lagu Hutadjulu tidak lebih dari catatan
sederhana, sehingga tidak dapat membuktikan kepemilikan Hutadjulu; perusahaan rekaman itu bukanlah perusahaan rekaman pertama yang merekan lagu-lagu seperti
itu; dan menurut Mahkamah Agung, lagu-lagu itu merupakan lagu rakyat, sehingga merupakan milik masyarakat Batak, dan selanjutnya perusahaan rekaman itu tidak
dapat dianggap melanggar hak cipta; Lihat makalah Indonesia – Australia Specialized Training Project Phase II, Hak Kekayaan Intelektual: Kursus Singkat
Khusus Hak Cipta, 2002, hlm. 368-369.
Hak Cipta jika permohonan diajukan lebih dari seorang atau satu badan hukum. Pendaftaran akan diumumkan dalam Berita Resmi
Ciptaan oleh Direktorat Jenderal HKI.
6. Fungsi dan Sifat Hak Cipta Fungsi hak cipta ditegaskan dalam UU No. 19 Tahun 2002