ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KABUPATEN KEPAHIANG

3.9 ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KABUPATEN KEPAHIANG

Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepahiang adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kabupaten Kepahiang dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan.Untuk memperbaiki perencanaan dan pembangunan sanitasi dalam rangka mencapai target-target pencapaian layanan sektor sanitasi kabupaten, diperlukan dokumen perencanaan yang dapat dijadikan sebagai pedoman semua pihak dalam mengelola sanitasi secara komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif. Untuk itu dipandang perlu menyusun Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kepahiang Tahun 2014 – 2018. Dalam konteks yang lebih luas, SSK adalah sebuah langkah penting menuju pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) di tahun 2015.

3.9.1 Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi

Pembangunan di suatu daerah adalah suatu proses yang bersifat multidimensi yang terdiri dari banyak aspek yang saling terkait secara langsung dan tidak langsung antara satu aspek dengan aspek lainnya. Idealnya semua aspek pembangunan dapat bergerak serentak dan tumbuh secara berbarengan dan setara dari waktu ke waktu. Namun karena terbatasnya Pembangunan di suatu daerah adalah suatu proses yang bersifat multidimensi yang terdiri dari banyak aspek yang saling terkait secara langsung dan tidak langsung antara satu aspek dengan aspek lainnya. Idealnya semua aspek pembangunan dapat bergerak serentak dan tumbuh secara berbarengan dan setara dari waktu ke waktu. Namun karena terbatasnya

pembangunan akan terlaksana secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Berdasarkan evaluasi dan analisa kondisi daerah, Pembangunan Kabupaten Kepahiang

tahun 2011 – 2015 merupakan kelanjutan pembangunan kurun waktu sebelumnya, yang menitik beratkan pada Industri, Pertanian dan Pariwisata sebagai sektor pemacu pembangunan sektor-sektor lainnya guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan

peningkatan pada kwalitas sumberdaya manusia pelaku pembangunan di Kabupaten Kepahiang. Isu – isu daerah yang muncul akibat adanya permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat, apabila tidak ditangani akan menimbulkan situasi dan kondisi

sosial, ekonomi, fisik/lingkungan yang tidak layak secara kualitatif/normatif atau kuantitatif. Guna mengatasi hal – hal tersebut, maka ditetapkan Visi Pembangunan Daerah

Tahun 2011 – 2015 yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu : ”Kabupaten Kepahiang Terdepan Dalam Industri dan Pariwisata Berbasis Pertanian dan Sumber Daya

Manusia”.

Berdasarkan kesepakatan Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Kepahiang yang dilaksanakan pada tanggal 28 September 2013 di Aula Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Kepahiang dengan mengacu pada Visi dan Misi Kabupaten Kepahiang, maka Pokja Sanitasi Kabupaten Kepahiang menyepakati Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kepahiang adalah sebagai berikut:

Tabel 3.13 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kepahiang

Visi Kabupaten

Misi Kabupaten Yang terkait

Visi Sanitasi

Misi Sanitasi

Kabupaten Kabupaten Kepahiang

Sanitasi

Kabupaten

1. Melaksanakan Terdepan Dalam Industri

 Misi Ke 2. Meningkatkan

Terwujudnya

pengelolaan air dan Pariwisata Berbasis

Kesadaran Hukum

Kabupaten

limbah yang Pertanian dan Sumber

Masyarakat

Kepahiang yang

terintegrasi dan Daya Manusia

bersih, sehat, indah,

dan nyaman untuk

ramah

mendukung sektor

lingkungan

industri dan pariwisata yang berwawasan lingkungan.

Visi Kabupaten

Misi Kabupaten Yang terkait

Visi Sanitasi

Misi Sanitasi

 Misi ke 5. Meningkatkan

2. Mewujudkan

Kualitas Sumber Daya

system

Manusia Melalui

pengelolaan

Pengembangan sarana

persampahan

dan Prasarana Pendidikan

yang terpadu

dan Perluasan Kesempatan Belajar Bagi Masyarakat.

