PROFIL SUBJEK
B. PROFIL SUBJEK
1. Subjek 1
a. Deskripsi Subjek Subjek pertama berinisial A. A berusia sekitar 63 tahun. A adalah keturunan Tionghoa yang berasal dari Jember, Jawa Timur.
A merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Kedua kakaknya tinggal di Yogyakarta, sedangkan adiknya seorang biarawati yang tinggal di Jember. A memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki berusia sekitar 30 tahun, sudah memiliki istri dan dua orang anak. Anak perempuannya berusia 24 tahun dan belum menikah. Kedua anak A tinggal di Yogyakarta, namun A tidak mengetahui persis dimana rumah anak laki-lakinya.
A adalah seorang janda atau single parent sejak anak- anaknya masih duduk di Sekolah Dasar karena suaminya meninggal. Pada waktu suaminya meninggal, A tidak memiliki pekerjaan, A adalah seorang ibu rumah tangga. A berusaha untuk menghidupi anak-anaknya dengan bekerja keras sebagai pembantu rumah tangga. A pernah bekerja di Singapore sebagai baby sitter di rumah temannya selama dua tahun. A bekerja keras untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil waktu itu. A berhasil menyekolahkan anak laki-laki hingga lulus sebagai sarjana, sedangkan anak perempuan berhasil ia sekolahkan sampai mendapat gelar Sarjana Muda atau Diploma. A juga berhasil A adalah seorang janda atau single parent sejak anak- anaknya masih duduk di Sekolah Dasar karena suaminya meninggal. Pada waktu suaminya meninggal, A tidak memiliki pekerjaan, A adalah seorang ibu rumah tangga. A berusaha untuk menghidupi anak-anaknya dengan bekerja keras sebagai pembantu rumah tangga. A pernah bekerja di Singapore sebagai baby sitter di rumah temannya selama dua tahun. A bekerja keras untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil waktu itu. A berhasil menyekolahkan anak laki-laki hingga lulus sebagai sarjana, sedangkan anak perempuan berhasil ia sekolahkan sampai mendapat gelar Sarjana Muda atau Diploma. A juga berhasil
A termasuk orang yang cukup keras dan ‘ceplas-ceplos’ dalam berbicara. Bahasa sehari-hari yang dipakai A adalah bahasa Jawa Timur. Tidak sedikit orang yang pernah berbincang dengan A tersinggung dengan kata-katanya, padahal sebenarnya A adalah orang yang baik dan cukup bijaksana. A sering memberi makanan yang ia punya untuk lansia lain. A juga sangat peduli pada sahabatnya yang sedang kesusahan dan kesakitan.
Dalam kehidupan sehari-hari, untuk bergerak kemanapun,
A menggunakan kursi roda karena A mengalami stroke dan kelumpuhan tubuh bagian kiri. A membutuhkan bantuan perawat untuk naik ke tempat tidur dan mandi. Namun, saat makan A tidak membutuhkan bantuan siapapun, A merasa sanggup makan sendiri. Kegiatan A sehari-hari adalah menonton TV, berbincang dan bercanda dengan lansia yang lain. Selain itu, A juga selalu mengikuti kegiatan yang diadakan panti seperti kebaktian setiap pagi dan senam lansia. Senam lansia yang dilakukan di panti dengan posisi lansia duduk di bangku sehingga A masih dapat mengikuti senam lansia.
b. Latar belakang kehidupan subjek di panti wreda
A mengalami stroke sekitar tahun 2003, penyakitnya ini mengakibatkan kelumpuhan pada organ tubuh sebelah kiri.
Kelumpuhan ini membuat A harus menggunakan kursi roda untuk bergerak kemanapun. A juga memerlukan bantuan untuk tidur dan mandi. Pada waktu A mengalami stroke, anak laki-laki masih mengenyam bangku kuliah di Yogyakarta, sedangkan A masih tinggal di Jember. Anak laki-laki bermaksud untuk memindahkan
A ke Yogyakarta supaya dekat dengannya dan adiknya yang juga sekolah di Yogyakarta. A menyetujui maksud anak laki-lakinya, yaitu tinggal di Yogyakarta. Karena anak laki-laki masih ‘ngekos’,
A dimasukkan ke sebuah panti wreda yaitu panti wreda Hanna Yogyakarta. Sampai saat ini, A sudah tinggal di panti wreda hanna sekitar empat tahun. Anak laki-laki beranggapan bahwa A akan lebih terawat ketika berada di panti wreda. Setelah beberapa bulan, anak laki-laki lulus dan menikah.
