Persediaan Air dan Sanitasi

2.9 Persediaan Air dan Sanitasi

2.9.1 Penyediaan Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990). Persyaratan tersebut juga memperhatikan pengamanan terhadap sistem distribusi air bersih dari instalasi air bersih sampai pada konsumen.

Sedangkan air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan yang dapat diminum. Alasan kesehatan dan teknis yang mendasari penentuan standar kualitas air minum adalah efek-efek dari setiap parameter jika melebihi dosis yang telah ditetapkan. Pengertian dari standar kualitas air minum adalah batas operasional dari kriteria kualitas air dengan memasukkan pertimbangan non teknis, misalnya kondisi sosial-ekonomi, target atau tingkat kualitas produksi, tingkat kesehatan yang ada dan teknologi yang tersedia. Sedangkan kriteria kualitas air merupakan putusan ilmiah yang mengekspresikan hubungan dosis dan respon efek, yang diperkirakan terjadi kapan dan dimana saja unsur-unsur pengotor mencapai atau melebihi batas maksimum yang ditetapkan, dalam waktu tertentu. Dengan demikian, maka kriteria kualitas air merupakan referensi dari standar kualitas air.

Berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990, yang membedakan antara kualitas air bersih dan air minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis, dan radiologis maksimum yang diperbolehkan.Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian), dan sebagainya. menurut perhitungan WHO di negara-negara maju setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari (Notoatmodjo, 2011).Manusia dan makhluk hidup lain di alam memerlukan air untuk proses-proses psikologis yang dibedakan antara lain: Berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990, yang membedakan antara kualitas air bersih dan air minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis, dan radiologis maksimum yang diperbolehkan.Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian), dan sebagainya. menurut perhitungan WHO di negara-negara maju setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari (Notoatmodjo, 2011).Manusia dan makhluk hidup lain di alam memerlukan air untuk proses-proses psikologis yang dibedakan antara lain:

b. Kebutuhan non domestik, adalah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk beberapa kegiatan seperti: - Kebutuhan institusional, adalah kebutuhan air bersih untuk

kegiatan perkantoran dan tempat pendidikan atau sekolah. - Kebutuhan komersial dan industri, adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan hotel, pasar, pertokoan, restoran. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk industri biasanya digunakan untuk air pendingin, air pada boiler untuk pemanas, dan bahan baku proses.

- Kebutuhan fasilitas umum, adalah kebutuhan air bersih untuk

kegiatan tempat-tempat ibadah, rekreasi dan terminal.

2.9.2 Persyaratan Dalam Penyediaan Air Bersih

Ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih. Persyaratan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Persyaratan kualitatif. Menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih.

b. Persyaratan kuantitatif. Dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya, air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk yang akan dilayani. Selain itu jumlah air yang dibutuhkan sangat tergantung pada tingkat kemajuan teknologi dan sosial ekonomi masyarakat setempat. Sebagai contoh, negara-negara yang telah maju memerlukan air bersih yang lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat di negara-negara berkembang.

c. Persyaratan Kontinuitas. Untuk penyediaan air bersih sangat erat hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada di alam. Arti kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air c. Persyaratan Kontinuitas. Untuk penyediaan air bersih sangat erat hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada di alam. Arti kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air

2.9.3 Sistem Penyediaan Air Bersih

a. Sumber/Asal Air Baku Utama Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus

diperhatikan persyaratan utamanya yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan biaya yang murah dalam proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya. Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih dikelompokkan sebagai berikut:

• Air Hujan Air hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air hujan adalah sebagai berikut: - Bersifat lunak karena telah mengandung larutan garam dan zat-zat

mineral. - Air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih. - Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat kimia yang

terdapat di udara seperti NH 3 , CO 2 agresif, ataupun SO 2. Adanya konsentrasi SO 2 yang tinggi di udara yang bercampur dengan air hujan akan menyebabkan terjadinya hujan asam (acid rain).

Dari segi kuantitas, air hujan tergantung pada besar kecilnya curah hujan. Sehingga air hujan tidak mencukupi untuk persediaan air minum karena jumlahnya berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat diambil secara terus menerus karena tergantung musim. Pada musim kemarau kemungkinan air akan menurun karena tidak ada penambahan air hujan.

