Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental (eksperimen). Arikunto (2006: 3) “penelitian eksperimen yaitu suatu cara untuk memberi hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan cara mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang dapat mengganggu”. Selanjutnya Arikunto (2006: 11) juga menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan
terhadap variabel yang akan datang. Di sebut yang akan datang karena sebenarnya variabel didatangkan atau diadakan oleh peneliti dalam bentuk perlakuan (treatment) yang terjadi dalam eksperimen. Dengan kata lain peneliti memberikan perlakuan dengan mengadakan 38 39 bimbingan kelompok sehingga nantinya dapat meningkatkan ketrampilan etika pergaulan siswa melalui bimbingan kelompok. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab akibat di antara variabel-variabel dengan cara menghadapkan kelompok eksperimen dengan beberapa kondisi perlakuan dan membandingkan akibat (hasilnya) dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan, Azwar (2005: 9-10). Dalam penelitian ini peneliti memberikan perilaku terhadap subyek penelitian melalui layanan bimbingan kelompok dengan bertujuan untuk mengetahui adakah peningkatan ketrampilan etika pergaulan siswa antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok.
3.1.2 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian ( Nazir 2005: 99 ). Dengan desain yang baik, maka penelitian dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan tertib. Secara garis besar eksperiment dibagi menjadi dua jenis desain yaitu pre-eksperimental dan true-eksperimental design. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental desain yang disebut juga dengan “quasi eksperiment” atau “eksperimen pura-pura”. Di dalam penelitian pre-eksperimental terdapat 3 jenis desain yaitu (a) one shot case study, (b) pre test dan post test, (c) static group comparation. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain pre test dan post test, karena dalam penelitian ini pengukuran dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum eksperiment 40 ( O1) di sebut pre test dan pengukuran sesudah eksperimen (O2) di sebut post test. Perbedaan antara O1 dan O2 diasumsikan sebagai efek dari tretment atau eksperimen, Arikunto (2006: 84). Pre-test Perlakuan Post-test O1 X O2 Keterangan: O1 : Pengukuran ( pre test) untuk mengukur ketrampilan etika pergaulan siswa sebelum diberi layanan bimbingan kelompok. X : Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII SMP N 3 Demak. O2 : Pengukuran ( post test ) untuk mengukur tingkat ketrampilan etika pergaulan siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. Untuk memperjelas eksperimen dalam penelitian ini disajikan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Melakukan pre-test, adalah pengukuran (dengan menggunakan skala ketrampilan etika pergaulan. Tujuan pre-test adalah untuk mengetahui tingkat ketrampilan etika pergaulan siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok, hasil pre-test ini akan menjadi perbandingan pada post-test. 2) Memberikan perlakuan (treatment), adalah pemberian suatu perlakuan yaitu layanan bimbingan kelompok yang akan diberikan selama 8 kali pertemuan dengan durasi 45 menit. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok sebanyak 8 kali pertemuan 41 serta pada setiap akhir pertemuan akan dilakukan penilaian (laiseg). Pengukuran dilakukan sebelum pemberian layanan bimbingan kelompok dan sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok. Sedangkan pada proses pemberian layanan bimbingan kelompok berlangsung, dilakukan observasi dengan menggunakan pedoman observasi. Observasi dilakukan oleh observer supaya dapat di amati