Tahun pertama tinggal di panti wreda, anak laki-laki masih membiayai A. Pada waktu itu, anak laki-laki bekerja sebagai guru les. Satu tahun pertama, A merasa senang tinggal di panti wreda karena memiliki teman sebaya dan anak-anak yang perhatian padanya. Anak laki-laki, menantu dan cucu sering menengok A. Anak perempuannya juga masih sering menengok. Namun, setelah tahun kedua, anak laki-laki memiliki masalah dan terlibat hutang, bahkan sampai menjual rumah hasil kerja keras A. Beberapa waktu setelah itu, anak laki-laki tidak ada kabar dan jarang sekali menengok A. Beaya panti juga tidak dibayar oleh anak laki-laki, Tahun pertama tinggal di panti wreda, anak laki-laki masih membiayai A. Pada waktu itu, anak laki-laki bekerja sebagai guru les. Satu tahun pertama, A merasa senang tinggal di panti wreda karena memiliki teman sebaya dan anak-anak yang perhatian padanya. Anak laki-laki, menantu dan cucu sering menengok A. Anak perempuannya juga masih sering menengok. Namun, setelah tahun kedua, anak laki-laki memiliki masalah dan terlibat hutang, bahkan sampai menjual rumah hasil kerja keras A. Beberapa waktu setelah itu, anak laki-laki tidak ada kabar dan jarang sekali menengok A. Beaya panti juga tidak dibayar oleh anak laki-laki,
Sejak anak laki-lakinya tidak memberi kabar pada A dan tidak membayar beaya panti, A menjadi orang yang kurang sehat secara psikologis. A menjadi sering murung dan melamun. Ketika dikunjungi orang lain, A selalu menceritakan tentang anak laki- lakinya yang sangat ia banggakan dan cintai namun tega meninggalkan A. A sempat memiliki keinginan dan sudah mencoba untuk bunuh diri, namun tidak berhasil karena diketahui oleh perawat. A juga pernah mencoba untuk melarikan diri dari panti. Selain itu, A juga berniat untuk merusak panti karena ia membenci pihak panti. A merasa diperlakukan tidak baik oleh perawat semenjak ia tidak membayar selama dua tahun terakhir. A menjadi orang yang kurang baik diantara lansia yang lain, ia memiliki pikiran-pikiran yang buruk pada orang lain. A sangat merindukan anak laki-lakinya yang sangat ia sayangi dan banggakan.
2. Subjek 2
a. Deskripsi Subjek Subjek kedua berinisial B. B berusia sekitar 73 tahun. B merupakan anak ke sebelas dari empat belas bersaudara. B a. Deskripsi Subjek Subjek kedua berinisial B. B berusia sekitar 73 tahun. B merupakan anak ke sebelas dari empat belas bersaudara. B
B bekerja di sebuah perusahaan kapal di Surabaya kurang lebih selama 30 tahun. B sering bertugas keluar negeri dan dilakukan sendiri. B termasuk wanita yang kuat dan tangguh karena sanggup hidup dan bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri. B juga dikenal sebagai orang yang baik, ramah dan berwibawa oleh orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu banyak orang yang menyayangi B, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
B memiliki hobi keliling dunia dengan uang hasil kerja kerasnya. B sering berlibur ke tempat saudara-saudaranya yang jauh seperti di Bali, Lombok, dan Sulawesi. B memiliki banyak keponakan yang tinggal di Jakarta dan tersebar di seluruh Indonesia. B merasa bangga memiliki saudara-saudara yang sudah sukses seperti dirinya ketika masih muda. Ketika ada yang berkunjung, B selalu bercerita tentang keponakan-keponakannya.
Keponakannya juga sering menelpon B untuk menanyakan kabarnya.
Setelah pensiun, B sempat mengalami sakit keras yaitu kanker dan jantung. B berhasil sembuh dari penyakit kanker getah bening yang dideritanya. B berjuang untuk sembuh dengan bantuan kemoterapi. B sangat bersyukur dan bangga karena berhasil sembuh dari penyakit kanker ganas yang sudah memasuki stadium empat. B berhasil sembuh karena bantuan dari kakaknya yang bekerja sebagai dokter. Keponakannya juga membantu merawat B selama masa pemulihan.
Dalam kehidupan sehari-harinya, B dikenal sebagai seorang yang berwibawa, bijaksana dan dihormati serta disayangi. Banyak anak-anak yang datang mengunjungi B untuk didoakan supaya berhasil dalam ujian. B disayangi oleh banyak orang termasuk mahasiswa yang datang untuk melakukan penelitian di panti wreda. Perawat dan pengurus panti juga sangat menghormati B, karena kewibawaan B dan pengetahuannya tentang panti. B sudah tinggal di panti wreda selama kurang lebih sembilan tahun.
b. Latar belakang kehidupan subjek di panti wreda
B pensiun pada usia 55 tahun. Setelah pensiun B merasa stress dan bingung karena harus mengubah kebiasaan, dari bekerja setiap hari dan harus berhenti bekerja. B merasa bingung dengan B pensiun pada usia 55 tahun. Setelah pensiun B merasa stress dan bingung karena harus mengubah kebiasaan, dari bekerja setiap hari dan harus berhenti bekerja. B merasa bingung dengan
B menemukan sebuah panti di Yogyakarta yaitu panti yang dimiliki pemerintah di daerah jalan Kaliurang. B sempat tinggal beberapa bulan di sana, namun B merasa tidak betah, lalu B mencoba mencari panti wreda yang lainnya hingga B menemukan panti wreda Hanna Yogyakarta. B pindah ke panti wreda Hanna, lalu tinggal disana kurang lebih sudah sembilan tahun sampai saat ini. B merasa sudah betah dan cocok tinggal di panti wreda Hanna dan ingin menghabiskan masa tuanya di panti wreda Hanna.
Beaya hidupnya selama di panti ditanggung oleh kakaknya, namun setelah kakaknya meninggal, keponakannya lah yang menanggung beaya panti. B masih sering berhubungan dengan keponakan-keponakannya lewat telepon. Keponakan B sesekali juga menengok B. Dari empat belas bersaudara, hanya tinggal B dan adiknya yang terakhir yang masih hidup. B sering merasa sedih ketika mengingat bahwa saudara-saudaranya sudah lebih dulu meninggalkan B. Namun kesedihan B ini tidak membuat B Beaya hidupnya selama di panti ditanggung oleh kakaknya, namun setelah kakaknya meninggal, keponakannya lah yang menanggung beaya panti. B masih sering berhubungan dengan keponakan-keponakannya lewat telepon. Keponakan B sesekali juga menengok B. Dari empat belas bersaudara, hanya tinggal B dan adiknya yang terakhir yang masih hidup. B sering merasa sedih ketika mengingat bahwa saudara-saudaranya sudah lebih dulu meninggalkan B. Namun kesedihan B ini tidak membuat B