 Misi ke 6. Memanfaatkan

3. Mewujudkan

dan Mengelola Sumber

system drainase

Daya Alam (SDA) Secara

yang handal,

Optimal dan

terintegrasi dan

Berkelanjutan.

ramah lingkungan.

 Misi ke 8. Meningkatkan

4. Meningkatkan

Pemberdayaan

promosi hygiene

Masyarakat Secara

sanitasi untuk

Berkeadilan

mengubah pola piker dan pola prilaku masyarakat untuk membudayakan PHBS.

 Misi ke 9. Membangun

Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat yang Berkeadilan

3.9.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi

Pengembangan Sanitasi di Kabupaten Kepahiang akan dilaksanakan secara bertahap. Tahapan Pengembangan Sanitasi ini meliputi tahapan jangka pendek (1 – 2 Tahun), jangka menengah (5 – 10 Tahun) dan Jangka Panjang (10 – 15 Tahun). Dalam pembagian tahapan ini Pokja Sanitasi Kabupaten Kepahiang memperhatikan skala prioritas penanganan dengan mempertimbangkan beberapa aspek yaitu: Kepadatan Penduduk, karateristik fisik lingkungan, resiko sanitasi dan arah pengembangan wilayah (RTRW). Disamping itu tahapan pengembangan sanitasi Kabupaten Kepahiang juga diklasifikasikan berdasarkan sub sector yaitu sub sektor air limbah, sub sector persampahan dan subsector drainase.

A. Tahapan Pengembangan Sanitasi Sub Sektor Air Limbah

Pengembangan sanitasi sub sektor Air Limbah di Kabupaten Kepahiang dibagi dalam dua bentuk penanganan yaitu penanganan dengan system on site dan off site. Penganganan

Air Limbah dengan system on site dibagi dalam 3 (tiga) zona wilayah pengembangan yaitu:

1. Zona I meliputi Kecamatan Kepahiang, Merigi dan beberapa desa dalam wilayah kecamatan Ujan Mas; Zona ini memiliki karateristik : kepadatan penduduk tinggi, resiko sanitasi sedang sampai tinggi, topografi bergelombang dan sebagai pusat pelayanan wilayah promosi. Pada zona ini diprioritaskan pembangunan MCK Komunal karena keterbatasan lahan dan kepadatan penduduk.

2. Zona II meliputi Kecamatan Ujan Mas, Kabawetan, Tebat Karai dan Bermani Ilir dengan karateristik kepadatan penduduk tinggi, resiko sanitasi sedang-tinggi, Topografi bergelombang. Pada wilayah ini pengembangan sanitasi air limbah

diarahkan pada pengembangan septi tenk individu yang berstandar internasional

3. Zona III meliputi Kecamatan Seberang Musi, Muara Kemumu dan beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Bermani Ilir, dengan karateristik: Kepadatan penduduk rendah-sedang, resiko sanitasi rendah-sedang, topografi bergelombang. Penanganan air limbah pada zona ini diarahkan untuk mengurangi praktek BABS dengan menyediakan septi tenk bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Disamping itu penanganan air limbah domistik juga akan dilakukan dengan system off site terutama di Kecamatan Kepahiang untuk skala kota. Hal ini dilakukan karena factor keterbatasan lahan dan kepadatan penduduk. Pembagian dari zona tersebut merupakan skala prioritas pengembangan sanitasi sub sector air limbah di Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada peta 2.1a dan 2.1b berikut ini. Tahapan Pengembangan Sanitasi subsector Air Limbah di Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 3.14 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domistik Kabupaten Kepahiang

Target Cakupan Layanan (%)

Cakupan Layanan

No Sistem

Jangka

Jangka Jangka

Eksisting

Menengah Panjang Black Water A Sistem On site 1 Individual

5 10 15 3 Cubluk dan

1 0 Sejenisnya B Sistem Out site

Target Cakupan Layanan (%)

