Metode dan Alat Pengumpul Data

3.4 Metode dan Alat Pengumpul Data

3.4.1 Metode Pengumpul Data Metode pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi ketrampilan etika pergaulan. Skala psikologi adalah alat yang digunakan untuk mengukur atribut psikologi. Skala ketrampilan pergaulan digunakan untuk mengungkap

perilaku tentang etika pergaulan siswa. Dalam hal ini untuk mengetahui peningkatan dari siswa yang mempunyai ketrampilan etika pergaulan rendah menuju ketrampilan etika pergaulan yang tinggi. Tujuan peneliti menggunakan skala psikologi karena aspek yang diukur dalam penelitian ini adalah perilaku ketrampilan etika pergaulan. Ketrampilan etika pergaulan merupakan variabel yang mengandung bagian dalam psikologi yang tidak mempunyai (eksistensi riil) keberadaan nyata, maka digunakan instrument berbentuk skala psikologi. Skala psikologi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur atribut psikologis. Menurut Azwar (2005: 3-

4) ada beberapa karakteristik alat ukur psikologis yaitu: (1) Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melaikan mengungkap indikator perilaku atribut yang bersangkutan. Dalam hal ini, meskipun subjek yang diukur memahami pertanyaan atau pernyataan namun tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki oleh pertanyaan yang diajukan sehingga jawaban yang diberikan akan tergantung pada interpretasi subjek terhadap pertanyaan tersebut dan jawabannya lebih bersifat proyektif, yaitu berupa proyeksi dari perasaan atau kepribadiannya. 49 (2) Dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk item-item, maka skala psikologi selalu berisi banyak item. Jawaban subjek terhadap satu item baru merupakan 4) ada beberapa karakteristik alat ukur psikologis yaitu: (1) Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melaikan mengungkap indikator perilaku atribut yang bersangkutan. Dalam hal ini, meskipun subjek yang diukur memahami pertanyaan atau pernyataan namun tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki oleh pertanyaan yang diajukan sehingga jawaban yang diberikan akan tergantung pada interpretasi subjek terhadap pertanyaan tersebut dan jawabannya lebih bersifat proyektif, yaitu berupa proyeksi dari perasaan atau kepribadiannya. 49 (2) Dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk item-item, maka skala psikologi selalu berisi banyak item. Jawaban subjek terhadap satu item baru merupakan

3.4.2 Alat Pengumpul Data Dengan memperhatikan jenis data dan metode pengumpulan data, maka alat pengumpul data yang digunakan berupa skala psikologis, yaitu skala ketrampilan etika pergaulan siswa. Skala ini dimaksudkan untuk mengetahui informasi tentang tingkat kriteria ketrampilan etika pergaulan pada siswa kelas VIII F SMP N 3 Demak. Pertanyaan dalam skala psikologi digunakan sebagai stimulus guna memancing jawaban yang berupa refleksi dari keadaan responden. Pertanyaan yang diajukan dirancang untuk mengumpulkan indikasi dari aspek kepribadian. Responden tidak mengetahui arah dan jawaban dari pertanyaan. Prosedur penyusunan instrument yaitu mulai dari beberapa tahapan diantaranya yaitu dari skala psikologi ketrampilan etika pergaulan disusun kisikisi intrumennya, kemudian instrument yang sudah jadi diuji cobakan kepada siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Demak. 50 Berikut ini merupakan prosedur penyusunan instrument:

