Bagan 1. Perbandingan Hak Ekonomi dan Hak Moral
8. Pengalihan Hak Cipta Hak cipta adalah kekayaan personal yang dapat disamakan
dengan bentuk kekayaan yang lain. Secara khusus pengaturan mengenai pengalihan hak dan hukum hak cipta diatur dalam Pasal
3 UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, bahwa hak cipta dianggap sebagai benda bergerak maka hak ciptanya dapat
dipindahtangankan, dilisensikan, dialihkan, dijual-belikan oleh pemilik atas pemegang haknya
65
, baik seluruhnya maupun sebagian melalui pewarisan, hibah, wasiat, maupun melalui suatu
perjanjian seperti jual beli, maupun lisensi
66
. Peralihan hak cipta yang merupakan benda bergerak tidak
dapat dilakukan dengan cara lisan, harus dengan akte otentik atau akte di bawah tangan. Persetujuan secara lisan saja tidak diakui
oleh undang-undang hak cipta. Hal ini untuk menjaga jangan
65
OK. Saidin, Op.Cit., hlm. 69.
66
Edy Damian, Loc. Cit., hlm. 19.
sampai timbul penyimpangan-penyimpangan terhadap hak dan kewajiban dikemudian hari, sehingga di dalam akte perjanjian
harus dibuat sejelas mungkin hak-hak yang dipindahkan atau yang dialihkan serta hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari para pihak
yang membuat perjanjian. Persetujuan secara tertulis akan lebih menjaga kepastian hukum dan kejelasan daripada persetujuan
secara lisan, apalagi persetujuan yang dilakukan secara diam- diam. Hal ini mengingat terlalu banyaknya kepentingan yang
tersangkut dalam persoalan hak cipta, termasuk kepentingan ahli waris di kemudian hari.
Menurut Meriam Darus Badrulzaman
67
, bahwa sistem hukum benda mengandung sejumlah asas, antara lain hak kebendaan
memberikan wewenang yang kuat kepada pemiliknya, hak itu dapat dinikmati, dialihkan, dijaminkan, dan disewakan. Dengan
adanya asas ini hak cipta dapat dialihkan oleh pencipta seperti halnya benda-benda yang lain, sehingga hak tersebut masuk ke
dalam ruang lingkup hukum jaminan sebagaimana dituangkan ke dalam Pasal 1131 KUH Perdata, yang menyebutkan bahwa segala
kebendaan debitur baik yang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang ada dikemudian hari menjadi
tanggungan untuk segala perikatan perseorangan. Abdulkadir Muhammad
68
mengemukakan bahwa pengalihan hak cipta itu didasari oleh motif ekonomi, yaitu keinginan untuk
67
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Bandung: PT Alumni, 1994, hlm. 79.
68
Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., 2007, hlm. 187.
memperoleh manfaat ekonomi atau keuntungan secara komersiil, pencipta mengalihkan hak cipta dengan bertujuan memperoleh
keuntungan ekonomi dari penjualan ciptaan yang dihasilkan dari hak cipta tersebut. Hak cipta suatu ciptaan tetap ada di tangan
pencipta selama kepada pembeli ciptaan itu tidak diserahkan seluruh hak ciptanya. Hal ini menegaskan berlakunya asas
kemanunggalan hak cipta dengan penciptanya. Hak cipta yang dijual untuk seluruh atau sebagian tidak dapat dijual lagi untuk
kedua kalinya oleh penjual yang sama. Apabila timbul sengketa antara beberapa pembeli hak cipta yang sama atas suatu ciptaan,
perlindungan diberikan kepada pembeli yang lebih dahulu memperoleh hak cipta tersebut.
Hak cipta dapat beralih baik seluruhnya maupun sebagian melalui pewarisan, hibah, wasiat, dan dijadikan milik negara. Hak-
hak eksploitasi dari pemegang hak cipta, seperti misalnya hak reproduksi, hak mempertunjukkan, hak mengadaptasi, dan hak
menterjemahkan dapat dialihkan secara keseluruhan secara sekaligus, dapat juga secara satu persatu atau sebagian saja,
bahkan dapat juga hanya dalam bentuk tertentu saja, misalnya
69
: a. bidang hak reproduksi, yang dialihkan hanyalah hak reproduksi
menerbitkan ciptaan itu dalam bentuk buku, bukan dalam majalah, bukan dalam surat kabar, dan sebagainya;
b. bidang hak mempertunjukkan memainkan, yang dialihkan hanyalah hak untuk memainkan musik tertentu di Taman Ismail
Mardjuki TIM Jakarta saja, bukan untuk dimainkan di televisi, radio, dan sebagainya;
69
J. C. T. Simorangkir, Op. Cit., hlm. 74.
c. bidang hak adaptasi, yang dialihkan adalah hak untuk membuat film dari ciptaan yang bersangkutan bukan untuk
disandiwarakan; d. bidang hak terjemahan, yang dialihkan adalah hak untuk
menterjemahkan karangan yang bersangkutan hanya dalam bahasa Jepang, bukan dalam bahasa Spanyol atau bahasa
Rusia, dan sebagainya.
Hak cipta menjadi milik negara yaitu apabila suatu ciptaan sama sekali tidak diketahui penciptanya. Hal ini berarti bahwa
harus telah didahului dengan upaya untuk mengetahui dan menemukan pencipta yang bersangkutan, baru setelah benar-
benar diyakini bahwa ciptaan yang bersangkutan tidak diketahui atau tidak ditemukan penciptanya, maka hak cipta atau ciptaan
tersebut ditetapkan dipegang oleh negara. Tetapi apabila dikemudian hari ada pihak yang dapat membuktikan sebagai
pencipta atau adanya pencipta tersebut, maka negara akan menyerahkan kembali hak cipta kepada yang berhak. Disamping
itu hak cipta juga dapat dialihkan baik sebagian maupun seluruhnya melalui jual beli maupun dengan perjanjian lisensi.
9. Kepemilikan Hak Cipta oleh Negara