Cakupan Layanan

No Sistem

Jangka

Jangka Jangka

Eksisting

Menengah Panjang 1 Skala Kota

Pendek

0 5 10 20 2 Skala wilayah

0 0 0 0 C Buang Air Besar

40 25 0 Sembarangan (BABS) Grey Water D Sistem on site 1 Individual

50 55 65 E Sistem Out site 1 Skala Kota

0 3 6 10 2 Skala wilayah

B. Tahapan Pengembangan Sanitasi Sub Sektor Persampahan

Pengembangan sanitasi sub sektor Persampahan di Kabupaten Kepahiang dibagi dalam

3 (tiga) zona wilayah pengembangan yaitu:

1. Zona I meliputi Kecamatan Kepahiang, Merigi, Ujan Mas, Tebat Karai dan Bermani Ilir; Zona ini memiliki karateristik : kepadatan penduduk tinggi, resiko sanitasi sedang sampai tinggi, topografi bergelombang dan sebagai pusat pelayanan wilayah promosi. Pada zona ini penanganan sampah akan dilaksanakan secara langsung oleh SKPD Teknis karena zona ini terletak pada jalur utama Kabupaten Kepahiang dan dapat diakses dengan mudah oleh kendaraan sampah. Pada zona ini penyebaran penduduk merata disepanjang jalan utama sehingga memudahkan penanganan sampah secara langsung.

2. Zona II meliputi Kecamatan Seberang Musi dan Muara Kemumu dengan karateristik kepadatan penduduk rendah-sedang, resiko sanitasi rendah-tinggi, Topografi bergelombang sebagai pusat pelayanan lingkungan. Pada zona ini penanganan sampah akan dilakukan secara tidak langsung hal ini dikarenakan kesulitan aksesibilitas.

3. Zona III meliputi Kecamatan Kabawetan dengan karateristik: Kepadatan penduduk sedang, resiko sanitasi rendah-sedang, topografi bergelombang, sebagai pusat pelayanan lingkungan. Pada zona ini penanganan persampahan akan dilaksanakan dengan memberdayakan masyarakat setempat atau berbasis masyarakat. Sampah- sampah organic akan diolah sebagai pupuk oleh masyarakat sedang sampah an 3. Zona III meliputi Kecamatan Kabawetan dengan karateristik: Kepadatan penduduk sedang, resiko sanitasi rendah-sedang, topografi bergelombang, sebagai pusat pelayanan lingkungan. Pada zona ini penanganan persampahan akan dilaksanakan dengan memberdayakan masyarakat setempat atau berbasis masyarakat. Sampah- sampah organic akan diolah sebagai pupuk oleh masyarakat sedang sampah an

Pembagian dari zona tersebut merupakan skala prioritas pengembangan sanitasi subsector persampahan di Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada peta 2.2 berikut ini Tahapan pengembangan sanitasi sub sector persampahan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.15. Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Kepahiang

Target Cakupan Layanan (%) No Sistem

Jangka Jangka

Eksisting

Pendek

Menengah Panjang

A Penanganan Langsung (Direct)

1 Skala Perkotaan

2 Skala Wilayah

B Penanganan tidak langsung (indirect)

1 Skala zona

C Penanganan berbasis masyarakat

1 Skala Zona

3.9.3 Tahapan Pengembangan Sanitasi Sub Sektor Drainase

Pengembangan sanitasi sub sektor Drainase di Kabupaten Kepahiang akan didasarkan pada kalobarasi system Daerah Aliran Sungai dan Wilayah Administratif. Berdasarkan hal tersebut peanganan drainase dibagi dalam 3 (tiga) zona wilayah pengembangan yaitu:

1. Zona I meliputi Kecamatan Kepahiang, Kabawetan dan Tebat Karai; Zona ini memiliki karateristik : kepadatan penduduk tinggi, resiko sanitasi sedang sampai tinggi, topografi bergelombang dan aliran sungai berada pada titik terendah di Desa Taba Air Pauh dan sebagai pusat pelayanan wilayah promosi (PKWp).

2. Zona II meliputi Kecamatan Ujan Mas dan Merigi dengan karateristik kepadatan penduduk tinggi, resiko sanitasi sedang-tinggi, Topografi bergelombang dengan titik terendah berada pada Desa Pungguk Beringang, wilayah ini terletak pada bagian hulu dari Sub Das Musi dan sebagai pusat pelayanan local.