Gambar 3.2

Prosedur Penyusunan Instrument Bagan di atas merupakan langkah-langkah menyusun instrument, yaitu pertama menyusun kisi-kisi instrument yang terdiri dari variabel, komponen, nomor, menyusun pertanyaan-pertanyaan, kemudian instrument jadi berupa skala selanjutnya direvisi dan instrument jadi. Untuk mengukur ketrampilan etika pergaulan siswa menggunakan skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Nazir (2005:338-340) mengemukakan bahwa prosedur dalam pembuatan likert adalah: (1) Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti yang terdiri dari item yang cukup terang disukai dan cukup terang tidak disukai. (2) Kemudian item-item tersebut dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representative dari populasi yang ingin diteliti. (3) Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item apakah ia menyenanginya (+) atau tidak menyukainya (-). Responsive tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberikan skor tertinggi. Tidak ada masalah misalnya untuk memberikan angka lima yang tertinggi dan skor satu untuk yang terendah atau sebaliknya. Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” Kisi-kisi pengembangan instrument penelitian (1) ( Instrument (2) Uji coba (3) Revisi (4) Instrument jadi (5) 51 yang disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-item yang disusun. (4) Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu tersebut. (5) Responsif dianalisa untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata balasan antara skor tertinggi dan skor rendah dalam skala total. Misalnya response responden pada upper 25% dan lower 25% dianalisa untuk melihat sampai berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda. Itemitem yang tidak menunjukkan korelasi dengan total skor dibuang, atau yang tidak menunjukkan beda yang nyata apakah masuk ke dalam skor tertinggi atau rendah juga dibuang untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan. Menurut Nazir (2005:339), skala dapat memperlihatkan item yang Prosedur Penyusunan Instrument Bagan di atas merupakan langkah-langkah menyusun instrument, yaitu pertama menyusun kisi-kisi instrument yang terdiri dari variabel, komponen, nomor, menyusun pertanyaan-pertanyaan, kemudian instrument jadi berupa skala selanjutnya direvisi dan instrument jadi. Untuk mengukur ketrampilan etika pergaulan siswa menggunakan skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Nazir (2005:338-340) mengemukakan bahwa prosedur dalam pembuatan likert adalah: (1) Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti yang terdiri dari item yang cukup terang disukai dan cukup terang tidak disukai. (2) Kemudian item-item tersebut dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representative dari populasi yang ingin diteliti. (3) Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item apakah ia menyenanginya (+) atau tidak menyukainya (-). Responsive tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberikan skor tertinggi. Tidak ada masalah misalnya untuk memberikan angka lima yang tertinggi dan skor satu untuk yang terendah atau sebaliknya. Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” Kisi-kisi pengembangan instrument penelitian (1) ( Instrument (2) Uji coba (3) Revisi (4) Instrument jadi (5) 51 yang disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-item yang disusun. (4) Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu tersebut. (5) Responsif dianalisa untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata balasan antara skor tertinggi dan skor rendah dalam skala total. Misalnya response responden pada upper 25% dan lower 25% dianalisa untuk melihat sampai berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda. Itemitem yang tidak menunjukkan korelasi dengan total skor dibuang, atau yang tidak menunjukkan beda yang nyata apakah masuk ke dalam skor tertinggi atau rendah juga dibuang untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan. Menurut Nazir (2005:339), skala dapat memperlihatkan item yang

Tabel 3.3 Penskoran Alternatif Jawaban Skala Psikologis

Alternatif (+) Skor Alternatif (-) Skor Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1 Setuju (S) 3 Setuju (S) 2 Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 4 Sumber : Nazir ( 2005:339) Dalam penyusunan skala ketrampilan etika pergaulan siswa peneliti membentuk kisi-kisi intrumen berdasarkan data dalam kajian teori. Untuk lebih jelasnya, akan disajikan pengembangan kisi-kisi instrumen tentang peningkatan ketrampilan etika pergaulan pada siswa sebagai berikut: 52

Tabel 3.4 Kisi – kisi Instrument Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Sub Variabel + _

Ketrampil an etika pergaulan

1. Ketrampilan berkomunikasi verbal

a. Terampil berkomunikasi menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami

b. Terampil berbicara dengan lancer

c. Terampil mendengarkan dan memahami

2. Ketrampilan berkomunikasi non verbal

a. Terampil berkomunikasi melalui pandangan mata dan ekspresi wajah

b. Terampil berkomunikasi melalui gerak-gerik atau gerakan badan 12,13 16,17,

3. Sopan santun a. Mampu menghormati dan menghargai orang lain (orang yang lebih tua, orang tua, guru dan 3. Sopan santun a. Mampu menghormati dan menghargai orang lain (orang yang lebih tua, orang tua, guru dan

b. Menghormati ide, pikiran dan pendapat orang lain

c. Mampu bersikap ramah tamah terhadap orang lain

d. Menggunakan bahasa (kata) yang sopan dan beradap yang membedakan hubungan dengan orang lain yang lebih tua dan teman sejawat, dan tidak menggunakan kata-kata kotor dan kasar, cacian dan pornografi 20,21 24,25 28,29

4. Empati

a. a. Mampu memahami perasaan orang lain

b. b. Ikut merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain

c. c. Mampu memahami masalah yang

43 53 sedang dihadapi orang lain 44,45 46, 47

5. Mengembangkan kesadaran diri

a. Mampu mengembangkan kesadaran untuk betanggung jawab

b. Mampu mengembangkan kesadaran dalam berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain

c. Mampu mengembangkan kesadaran dalam beragama 48,49,