• Air Permukaan Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber atau

bahan baku air bersih adalah:

- Air waduk (berasal dari air hujan) - Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air) - Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air).

Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi dengan berbagai zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengelolaan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh masyarakat. Kontaminan atau zat pencemar ini berasal dari buangan domestik, buangan industri dan limbah pertanian. Zat-zat pencemar tersebut antara lain Total Suspended Solid (TSS), yang berpengaruh pada kekeruhan, zat-zat organik, logam berat dari air limbah industry misalnya industri baterai yang menghasilkan Pb (timbal). Kontinuitas dan kuantitas dari air permukaan dapat dianggap tidak menimbulkan masalah yang benar untuk penyediaan air bersih yang memakai bahan baku air permukaan.

• Air Tanah Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada

waktu air melalui lapisan-lapisan tanah. Secara praktis air tanah adalah bebas dari polutan karena berada di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan seperti kandungan Fe, Mn, kesadahan yang terbawa oleh aliran permukaan tanah. Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal mempunyai kualitas lebih rendah dibanding kualitas air tanah dalam. Hal ini disebabkan air tanah dangkal lebih mudah mendapat kontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai penyaring lebih sedikit.

Dari segi kuantitas, apabila air tanah dipakai sebagai sumber air baku air bersih adalah relatif cukup. Tetapi bila dilihat dari segi komunitasnya maka pengambilan air tanah harus dibatasi, karena dikhawatirkan dengan pengambilan yang secara terus menerus akan menyebabkan penurunan muka air tanah. Karena air di alam merupakan rantai yang panjang menurut siklus hidrologi, maka bila terjadi penurunan maka air tanah Dari segi kuantitas, apabila air tanah dipakai sebagai sumber air baku air bersih adalah relatif cukup. Tetapi bila dilihat dari segi komunitasnya maka pengambilan air tanah harus dibatasi, karena dikhawatirkan dengan pengambilan yang secara terus menerus akan menyebabkan penurunan muka air tanah. Karena air di alam merupakan rantai yang panjang menurut siklus hidrologi, maka bila terjadi penurunan maka air tanah

Keuntungan: air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami purifikasi atau penjernihan. Persediaan air cukup banyak untuk sepanjang tahun walaupun ketika musim kemarau tiba.Kerugian: air tanah mengandung zat-zat mineral dengan konsentrasi tinggi seperti magnesium, kalsium, serta logam berat, seperti besi sehingga menimbulkan kesadahan pada air, dan memerlukan alat pompa untuk mengisap dan mengalirkan air ke atas permukaan tanah.

• Mata Air Dari segi kualitas, mata air adalah sangat baik bila dipakai sebagai air

baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, sehingga belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Biasanya lokasi mata air merupakan daerah terbuka, sehingga mudah terkontaminasi oleh lingkungan sekitar. Contohnya banyak ditemui bakteri E-Coli pada air mata air.

Dilihat dari segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sungai sangat terbatas sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk tertentu. Begitu pula bila mata air tersebut secara terus menerus kita ambil semakin lama akan habis dan terpaksa penduduk mencari sumber mata air yang baru.

b. Sistem individual dan Komunal Untuk menentukan sistem penyediaan air bersih pada masyarakat, maka perlu dilakukan klarifikasi sistem pelayanan air bersih yang meliputi sistem individual dan sistem komunal. Sistem individual dan sistem komunal dalam penyediaan air bersih masih dapat dijumpai pada masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan. Sistem individual dititikberatkan pada pengusahaan pemenuhan kebutuhan air bersih secara individu atau perorangan sedangkan sistm komunal, pemenuhannya dilakukan secara teroragnisasi melalui sistem pipanisasi. Beberapa sarana penyediaan air bersih secara individual adalah sebagai berikut:

- Sumur gali (Dug well) Sumur ini dibuat dengan penggalian tanah sempai kedalaman tertentu maksimum 20 meter, umumnya tidak terlalu dalam sehingga hanya mencapai air tanah di lapisan atas. Oleh karena itu air yang diperoleh sering berkurang airnya pada musim kemarau, sehingga secara kantitatif sulit untuk menjamin kontinuitasnya.