3. Zona III meliputi Kecamatan Bermani Ilir, Seberang Musi dan Muara Kemumu dengan karateristik: Kepadatan penduduk rendah-sedang, resiko sanitasi rendah-sedang, 3. Zona III meliputi Kecamatan Bermani Ilir, Seberang Musi dan Muara Kemumu dengan karateristik: Kepadatan penduduk rendah-sedang, resiko sanitasi rendah-sedang,

Pembagian dari zona tersebut merupakan skala prioritas pengembangan sanitasi subsector Drainase di Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada peta 2.3 berikut ini

Tahapan Pengembangan sanitasi subsector drainase dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3.16 Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Kepahiang

Target Cakupan Layanan (%) No Sistem

Jangka Jangka

Eksisting

Pendek Menengah Panjang

A Zona I

1 Kepahiang

2 Tebat Karai

B Zona II

1 Merigi

2 Ujan Mas

C Zona III

1 Bermani Ilir

2 Muara Kemumu

3 Seberang Musi

3.9.4 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Sektor Sanitasi

Dalam penyusunan Penetapan Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi, Strategi

Didefinisikan SebagaiUpaya Mencapai Tujuan Yang Terdiri Dari Berbagai Cara Atau

Pendekatan. Mengingat strategi didefinisikan sebagai upaya untuk mencapai tujuan, sebagai langkah awal perlu ditetapkan tujuan yang jelas yang hendak dicapai tentang pengelolaan sanitasi. Tujuan ini dirumuskan salah satunya berdasarkan hasil dari penetapan Tahapan Pengembangan Sanitasi. Terdapat beberapa pengertian dari Tujuan, diantaranya adalah sesuatu yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu, mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis stratejik. Selanjutnya disusun Sasaran atas tujuan yang hendak dicapai untuk dapat memberikan arahan yang lebih operasional. Sasaran diartikan sebagai hasil yang akan dicapai secara nyata oleh suatu organisasi dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.

Dengan memperhatikan hasil identifikasi isu-isu strategis di dalam Buku Putih Sanitasi terutama mengenai isu strategis, permasalahan mendesak, dan Posisi Pengelolaan Sanitasi

Saat ini maka dirumuskanlah Tujuan, Sasaran dan strategi masing –masing komponen sanitasi sebagaimana didiskripsikan berikut ini:

3.9.5 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Dengan memperhatikan tingkat pelayanan yang ada saat ini, diharapkan pada akhir periode program jangka pendek, menengah dan jangka panjang akan terjadi peningkatan pelayanan prasarana dan sarana air limbah domestik. Walaupun hingga saat ini masih ditemukan sebagian penduduk Kabupaten Kepahiang yang dalam melakukan aktifitas pengelolaan air limbahnya masih menggunakan cara-cara pengelolaan secara konvensional atau Non Urban System , yaitu dengan cara membuang limbahnya di daerah terbuka seperti sungai, parit atau pun di kebun sebagaimana hasil daripada studi EHRA yang telah dilakukan. Upaya mencapai tujuan, sasaran dan strategi pengembangan program pengelolaan air limbah domestik yang diinginkan akan dilakukan secara bertahap.

Dalam pengelolaan air limbah domestik, terutama yang ingin dicapai adalah : tercapainya Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk layanan Air limbah domestik Tahun 2017 dan meningkatkan kondisi dan kualitas lingkungan. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Pengelolaan Air limbah menurut RTRW Kabupaten Kepahiang secara umum rencana yang dikembangkan dalam hal pengelolaan Air limbah meliputi 5 aspek, yaitu Manajemen Operasioanal, Pendanaan, Komunikasi, Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat.

Kebijakan Pengembangan Air LimbahDomestik : Pengembangan sistem pengelolaan Air Limbah yang efisien dan efektif dan Penerapan mekanisme pengelolaan Air Limbah yang baik dan sesuai dengan masing-masing daerah. Adapun tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan Air Limbah Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.17 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Sasaran

Tujuan Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran

Tidak ada air limbah Meningkatkan akses saluran air limbah

Terbangunnya

Meningkatnya

layanan air limbah dari rumah

aksesibilitas

yang di buang ke

pengelolaan air

lingkungan tanpa

bagi masyarakat

limbah di

diolah terlebih

Sasaran

Tujuan Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran

masyarakat ke

yang tidak memiliki saluran sekunder

pemukiman yang

dahulu di tahun

berdasarkan hasil

saluran air limbah.

