3. Pengaturan Perjanjian Lisensi dalam UU Hak Cipta
Istilah lisensi ditentukan dalam UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta pada Bab V Pasal 45-47. Pada dasarnya
perjanjian lisensi hanya bersifat pemberian ijin atau hak yang dituangkan dalam akta perjanjian untuk dalam jangka waktu
tertentu dan dengan syarat tertentu menikmati manfaat ekonomi suatu ciptaan yang dilindungi hak ciptaan.
Undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta mengatur ketentuan-ketentuan lisensi dalam pasal 45 – 47, yaitu:
Pasal 45 1. Pemegang Hak Cipta berhak memberikan Lisensi kepada
pihak lain berdasarkan surat perjanjian lisensi untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2. 2. Kecuali diperjanjikan lain, lingkup Lisensi sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 meliputi semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berlangsung selama
jangka waktu Lisensi diberikan dan berlaku untuk seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.
3. Kecuali diperjanjikan lain, pelaksanaan perbuatan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 disertai dengan kewajiban pemberian royalti kepada Pemegang
Hak Cipta oleh penerima Lisensi.
4. Jumlah royalti yang wajib dibayarkan kepada Pemegang Hak Cipta oleh penerima Lisensi adalah berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak dengan berpedoman kepada kesepakatan organisasi profesi.
Pasal 46 Kecuali diperjanjikan lain, Pemegang Hak Cipta tetap boleh
melaksanakan sendiri atau memberikan Lisensi kepada pihak ketiga untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2.
Pasal 47 1. Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat
menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan
persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Agar dapat mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga, perjanjian Lisensi wajib dicatatkan di Direktorat
Jenderal. 3. Direktorat Jenderal wajib menolak pencatatan perjanjian
Lisensi yang memuat ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
4.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pencatatan perjanjian Lisensi diatur dengan Keputusan Presiden.
Dari bunyi pasal diatas, dapat disimpulkan bahwa Pasal 45 dan Pasal 46, memberikan keleluasaan pemegang hak cipta
dalam menggunakan haknya apakah dilakukan sendiri atau dengan menyerahkan kepada pihak lain untuk mengumumkan
karya ciptanya dalam hal ini lagu atau musik tanpa teks dengan dibuatnya perjanjian lisensi yang berisikan hak dan kewajiban
masing-masing. Sedangkan Pasal 47 memberikan keabsahan dan kepastian hukum terhadap penggunaan hak yang ada dalam
sertifikat lisensi karena para pihak akan memperoleh perlindungan hukum.
Perjanjian lisensi lazimnya tidak dibuat secara khusus, artinya pemegang hak cipta tetap dapat melaksanakan hak
ciptaannya atau memberikan lisensi yang sama kepada pihak ketiga. Namun ditegaskan bahwa untuk dapat berlaku bagi pihak
ketiga, perjanjian lisensi harus dicatatkan di Direktorat Jenderal. Perjanjian lisensi hak cipta atas lagu juga memperhatikan
segala ketentuan yang ada didalamnya beserta ketentuan- ketentuan tambahan di luar perjanjian tersebut yang telah dan akan
dibuat. Lisensi pengumuman musik diberikan oleh pencipta lagu dalam bentuk sertifikat lisensi pengumuman musik yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan perjanjian tersebut. Lisensi pengumuman musik yang diberikan oleh pencipta
lagu kepada pemakai lagu user berlaku tanpa hak substitusi tidak dapat dialihkan oleh pihak manapun. Pemakai lagu user
berkewajiban membayar biaya lisensi kepada pencipta lagu sebesar tarif yang telah ditetapkan. Pemakai lagu user juga
berkewajiban memberikan laporan secara benar setiap bulan kepada pencipta lagu yang berisi karya musik yang diumumkan,
nama pencipta penulis lirik, durasi dan frekuensi pemutaran dalam bentuk dan dengan cara yang disepakati bersama. Pencipta lagu
juga mempunyai kewajiban untuk menyerahkan sertifikat lisensi kepada pemakai lagu user dalam waktu 1 bulan setelah pemakai
lagu user membayar biaya lisensi dan wajib memberikan ijin mengumumkan kepada pemakai lagu user untuk seluruh
repertoire yang dimilki oleh pencipta lagu. Pemutusan perjanjian dalam perjanjian lisensi hak cipta atas
lagu dapat dilakukan apabila salah satu pihak, baik pencipta lagu atau pemakai lagu user melanggar ketentuan-ketentuan yang ada
dalam perjanjian. Salah satu pihak dapat memberitahukan pemutusan perjanjian kepada pihak yang melanggar ketentuan-
ketentuan dalam perjanjian lisensi hak cipta atas lagu secara tertulis, tetapi segala kewajiban kedua belah pihak masih tetap
berlaku dan mengikat sampai dengan tanggal pemutusan perjanjian. Apabila terjadi perselisihan maupun perbedaan paham
yang berkaitan dengan perjanjian tersebut dapat diselesaikan dengan musyawarah. Jika jalan musyawarah tidak menghasilkan
kata sepakat tentang cara penyelesaian maka dapat diselesaikan di Pengadilan Negeri setempat.
4. Pengertian Perjanjian Lisensi Hak Cipta atas Lagu