perubahan pada indikator yang terdapat dalam variabel penelitian. a) Tahap Pembentukan (Awal) Tahap ini merupakan tahap pengenalan awal dan perlibatan diri anggota kedalam kelompok dengan tujuan anggota kelompok memahami maksud dan tujuan bimbingan kelompok. pemahaman anggota kelompok akan mempengaruhi keaktifan dalm berperan saat berlangsungnya bimbingan kelompok, yang selanjutnya dapat menimbulkan minat dari pada diri mereka untuk mengikutinya.tahap ini bertujuan untuk menumbuhkan suasana saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu teman-teman yang ada dalam kelompok b) Tahap Peralihan Tahap ini adalah tahap transisi dari tahap pembentukan ke tahap kegiatan yaitu dalam menjelaskan kegiatan apa yang dilaksanakan oleh pemimpin kelompok dapat menegakan jenis kegiatan bimbingan kelompok tugas atau bebas, sehingga tidak akan muncul keraguankeraguan atau belum siapnya anggota dalam melaksanakan kegiatan bimbingan. Selain itu pemimpin kelompok pada tahap ini perlu 42 menawarkan pada anggota kelompok mengenai kesiapan untuk mengikuti kegiatan selanjutnya c) Tahap Kegiatan Tahapan ini merupakan tahap inti dari tahap bimbingan kelompok dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu terbahasnya secara tuntas permasalahan yang dihadapi oleh anggota kelompok, baik yang menyangkut pengembangan diri anggota, yang menyangkut pengembangan kemampuan berkomunikasi, mengajukan pendapat, menanggapi pendapat dengan terbuka, sabar dan tenggang rasa, maupun yang menyangkut pemecahan masalah yang ditemukan dalam kelompok. d) Tahap Pengakhiran Tahap ini merupakan tahap akhir (follow up) dan penutup dari seluruh rangkaian bimbingan kelompok dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedelapan dengan tujuan telah tercapainya suatu pemecahan masalah oleh kelompok tersebut. Dalam kegiatan kelompok berpusat pada pembahasan dan penjelajahan tentang anggota kelompok untuk menerapkan hal-hal yang telah diperoleh melalui layanan bimbingan kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu pemimpin berperan untuk memberi penguatan terhadap hasil-hasil yang ditelah dicapai oleh kelompok tersebut. Para anggota kelompok dapat menyampaikan kesankesan dan tanggapan serta pesan-pesan selain itu apabila terdapat masalahmasalah yang belum terselesaikan bila diadakan kegiatan lanjutan. 43 Tabel 3.1 Rancangan Materi yang diberikan:
No. Pert. Hari dan Tanggal Sub. Indikator Ketrampilan Etika Pergaulan yang akan di kembangkan Materi Waktu
(Menit) 1 I Senin, 24 September 2012 Ketrampilan berkomunikasi verbal Terampil berkomunikasi menggunakan bahasa yang jelas, lancar dan mampu memahami 45-60 2 II Kamis, 27 September 2012 Ketrampilan berkomunikasi non verbal Terampil berkomunikasi menggunakan ekspresi wajah dan gerak-gerik 45-60 3 III Sabtu, 29 September 2012 Sopan
Santun Menghormati orang lain dan menghargai pendapat orang lain 45-60 4 IV Rabu, 3 Oktober 2012 Sopan Santun Bersikap ramah dan berbicara menggunakan bahasa yang sopan 45-60 5 V Sabtu, 6 Oktober 2012 Empati Memahami perasaan orang lain 45-60 6 VI Rabu, 10 Oktober 2012 Mengembangkan Kesadaran Diri Tanggung jawab 45-60 7 VII Sabtu, 13 Oktober 2012 Mengembangkan Kesadaran Diri Bekerjasama 45-60 8 VIII Rabu, 17 Oktober 2012 Mengembangkan Kesadaran Diri Kesadaran dalam beragama 45-60 Sumber : Indikator Penelitian 44 3) Melakukan post-test sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok dengan Santun Menghormati orang lain dan menghargai pendapat orang lain 45-60 4 IV Rabu, 3 Oktober 2012 Sopan Santun Bersikap ramah dan berbicara menggunakan bahasa yang sopan 45-60 5 V Sabtu, 6 Oktober 2012 Empati Memahami perasaan orang lain 45-60 6 VI Rabu, 10 Oktober 2012 Mengembangkan Kesadaran Diri Tanggung jawab 45-60 7 VII Sabtu, 13 Oktober 2012 Mengembangkan Kesadaran Diri Bekerjasama 45-60 8 VIII Rabu, 17 Oktober 2012 Mengembangkan Kesadaran Diri Kesadaran dalam beragama 45-60 Sumber : Indikator Penelitian 44 3) Melakukan post-test sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok dengan