Ehra mencapai 78,7 % tidak memiliki saluran pembuangan air limbah selain tinja.

Terpeliharanya

Tidak ada saluran air Meningkatkan saluran air limbah

Meningkatnya

pemeliharaan

limbah yang tidak

pemeliharaan

sarana prasarana

terpelihara di Tahun sarana dan

pengolahan air

pengolahan air limbah.

Terbangunnya

Membangun instalasi

Adanya instalasi

Terbangunnya

instalasi pengolahan Sarana-prasarana pengelolaan air

pengolahan air

pengolahan air limbah dan

limbah dan jaringan air limbah dan

limbah di 3 zona. jaringan

pendukungnya.

jaringan

pendukungnya di

Tidak ada air limbah Meningkatkan standar teknis

Berkurangnya air

pengawasan pengelolaan air

limbah yang belum yang dibuang ke

pengolahan air limbah

memenuhi standar lingkungan tanpa

teknis yang

mengalami

limbah.

dibuang ke

pengolahan di tahun Meningkatkan

lingkungan.

sosialisasi pengolahan air limbah kepada masyarakat.

Menyusun peraturan daerah

Tersedianya

Adanya peraturan

Ditetapkannya

Peraturan Daerah yang mengatur

daerah yang

Peraturan Daerah

yang mengatur regulasi

mengatur regulasi

yang mengatur

regulasi pengelolaan regulasi pengelolaan pengolahan air

pengolahan air

air limbah di tahun limbah

limbah

air limbah di tahun

2015 pemukiman. Tersedianya dana

pemukiman.

Meningkatkan yang cukup untuk

Adanya dana yang Teranggarkannya

program/kegiatan mengelola air

cukup untuk

Program/kegiatan

pengelolaan air limbah pemukiman limbah

mengelola air

pengelolaan air

limbah pemukiman

limbah ke dalam

pemukiman.

sejak tahun 2015

APBD Kabupaten, APBD propinsi dan APBN.

3.9.6 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan

Rencana Tujuan, Sasaran, danstrategipembangunan/pengembangan persampahan dalam strategisanitasi Kabupaten Kepahiang memiliki jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahun merupakan salah satu tahapan pengembangan lima tahunan daerah. Skenario

pengembangan wilayah Kabupaten Kepahiang berdasarkan RTRW dan Renstra SKPD Kabupaten Kepahiang, didasarkan pada pertimbangan :

1) Struktur ruang kabupaten yang telah terbentuk (kawasan terbangun);

2) Pola jaringan infrastruktur utama yang telah ada (khususnya jaringan jalan).

3) Potensi dan kendala yang ada.

4) Kecenderungan perkembangan (berkaitan dengan pengembangan sektor unggulan).

5) Kebijakan pengembangan yang telah disusun dalam lingkup makro dan mikro, seperti arahan RTRWN dan RTRW Provinsi Bengkulu, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepahiang.

6) kebijakan sektoral yang ada seperti rencana pengembangan jaringan jalan, drainase, listrik, serta penerbitan ijin lokasi untuk kegiatan industri, perumahan, perdagangan dll.

Tujuan, Sasaran, danStrategiPengembanganPengelolaan Persampahan menurut RTRW Kabupaten Ketek secara umum rencana yang dikembangkan dalam hal pengelolaan

persampahan meliputi 5 aspek, yaitu manajemenoperasioanal, pendanaan, Komunikasi, Kelembagaan dan peran serta masyarakat.

Kebijakan Pengembangan Persampahan :

1) Pengembangan sistem pengelolaan persampahan yang efisien dan efektif

2) Penerapan mekanisme pengelolaan persampahan yang baik dan sesuai dengan masing-masing daerah.