- Sumur Pompa Tangan Dalam (Drilled Well) Adalah sumur yang dibuat dengan kedalaman pipa 30 meter, kedalaman muka air lebih dari 7 meter dan dapat dipergunakan untuk melayani kebutuhan beberapa keluarga. Kontaminasi air sumur dapat berasal dari sumber pencemaran di sekitarnya dan dari permukaan tanah dimana batang pompa ditanam.

- Sumur Bor (Bored Well) Sumur bor adalah sumur yang dibuat dengan bantuan auger. Kedalaman minimum 100 meter. - Sumur Pompa Tangan Dangkal Adalah sumur yang dibuat dengan kedalaman pipa maksimum 18 meter dan sesuai untuk kedalaman muka air lebih kecil dari 7 meter. - Bak Penampungan Air Hujan Pada daerah-daerah terteuntu yang tidak atau sedikit memiliki sumber air, air hujan dimanfaatkan untuk persediaan air bersih untuk keperluan air minum dan keperluan sehari-hari yang lain terutama pada musim hujan, di samping juga untuk persediaan air pada waktu musim kemarau. Untuk menyimpannya air hujan ditampung dalam suatu bejana atau bak Penampungan Air Bersih (PAH). Bak penampungan iar hujan ini juga dapat digunakan untuk penyediaan air bersih secara komunal. Beberapa sistem penyediaan air bersih secara komunal adalah sebagai berikut:

o Melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) PDAM adalah merupakan organisasi pengelola air pada

daerah tingkat II yang melayani air melalui sistem perpipaan yang daerah tingkat II yang melayani air melalui sistem perpipaan yang

o HIPPAM (Himpunan Petani Pemakai Air) HIPPAM merupakan organisasi pengelola air di daerah

pedesaan dimana HIPPAM biasanya akan memanfaatkan sumber mata air yang ada di wilayah masing-masing melalui pembinaan dari Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya Sub Teknik Penyehatan dan Lingkungan, terutama untuk masalah teknis pembuatan bangunan pengolahan. Sehingga dengan demikian, maka pengelolaan selanjutnya merupakan tanggung jawab masyarakat desa dan aparat pengelola telah ditetapkan oleh Kepala Daerah Tingkat II masing-masing.

Bagi masyarakat yan ingin mendapatkan pelayanan melalui HIPPAM akan dikenakan iuran bulanan sesuai dengan ketentuan masing-masing pengelola HIPPAM. HIPPAM ini nantinya dapat menjadi embrio dari PDAM setelah melalui serangkaian studi kelayakan terutama kelayakan sumber air baku dan kelayakan dari segi ekonomisnya.

o Pembangunan Hidran Umum, Kran Umum dan Terminal Air. Program pembangunan ini terutama ditujukan untuk

mengantisipasi semakin mahalnya harga air relatif terhadap tingkat penghasilan masyarakat dan juga untuk daerah-daerah kumuh dan terpencil yang rawan air.

o Perlindungan Mata Air (PMA). Perlindungan mata air merupakan sistem penyediaan air

bersih dengan memanfaatkan sumber mata air. Cakupan pelayanan maksimum PMA adalah 500 jiwa. Umumnya PMA digunakan untuk wilayah atau daerah pedesaan dimana masih dijumpai adanya sumber mata air.

2.9.4 Sanitasi Air

Sanitasi adalah cara dan usaha individu atau masyarakat untuk memantau dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk penyehatan lingkungan fisik antara lain penyediaan air bersih, mencegah terjadinya pencemaran udara, air dan tanah serta memutuskan rantai penularan penyakit infeksi dan lain-lain yang dapat membahayakan serta menimbulkan kesakitan pada manusia atau masyarakat.

Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebabkan melalui air sehingga menimbulkan wabah penyakit dimana-mana (Chandra, 2009). Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat kerena persediaan air bersih yang terbatas akan memudahkan timbulnya berbagai penyakit di masyarakat. Kebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan setiap orang setiap hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air bervariasi dan tergantung dengan keadaan iklim, standar kehidupan dan kebiasaan masyarakat. Sumur sanitasi adalah jenis sumur yang telah memenuhi persyaratan sanitasi dan terlindung dari kontaminasi air kotor. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun sumur antara lain:

Lokasi. Langkah pertama adalah menentukan tempat untuk mendirikan sumur. Jarak dari sumber pencemaran, seperti kakus, kandang ternak,

sampah dan lain-lainnya, minimal 15 meter dan terletak lebih tinggi dari sumber pencemaran.

Dinding sumur. Harus dilapisi dengan batu yang disemen dan paling tidak sedalam 6 meter dari permukaan tanah.

Dinding parapet. Merupakan dinding yang berbatasan dengan dinding sumur dan harus dibuat setinggi 70-75 cm dari permukaan tanah serta

merupakan satu kesatuan dengan dinding sumur. Lantai kaki lima. Harus terbuat dari semen dan lebih kurang 1 meter ke

seluruh jurusan melingkari badan sumur dengan kemiringan sekitar 10 derajat ke arah tempat pembuangan air (drainage).

Drainage. Adalah saluran tempat pembuangan air harus dibuat berhubungan dengan parit supaya tidak terjadi genangan air di sekitar

sumur. Tutup sumur. Sumur sebaiknya ditutup dengan penutup terbuat dari

batu terutama pada sumur umum agar dapat mencegah kontaminasi langsung pada sumur.

Pompa tangan/listrik. Sumur harus dilengkapi dengan pompa tangan/listrik karena bila memakai ember/timba kemungkinan

terjadinya kontaminasi cukup besar. Tanggung jawab pemakai. Pada sumur umum harus dijaga

kebersihannya bersama-sama oleh masyarakat karena kontaminasi dapat terjadi setiap saat.

Kualitas air. Kualitas sumur perlu terus dijaga dengan pemeriksaan fisik, kimia dan bakteriologis secara teratur terutama pada saat

terjadinya wabah muntaber atau penyakit saluran pencernaan lainnya. Kesadahan pada air (Hardness of Water) Kesadahan pada air dapat disebabkan oleh adanya garam-garam anorganik

atau persenyawaan antara lain kalsium dan magnesium dengan bikarbonat, kalsium dan magnesium dengan sulfat, nitrat dan klorida, dan garam-garam besi, seng dan silika. Kesadaha pada air dapat bersifat sementara (temporary), dan menetap (permanent). Kesadahan pada air yang bersifat sementara disebabkan oleh adanya persenyawaan kalsium dan mangnesium dengan bikarbonat dan kesadahan air bersifat permanen bila terdapat persenyawaa kalsium dan magnesium dengan sulfat, nitrat dan klorida.Cara mengurangi kesadahan antara lain:

- Memasak. Air dimasak untuk mengeluarkan CO 2 dan mengendapkan CaCO 3 yang teidak terlarut. Cara ini sangat mahal bila dipergunakan untuk skala yang besar. - Penambahan kapur (Metode Clark). Penambahan kapur pada air dengan kesedahan sementara akan mengabsorbsi CO 2 dan mengendapkan CaCO 3 yang tidak terlarut. Caranya kapur (quick lime) - Memasak. Air dimasak untuk mengeluarkan CO 2 dan mengendapkan CaCO 3 yang teidak terlarut. Cara ini sangat mahal bila dipergunakan untuk skala yang besar. - Penambahan kapur (Metode Clark). Penambahan kapur pada air dengan kesedahan sementara akan mengabsorbsi CO 2 dan mengendapkan CaCO 3 yang tidak terlarut. Caranya kapur (quick lime)

- Penambahan Natrium Bikarbonat. Efektif digunakan untuk menghilangkan kesadahan air sementara atau permanen. - Proses Base Exchange. Dalam melakukan pelunakan terhadap suplai air yang besar digunakan proses permutit. Natrium permutit adalah ersenyawaan komplek dari sodium aluminium dan silica (Na 2, Al, SiO,

xH 2 O). Pada proses permutit akan terjadi pertukaran kation Na dengan ion Ca dan Mg didalam air. Seluruh ion Ca dan Mg akan dilepas dengan base exchange dan natrium permutit sehingga menjadi kalsium dan magnesium permutit, dengan demikian air dapat dilunakkan sampai kesadahan nol (zero hardness). Air dengan kesadahan nol (zero hardness) bersifat korosif, untuk itu hanya perlu dilakukan pelunakan air sampai dengan batasan agak keras yaitu 1-3 mEq/l.

