KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pengalaman proses kesepian yang dialami kedua subjek memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan terletak pada alur proses kesepian yang mereka alami sedangkan perbedaan mengacu pada status ekonomi dan sosial kedua subjek serta latar belakang mereka tinggal di panti wreda. Perbedaan ini sangat berpengaruh pada proses kesepian yang dialami kedua subjek. Perbedaan ini memperlihatkan bagaimana pengaruh perasaan-perasaan kesepian terhadap kehidupan subjek. Subjek A dengan status ekonomi dan sosial menengah ke bawah memiliki sikap yang lebih negatif yaitu membenci perawat dan orang-orang di sekelilingnya. Selain itu, A memiliki keinginan bunuh diri akibat kesepian yang disertai perasaan putus asa dan kehilangan yang membuatnya depresi dan tidak bermakna. Sedangkan B dengan status ekonomi dan sosial menengah ke atas memiliki sikap yang lebih positif. Sikap positif B membuat B dihormati dan dihargai oleh orang-orang disekitarnya.
Perbedaan latar belakang tinggal di panti wreda juga berpengaruh pada proses kesepian yang dialami kedua subjek. B dengan latar belakang tinggal di panti; memutuskan sendiri lebih merasa nyaman tinggal di panti walaupun B mengalami kesepian. Berbeda dengan A yang terpaksa tinggal di panti wreda, A merasa menderita dan tidak betah tinggal di panti.
Kesimpulannya adalah perbedaan status ekonomi dan sosial serta latar belakang tinggal di panti sangat berpengaruh pada bagaimana kedua subjek mengalami kesepian dan pengaruh kesepian itu sendiri terhadap kehidupan subjek.
Koping yang digunakan oleh kedua subjek adalah koping yang terfokus pada emosi yaitu mengalihkan perhatian, menyerah dan mencari dukungan sosial. Kedua subjek mengurangi perasaan-perasaan kesepian dengan koping tersebut. Kesepian tidak hilang namun berkurang ketika kedua subjek melakukan koping semacam ini. Kesepian tidak hilang dan terus berulang karena sumber kesepian kedua subjek tidak dapat diubah.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini hanya melibatkan dua subjek lansia karena dari 36 orang lansia yang tinggal di panti wreda Hanna Yogyakarta hanya sekitar 4-5 orang lansia yang masih dapat menangkap dan berkomunikasi dengan baik. Penelitian ini menjadi terbatas karena data yang didapat kurang menggambarkan populasi.
C. SARAN
1. Bagi Pihak Panti Wreda
Dengan mengetahui tentang gambaran pengalaman kesepian yang dialami kedua subjek, pihak panti wreda Hanna Yogyakarta dapat membantu kedua subjek untuk mengurangi kesepian mereka. Untuk
subjek pertama, pengurus panti wreda dapat membantu mencari anak laki-laki subjek dan memintanya untuk menemui subjek. Selain itu, perawat diharapkan untuk tidak lagi memberikan perlakuan yang buruk terhadap subjek. Untuk subjek kedua, pengurus panti wreda dapat sesekali mengantarkan subjek untuk menemui keponakannya yang ada di luar kota atau mengijinkan subjek di jemput keponakannya untuk berlibur dan melihat keadaan di luar panti wreda. Pengurus panti wreda Hanna Yogyakarta sebaiknya perlu memberikan kegiatan tambahan bagi para lansia supaya para lansia lupa terhadap kesepian ataupun masalah lain yang mengganggu kesehatan mereka.
2. Bagi Keluarga Lansia yang Tinggal di Panti Wreda
Berdasarkan hasil penelitian, subjek yang tidak memiliki keinginan sendiri untuk tinggal di panti wreda lebih rentan terhadap kesepian karena terpaksa tinggal di panti wreda. Sebaiknya keluarga mempertimbangkan dengan baik sebelum menitipkan lansia di panti wreda, apakah sesuai dengan keinginan lansia atau tidak. Selanjutnya, keluarga sebaiknya tetap memperhatikan lansia, mengunjungi dengan rutin dan mengetahui cerita hidup lansia di panti wreda. Hal ini perlu dilakukan supaya lansia tidak merasa hidup sendiri dan kesepian karena kehilangan hubungan dengan keluarga.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan yang sama mengenai topik ini, sebaiknya menambah jumlah subjek supaya data Peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan yang sama mengenai topik ini, sebaiknya menambah jumlah subjek supaya data