Adapun tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan persampahan Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada tabel 3.18 dibawah ini :

Tabel 3.18. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan

Sasaran

Tujuan Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran

Tersedianya TPS di

- Meningkatkan wilayah pemukiman

- Meningkatnya

Berkurangnya

peran serta

tumpukan sampah

kemitraan

pihak swasta

di pinggir jalan di

dengan pihak

dalam

tahun 2016

swasta dalam

Sasaran

Tujuan Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran

menyediakan

menyediakan

TPSdi Wilayah

TPS terutama di

swasta dan

APBD dalam

pemukiman yang

oleh pihak swasta.

- Meningkatkan pendanaan APBD untuk pengadaan TPS

Menyediakan alat dan Prasarana

Tersedianya Sarana Adanya sarana dan

Meningkatnya

berat untuk Pengelolaan

prasarana

kinerja

menimbun dan sampah.

pengelolaan sampah pengelolaan

berupa alat berat

sampah di tahun

memadatkan

untuk menimbun

sampah di TPA.

dan memadatkan sampah sebanyak 2 unit.

Tersedianya sarana Adanya sarana dan

Meningkatkan dan prasarana

Meningkatnya

peran pengembang persampahan di

prasarana

peran pihak

swasta khususnya perumahan untuk permukiman

persampahan di

menyediakan masyarakat.

perumahan dalam sarana dan

permukiman yang

sarana prasarana

persampahan

dibangun oleh pihak persampahan

Meningkatkan sampah yang

Adanya

Meningkatnya

pendidikan dan bernilai ekonomis.

pemanfaatan

usaha

sampah bernilai

pemanfaatan

pelatihan

ekonomis oleh

sampah bernilai

pemanfaatan

masyarakat.

ekonomis oleh

sampah bernilai

ekonomis. Memberikan

masyarakat.

Masyarakat sadar Meningkatkan kesadaran kepada

- Meningkatkan

pengetahuan masyarakat akan

kesadaran

akan pentingnya

masyarakat tentang pentingnya

masyarakat

kebersihan

dampak sampah kebersihan

penanganan

sampah dan

lingkungan

kebersihan

Sasaran

Tujuan Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran - Melibatkan pihak swasta dalam sosialisasi pengangan sampah

- Memberikan sosialisasi penanganan sampah

Menambah sebaran Meningkatkan

- Menambah luasan penanganan wilayah pelayanan

Wilayah

armada angkut pelayanan

pelayanan yang

dan crew persampahan

persampahan

meningkat

- Membentuk transper depo disetiap kecamatan

- Menciptakan kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah pada sumbernya

- Sosialisasi masyarakat

peraturan mengurangi sampah masyarakat untuk

kesadaran

masyarakat

menteri LH dan pada sumbernya

menteri PU

sampah pada

- Membuat usulan

sumbernya

Perda sebagai turunan permen LH dan Permen PU

3.9.7 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase

Dalam perencanaan drainase perlu disusun petunjuk umum untuk tujuan penyiapan: Program penanganan drainase, dan Institusi pengelola system dan jaringan drainase, dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU & PERA) Kabupaten dan kawasan tertentu dimungkinkan melibatkan pihak swasta (developer).

Dalam konteks itu, acuan yang digunakan adalah Kepmen PU No 239/KPTS/1987 tentang Fungsi Utama Saluran Drainase sebagai drainase kota dan fungsi utama sebagai

pengendalian banjir. Dalam pengembangan system drainase harus memperhatikan sektor- sektor lain, karena pembangunan sector drainase tidak dapat dilepaskan dari pembangunan infrastruktur lainnya, termasuk rencana pengembangan daerah, air limbah, perumahan dan tata bangunan serta jalan kota.

1. Rencana Pengembangan Kota Komponen program drainase harus mendukung scenario pengembangan dan pembangunan kota, serta terpadu dengan rencana pengembangan prasarana lainnya.

