KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.7 KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Analisis kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu mencakup penggunaan anggaran (Belanja Daerah) dan Pembiayaan Daerah. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah sangat menentukan hasil pembangunan yang diperoleh dalam kurun waktu tertentu, sehingga perlu mengedepankan efesiensi, efektifitas dan penghematan sesuai dengan prioritas yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap program-program strategis daerah.

3.7.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) memiliki unsur pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Kinerja keuangan daerah dapat diketahui dari kinerja pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah tersebut. Pendapatan daerah meliputi pendapatan asil daerah, dana perimbangan dan pendapatan lain-lain yang sah. Sedangkan belanja daerah meliputi belanja tidak langsung dan belanja langsung, sedangkan pembiayaan meliputi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Kondisi keuangan Kabupaten Kepahiang selama kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir mengalami fluktuasi seiring dengan perkembangan perekonomiannya. Indikatornya pada fluktuasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) selama ini yang komposisinya meliputi pendapatan, belanja dan pembiayaan.

3.7.2 Kinerja Pelaksanaan APBD

Analisis pendapatan daerah berikut ini memberikan gambaran kondisi pendapatan daerah yang tercermin dalam APBD. Pendapatan daerah mencakup Pendapatan Asli Daerah (PAD),

dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah. PAD mencakup: 1) Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; 2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus; serta 3) Kelompok Lain- lain Pendapatan Daerah yang Sah meliputi Hibah, Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, Dana Penyesuaian, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya.

Kinerja pendapatan daerah dapat diukur dengan indikator derajat kemandirian keuangan daerah (desentralisasi fiskal). Indikator ini dihitung dari rasio Pendapatan Asli Daerah terhadap total Pendapatan Daerah. Dengan mengetahui kemandirian keuangan daerah ini akan diketahui seberapa besar local taxing power suatu daerah, serta seberapa besar Kinerja pendapatan daerah dapat diukur dengan indikator derajat kemandirian keuangan daerah (desentralisasi fiskal). Indikator ini dihitung dari rasio Pendapatan Asli Daerah terhadap total Pendapatan Daerah. Dengan mengetahui kemandirian keuangan daerah ini akan diketahui seberapa besar local taxing power suatu daerah, serta seberapa besar

Derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Kepahiang dalam kurun waktu tahun 2011-2015 tergolong masih rendah, terlihat dari proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah

hanya sekitar 3,35%-5,40%. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan Kabupaten Kepahiang terhadap dana transfer dari pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Bengkulu sangat tinggi.

1. Kondisi Pendapatan Daerah Periode Tahun 2011-2015

Kondisi pendapatan berdasarkan data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dari tahun 2011-2015, Pendapatan Daerah Kabupaten Kepahiang mengalami trend

peningkatan. Peningkatan pendapatan Kabupaten Kepahiang seiring dengan peningkatan pendapatan yang diperoleh semua pos pendapatan baik melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah.

Kontribusi terbesar dalam Pendapatan Daerah dalam APBD Kabupaten Kepahiang selama 5 (lima) tahun terakhir bersumber dari pos Dana Perimbangan yang setiap

tahunnya mengalami trend naik. Pertumbuhan rata-rata dana perimbangan tahun 2011- 2015 lebih kurang sebesar 12,22%. Adapun proporsi Dana Perimbangan dalam pendapatan daerah mencapai porsi 92,38% dari Pendapatan Daerah dalam APBD.

Untuk PAD sumbangsihnya terhadap pendapatan Kabupaten Kepahiang cukup tinggi, yakni berkisar 7,56%-95,09%. Dalam kurun waktu antara tahun 2011-2015 fluktuatif, mengalami pertumbuhan rata-rata 25,72% per tahunnya. Namun lain halnya dengan

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah pertumbuhan rata-rata (25,49)%. Untuk lebih lengkapnya fluktuasi perkembangan pendapatan Kabupaten Kepahiang seperti pada Tabel 3.10.

Gambaran kondisi seperti di atas menunjukan eksisnya beberapa persoalan dan tantangan yang dihadapi Kabupaten Kepahiang. Persoalan mendasar dibidang keuangan ini adalah relatif tingginya tingkat ketergantungan fiskal Kabupaten Kepahiang terhadap transfer dana dari Pusat. Selama tahun 2011 s/d 2015 rata-rata kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total penerimaan daerah hanya 3,91%. Konsekuensinya, ketergantungan pemerintah daerah terhadap transfer dari pusat sangat tinggi.

2. Estimasi Pendapatan Daerah Tahun 2016-2021

Tantangan untuk lima tahun ke depan adalah meningkatkan proporsi PAD terhadap total penerimaan daerah melalui peningkatan realisasi potensi rill PAD. Diperlukan upaya maksimal dan kreatif agar kontribusi PAD terhadap penerimaan daerah meningkat. Untuk itu estimasi pendapatan daerah lima tahun yang akan datang menggunakan analisis pertumbuhan, maka gambarannya dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.10 Kondisi Pendapatan Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2011-2015

Rerata

Jenis Pendapatan Daerah 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan

28.77 A. Pendapatan Asli Daerah

17.33 1. Pajak Daerah

2. Retribusi Daerah 25.05

2,588,379,000 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

6,330,451,551 4. Lain-lain Pendapatan Asli

91.74 Daerah yang sah

12.38 B. Dana Perimbangan

1. Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil

6.21 Bukan Pajak

16.91 2. Dana Alokasi Umum

415,341,353,000 3. Dana Alokasi Khusus

4. Dana penyesuaian

C. Lain-lain Pendapatan

84,290,806,365 (25.60) Daerah Yang Sah

1. Pendapatan Hibah

Rerata

Jenis Pendapatan Daerah 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan 2. Dana darurat

3. Dana bagi hasil pajak dari

provinsi dan pemda

lainnya 4. Dana penyesuaian dan

117.27 otonomi khusus

5. Bantuan keuangan dari

provinsi/pemda lainnya

6. Pendapatan Lainnya

PENDAPATAN DAERAH

Laporan Akhir

III-90

Tabel 3.11 Perkembangan Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2016-2021

PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH (Rp)

JENIS BELANJA

2021 PENDAPATAN ASLI

Pajak Daerah

5.085.049.664 5.593.554.630 Retribusi Daerah

2.818.364.549 3.100.201.004 Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang

27.892.213.723 30.681.435.095 Daerah Yang Sah

Lain-Lain Pendapatan

890.520.875.13 DANA PERIMBANGAN

Bagi Hasil Pajak / Non

Dana Alokasi Umum 616.565.261.91

240.334.928.55 Dana Alokasi Khusus

Laporan Akhir

III-91

PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH (Rp)

JENIS BELANJA

DAERAH YANG SAH

Hibah

- - Bagi Hasil Pajak dari

5.000.000.000-

23.804.707.884 26.185.178.672 lainnya

Pemerintah Daerah

Dana Penyesuaian dan

85.591.199.485 94.150.319.434 Otonomi khusus

Sumber Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (Data diolah)

Laporan Akhir

III-92

Laporan Akhir

III-93

Laporan Akhir

III-94

Laporan Akhir

III-95

Laporan Akhir

III-96

Laporan Akhir

III-97

Laporan Akhir

III-98

Laporan Akhir

III-99

Laporan Akhir

III-100

Laporan Akhir

III-101

Laporan Akhir

III-102

Laporan Akhir

III-103