Purifikasi Air Merupakan salah satu cara penjernihan atau purifikasi sumber air baku

untuk mendapat air bersih dan dapat dilakukan dalam skala besar maupun kecil sesuai dengan kebutuhan. Purifikasi air dapat dibagi menjadi purifikasi air dalam skala besar dan skala kecil.

- Purifikasi Air dalam Skala Besar. Dilakukan di daerah perkotaan seperti instalasi penjernihan air bersih (PAM) melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Penyimpanan (storage). Air baku diisap atau dialirkan dari sumber seperti sungai, kali dan lainnya ke dalam bak penampung alamiah atau buatan yang terlindung dari pencemaran. Air yang telah disimpan dalam wadah penampungan ini akan mengalami proses purifikasi secara ilmiah yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Fisik. Kualitas air sudah dapat diperbaiki sekitar 90% dari benda yang terlarut dalam air akan mengendap dalam waktu 24 1. Fisik. Kualitas air sudah dapat diperbaiki sekitar 90% dari benda yang terlarut dalam air akan mengendap dalam waktu 24

2. Kimiawi. Pada saat penampungan, terjadi proses kimiawi, yaitu bakter-bakteri aerobik akan mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat didalam air dengan bantuan oksigen bebas yang menyebabkan berkurangnya amoniak bebas dan bertambahnya nitrat.

3. Biologis. Organisme pathogen berangsur-angsur akan mati. Keadaan ini dapat dilihat bila air disimpan 5-7 hari, maka jumlah bakterinya akan berkurang sampai 90%.

Batas waktu optimum untuk penampungan berkisar antara 10-

14 hari, bila lebih lama akan tumbuh tanaman air seperti alga, yang dapat menimbulkan rasa dan bau tidak enak serta perubahan warna pada air.

b. Penyaringan (filtration). Merupakan tahap kedua proses purifikasi air dan merupaakan proses yang sangat penting. Dalam proses filtrasi ini, sekitar 98-99% bakteri didalam air akan berkurang atau disaring. Proses filtrasi dapat dilakukan dengan cara slow sand filter (biological filter). Slow sand filter dipakai untuk proses purifikasi air dalam skala kecil. Pada tahun 1804, Skotlandia dan London di Inggris, pertama kali mempergunakan slow sand filter untuk proses purifikasi air. Pada abad ke-19, slow sand filter ini telah dipergunakan luas di seluruh penjuru dunia dan sampai saat ini masih dipergunakan sebagai metode standar untuk proses purifikasi air.

Pembersihan filter dalam keadaan normal, slow sand filter dapat dipakai terus berminggu-minggu sampai berbulan-bulan tanpa perlu dibersihkan. Pada keadaan terjadinya peningkatan resistensi kotak filter secara terus-meneurus walaupun katup regulasi dibuka penuh tetapi resistensi tetap meningkat dan kecepatan filtrasi menurun, maka bagian atas lapisan sand filter Pembersihan filter dalam keadaan normal, slow sand filter dapat dipakai terus berminggu-minggu sampai berbulan-bulan tanpa perlu dibersihkan. Pada keadaan terjadinya peningkatan resistensi kotak filter secara terus-meneurus walaupun katup regulasi dibuka penuh tetapi resistensi tetap meningkat dan kecepatan filtrasi menurun, maka bagian atas lapisan sand filter

Keuntungan slow sand filter adalah mudah dibuat dan dioperasikan, biaya pembuatannya lebih murah dibangdingkan denga rapid sand filter, dan proses filtrasi baik fisik, kimiawi maupun bakteriologis yang terjadi cukup tinggi, sehingga reduksi bakteri setelah proses filtrasi mencapai 99,9-99.999% dan reduksi E-Coli mencapai 99-99.9%.