2. Perumahan Rakyat dan Tata Bangunan Sistem penanganan drainase kota harus terkoordinasi dengan penanganan dan pengelolaan sistem yang disiapkan oleh instansi lain (developer, perumnas, dan masyarakat)

3. Jalan Kota Sistem drainase jalan yang disiapkan menjadi satu kesatuan dengan komponen jalan hendaknya disinkronkan dengan sistem yang disiapkan oleh penyusun system dan

jaringan dalam komponen drainase. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase menurut RPIJMD Kabupaten

Kepahiang secara umum rencana yang dikembangkan dalam hal pengembangan tahapan pembangunan Drainase meliputi 5 aspek, yaitu Manajemen Operasioanal, Pendanaan, Komunikasi, Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat.

Kebijakan tahapan Pengembangan Drainase: Pengembangan sistem pembangunan Drainase yang efisien dan efektif, Penerapan mekanisme pembangunan Drainase yang baik dan sesuai dengan masing-masing kondisi daerah (Zoning). Adapun tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengembangan drainase dapat dilihat pada tabel 3.19 dibawah ini :

Tabel 3.19 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase

Sasaran

Tujuan Strategi

Pernyataan Sasaran

Indikator Sasaran

Tersedianya

Menetap target rencana dan target

Adanya target

Tidak ada saluran

pembangunan pembangunan dan

penyelolaan drainase drainase yang

drainase pengelolaan

skala kabupaten .

dibangun tanpa

target di Tahun 2015

Sasaran

Tujuan Strategi

Pernyataan Sasaran

Indikator Sasaran

drainase skala kabupaten

Terkelolanya

Menyusun drainase secara

Adanya tata kelola

Tidak ada saluran

dokumen menyeluruh mulai

drainase yang

drainase yang

perencanaan dari tahap

menyeluruh sehingga dibangun dengan

pembanguan dan perencanaan,

drainase berfungsi

tidak terencana

pengelolaan konstruksi, operasi

untuk mengalirkan

Tahun 2015

drainase skala dan pemeliharaan

air permukaan ke

kabupaten. ditunjang dengan

badan air atau ke

bangunan resapan

peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisifasi masyarakat Tersedianya perda

Menyusun yang mengatur

Terwujudnya

Adanya regulasi

regulasi penanganan saluran sesuai dengan

penanganan drainase yang mengaatur

pengelolaan drainase

wewenang dan

ketentuan yang

tanggung jawab

drainase

berlaku

penanganan drainase di tahun 2015

Tersedianya saluran Adanya saluran

Membangun drainase

Adanya saluran

saluran drainase disepanjang jalan

drainase disepanjang drainase di

disepanjang jalan Tersedianya

jalan

sepanjang jalan

Menyediakan anggaran untuk

Adanya

Adaanya anggaran

anggaran untuk pengelolaan

keseimbangan dana

drainase dalam

pembangunan drainase

pembangunan jalan

setiap

dengan dana

pembangunan

drainase disetiap

jalan. Tersosialisasinya

drainase

Melaksanakan fungsi saluran

Meningkatnya

Berkurangnya

sosialisasi dan drainase kepada

pengetahuan dan

pembuangan

advokaasi fungsi pelaksana dan

pemahaman

limbah rumah

saluran drainase masyarakat

pelaksana dan

tangga ke saluran

masyarakat terhadap drainase sebesar

ke pelaksana dan

fungsi saluran

20% di tahun 2015. masyarakat.

drainase

Terbangunnya

Melaksanakan system drainase

Adanya system

Berkurangnya

drainase yang

wilayah genangan

pembangunan saluran drainase

Sasaran

Tujuan Strategi

Pernyataan Sasaran

Indikator Sasaran

yang berwawasan

dan rawan banjir di pada wilayah lingkungan

genangan denga berwawasan lingkungan.

Terlaksananya

Melibatkan Pengelolaan

Meningkatnya

Adanya pelibatan

masyarakat drainase yang

partisifasi

kelompok

dalam melibatkan

masyarakat dalam

masyarakat yang

pembangunan masyarakat

pengelolaan

berpartsifasi aktif

drainase mulai disekitar lokasi

drainase.

dalam pengelolan

tahap kegiatan.

drainase di sekitar

lokasi kegiatan..

perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan.

Melaksanakan saluran drainase

pemeliharaan dan

saluran drainase

pemeliharaan

perbaikan saluran

yang rusak

dan rehabilitasi

drainase yang rusak.

sebanyak 30 %

saluran drainase.

ditahun 2016

Tersalurnya air

Mengalirkan air genangan pada

Adanya koneksi

Berkurangnya

dari dearah wilayah

saluran drainase

saluran drainase

tangkapan hujan permukiman

pada wilayah

yang tidak

pemukiman dengan

terkoneksi dengan

ke badan

system drainase

system drainase

penerima air.

3.9.8 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Promosi Higiene dan Sanitasi

Dengan memperhatikan tingkat pelayanan yang ada saat ini, diharapkan pada akhir periode program jangka, pendek, menengah dan jangka panjang telah direncanakan program- program PHBS. Walaupun, pada saat ini masih ada sebagian penduduk Kabupaten Kepahiang berprilaku hidup belum sehat. Upaya mencapai tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan program yang di inginkan akan dilakukan secara bertahap.

Dalam mencapai dan memperbaiki pola hidup bersih dan sehat adalah : tercapainya Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk prilaku hidup bersih dan sehat Tahun 2017 dan meningkatkan kondisi dan kualitas lingkungan.

Untuk mencapai Tujuan, sasaran, dan strategi yang telah ditetapkan, maka akan ada strategi yang ditempuh antara lain: 1) Pemberdayaan Berwawasan kesehatan, 2)

Pemberdayaan masyarakat, 3) Pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan, 4) Pengembangan dan Pemberdayaan SDM kesehatan.

Keberhasilan pelaksanaan rencana strategic instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang ini sangat tergantung kepada konsistensi, komitmen dan kemauan yang kuat dari seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang dalam melaksanakannya. Untuk itu visi dan misi, tujuan, sasaran, kebijakan yang telah ditetapkan hendaknya dijadikan acuan dalam meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan kesehatan di Kabupaten Kepahiang dalam kurun waktu lima tahun (2013- 2018). Penyusunan SSK ini dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan kinerja tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang.

Tabel 3.20 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Promosi Higiene dan Sanitasi

Indikator Sasaran

Sosialisasi dampak dampak negatip

Meningkatnya

Berkurangnya

pembuangan pembuangan

kesadaran

prosentase

sampah sembarang sampah sembarang membuang sampah membuang sampah tempat terhadap tempat kepada

masyarakat untuk

masyarakat yang

kesehatan masyarakat.

pada tempatnya

masyarakat di tahun 2020.

Sosialisasi dan dampak

advokasi Sanitasi pencemaran air

pengetahuan

prosentase rumah

yang sehat menjadi Total Berbasis limbah rumah

masyarakat dalam

85% di tahun 2015 Masyarakat (STBM) tangga terhadap

mengelola limbah

yang pilar kesehatan

cair rumah tangga

kelimanya adalah masyarkat.

Pengelolaan Limbah Cair rumah tangga.

Melaksanakan inspeksi sanitasi

prosentase kualitas inspeksi sanitasi air sumur gali melalui

kualitas air minum

sumur gali. pengujian kualitas

dari sumber air

air minum yang

sumur gali melalui

memenuhi syarat

air sumur.

inspeksi sanitasi

kesehatan menjadi 100 % di tahun 2015

Indikator Sasaran

Strategi

Sasaran

Sosialisasi dan dampak

advokasi Sanitasi pencemaran limbah kesadaran prilaku

pengetahuan dan

prosentase rumah

yang sehat menjadi Total Berbasis padat (sampah)

85 % di tahun 2015 Masyarakat (STBM) terhadap status

masyarakat dalam

yang pilar kesehatan

menangani sanitasi

keempatnya adalah masyarakat

disekitar rumah.

Pengelolaan sekitarnya.

sampah rumah tangga.

Tersosialisasinya

Sosialisasi dan fungsi penting

Meningkatnya

Meningkatnya

advokasi di jamban sehat dalam masyarakat tentang penduduk yang

pengetahuan

prosentase

masyarakat tentang rumah tangga

sanitasi dasar di

menggunakan

sanitasi dasar

dalam rumah

jamban sehat

rumah tangga.

tangga

menjadi 75 % di Tahun 2015